Devil's Fruit (21+)

Berhasil Dipulihkan



Berhasil Dipulihkan

4Fruit 997: Berhasil Dipulihkan      0

Telapak tangan Druana mengarah ke perut berlubang Vargana. Energi Druana masuk secara besar-besaran. Tak ada banyak waktu lagi, karena ini sudah terlalu lama sejak Vargana terluka. Maka, tak heran jika aliran cahaya kabut energi hijau Druana yang pekat masuk secara masif ke perut Vargana.     

Dalam waktu beberapa menit, terciptalah organ usus Vargana. Semua orang di sana menahan sorak girang mereka. Ini membuat harapan mereka naik.     

Sungguh, jika Vargana bukanlah keturunan iblis, dia pasti akan langsung mati begitu perutnya berlubang dan kehilangan beberapa organ penting di sana. Dia masih bisa bertahan hanya karena dia iblis, meski itu tidak bisa berlangsung lama atau akan melemahkan daya dia dan mematikan kehidupannya.     

Ketika Druana sedang mengupayakan kemunculan organ lainnya, Andrea dan Rogard keluar dari Alam Cosmo. Si putri cambion sudah membawa sebuah pil di tangannya. Wajah dia dan Rogard sama-sama penuh jelaga, yang menandakan pasti tadi ada trial and error atau mungkin juga terjadi ledakan di Pondok Alkimia saat proses fusi.     

Yah, setidaknya, Andrea telah berhasil membuat sebuah pil usai usaha luar biasa dia dan Rogard.      

"Aku bawa ini! Aku bawa-ohh hei, Druana!" Ia melihat adanya Druana di depan sang keponakan dan dia makin lega dengan kemunculan si iblis medis yang dia percaya pasti akan lebih cepat menolong Vargana. Andrea sudah mengakui kehebatan dari Druana.     

"Apa itu, Tuan Putri?" tanya Druana tanpa menghentikan aliran deras energi healer dia ke perut Vargana, di sana sudah hampir tercipta organ ginjal kanan Vargana.      

"Coba tebak dari baunya." Andrea mendekatkan pil berwarna emas berkilauan itu ke depan hidung Druana.     

Si iblis medis terbelalak. "Are you kidding me, Princess?" Matanya membelalak ke Andrea yang terkekeh. "Jangan katakan itu ... itu ..."     

"Pil Pembangkit Dewata." Pangeran Djanh malah yang meneruskan.      

"Ehh? Pangeran mengetahui mengenai pil itu?" Druana menoleh ke Pangeran Djanh.      

Pangeran dari kerajaan Huvro itu terkekeh santai. "Aku pernah tau pil langka itu ketika ayahku menggunakannya untuk membangkitkan salah satu jenderal terkuat kami dari kematian."     

Orang di situ saling terkesiap mendengar ucapan Pangeran Kerajaan Huvro. Pil yang bisa membangkitkan orang mati! Seberapa gilanya itu?!     

"Tidak kusangka Tuan Putri berhasil membuat itu," puji Pangeran Djanh. "itu tandanya bakat alkemia Tuan Putri sungguh besar dan termasuk langka di Underworld. Kuharap mulai kini, Tuan Putri harus merahasiakan keberhasilan membuat pil Pembangkit Dewata atau nyawamu bisa dalam bahaya, Putri."     

"Ehh?" Andrea sampai tertegun akan ucapan dari Pangeran Djanh. Dia sambil memasukkan pil sebesar bola bekel kecil itu ke mulut Vargana. Pil besar warna emas kemilau itu langsung meleleh dan menyerbu masuk ke tenggorokan Vargana tanpa gadis itu susah payah menelan. Itulah keunggulan pil hasil alkemia.     

"Pangeran, kenapa istriku harus merahasiakan kemampuannya membuat pil langka itu?" Dante yang juga sudah masuk ke alam pribadi anaknya, penasaran akan kalimat anjuran dari Pangeran Djanh.     

"Karena langkanya alkemis yang bisa membuat pil itu, Pangeran Dante." Pangeran Djanh menjawab dan melanjutkan, "jika orang-orang Underworld tau mengenai kemampuan Putri Andrea, mereka akan melakukan apapun untuk menculik Putri Andrea dan mungkin memaksa istrimu membuat pil itu untuk stok mereka. Banyak kerajaan yang rela bertempur, berperang, hanya demi memperebutkan seorang alkemis yang mampu membuat pil langka."     

"Ohh, ternyata begitu." Andrea manggut-manggut. "Aku kan bisa sembunyi atau melawan jika mereka menculikku. Mereka tidak bisa memaksaku."     

"Jangan salah, Tuan Putri," imbuh Pangeran Djanh. "sudah banyak alkemis berbakat yang dibunuh pihak-pihak yang egois. Apalagi jika alkemis itu berpihak pada salah satu kerajaan, maka kerajaan lawan akan mengejar, memburu dan membunuh alkemis itu agar kerajaan yang memiliki si alkemis mengalami kerugian."     

"Jadi ... katakanlah ... seperti ungkapan, kalau aku tidak bisa memilikimu, maka orang lain juga tidak boleh memilikimu. Begitukah?" Jovano ikut bicara.     

"Tepat sekali, Pengeran Muda Jo." Pangeran Djanh tersenyum ke putra sulung Dante.     

"Orang Underworld memang gila!" Andrea mendengus.     

