Devil's Fruit (21+)

Mengakui Semua



Mengakui Semua

2Fruit 1006: Mengakui Semua      2

"Sho," lanjut Pangeran Zaghar sembari dekatkan wajah mereka dan menempelkan dahi mereka satu sama lain. "aku mencintaimu dan ingin menjadikanmu milikku saja. Apakah itu berlebihan? Apakah kau tidak setuju? Apakah kau menyesal kita telah melakukan hal itu sebelumnya? Kau membenciku karena kita telah melakukannya tanpa ada kata cinta terlebih dahulu? Katakan sesuatu, Sho sayank."     

"Hal apakah itu? Boleh aku tau?" Tiba-tiba, ada suara sangat familiar bagi Shona yang terasa dekat.      

Pangeran Djanh!     

Ayahnya ternyata sudah berada di belakang Shona secara mendadak dan menginterupsi