"Putri jangan lupa bahwa manusia pun bertindak semacam itu sejak dahulu kala." Pangeran Djanh terkekeh. Dia teringat bagaimana dulunya Andrea sangat membenci kaum iblis tanpa si cambion menyadari bahwa manusia juga banyak yang berkelakuan bagai iblis.     

Tak berapa lama, ginjal kanan Vargana berhasil tercipta, dan semua orang semakin bersuka cita. Vargana juga sudah menelan Pil Pembangkit Dewata buatan bibinya yang berbakat besar dalam bidang alkimia.     

Kini, Druana sedang memperbaiki ginjal kiri gadis itu sembari juga memperbaiki lambungnya yang tinggal setengah.      

Sementara itu, Shona masih juga membantu dengan memberikan healing dia pada tubuh Vargana yang dingin agar menjadi hangat.      

Semua orang begitu antusias akan perkembangan dari upaya Druana dan Shona. Senyum optimis mereka muncul sembari organ di perut Vargana mulai hadir satu demi satu secara lengkap dan terbentuk.     

Dan setelah ginjal kiri dan lambung beres, Druana hanya tinggal memperbaiki liver Vargana saja. Setelah itu, dia bisa memunculkan jaringan saraf, otot dan penumbuhan sel-sel di sana sehingga akan menciptakan susunan tubuh yang baru yang nantinya juga akan menumbuhkan daging dan kulit baru.     

Sungguh sangat beruntung bahwa bukan dada Vargana yang dilubangi serangan. Andaikan bagian dada apalagi terkena jantungnya, maka bisa dipastikan Vargana tidak akan bisa bertahan selama seperti sekarang. Dia akan sudah menghembuskan napas sejak tadi.     

Sedangkan kini, Druana sudah berhasil memperbaiki liver Vargana. Tinggal sentuhan terakhir yaitu menciptakan berbagai jaringan di sana untuk menutup organ-organ tadi dan semua akan beres secara sempurna.      

"Sebentar lagi Varga akan sembuh." Myren tersenyum gembira sambil berbicara pada sang putri yang masih dia topang di dadanya.      

Vargana melirik lemah ke ibunya namun dia masih bisa tersenyum. Wajah cantiknya tidak sepucat sebelumnya.      

"Ini adalah kerja sama yang hebat antara Shona, Druana dan Andrea." Dante ikut berpendapat dan menatap bangga ke istrinya. Bagaimana pun juga, sang istri turut andil dalam mempercepat terciptanya kesembuhan pada tubuh keponakannya.      

"He he ... aku cuma bantu dikit, kok!" Andrea mengusap cepat hidungnya. "Druana dan Shosho tuh yang gila-gilaan ngasih energi healer mereka."     

"Udah, udah, sama-sama besar kontribusinya, oke?" Myren menimpali. "Terima kasih untuk kalian bertiga. Aku sangat berterima kasih." Sebagai seorang ibu, tentu dia amat senang anaknya berhasil diselamatkan.      

"Sama-sama, Tuan Putri." Druana tersenyum sambil mengerling satu mata pada Myren.     

"Huh, jangan memanggilku tuan putri, itu terdengar menggelikan di kupingku. Aku lebih suka dipanggil jenderal saja." Myren menambahkan. Druana terkekeh genit dan memanggil 'jenderal' ke Myren.      

Pangeran Abvru bukan main leganya melihat organ-organ penting di perut Vargana bisa pulih lagi dan tercipta baru. Dia berjanji setelah ini tidak akan mudah emosi pada Vargana. Dia akan membiarkan gadis itu meledek dia seperti apapun nantinya. Dia berikrar demikian dalam hatinya.     

"UHUKK! UHUKK!" Tiba-tiba, Vargana terbatuk dan akhirnya muntah darah.     

"Varga!"     

"Vava!"     

"Putri!"     

Semua orang menyeru nama si gadis. Tapi Vargana terus muntah darah dan mulai kejang-kejang, membuat Druana dan Shona kebingungan.      

Suhu tubuh Vargana mendadak drop lagi dan kemudian gadis itu tidak bergerak. Bahkan dadanya juga tidak ada gerakan.      

"Va? Varga? VARGA!" teriak Myren sambil mengguncang tubuh anaknya. Padahal Druana dan Shona sudah berhasil menciptakan daging dan kulit di perut Vargana, tapi mengapa putrinya tiba-tiba menjadi begitu?     

Jemari Myren lekas diletakkan di depan hidung putrinya dan dia syok, tangannya gemetar. Andrea lekas maju untuk memegang pergelangan tangan keponakan dia. Druana meletakkan tangan dia di dada Vargana.      

"VAVA!!!" seru Andrea kalut dan histeris. Putri Cambion meraung dalam tangisnya sambil bersujud, syok. Sedangkan Myren tampak seperti orang linglung dengan pandangan mata hampa.     

"Ke-kenapa bisa begini?!" Druana juga ikut panik. Dia lekas menyalurkan energi healer dia lebih kuat ke Vargana tapi gadis itu sudah berhenti bernapas.      

"VARGA, NOOOO!!!" raung Myren sambil air matanya meleleh satu demi satu sambil memeluk tubuh dingin anaknya.      

Vargana tiada. Entah apakah ada yang salah, tapi dia tidak bisa bertahan lagi. Bahkan wajah syok Pangeran Abvru tampak nyata, sebuah ekspresi yang langka dari si pangeran.      

Vargana tiada ... di saat tubuhnya sudah berhasil dipulihkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.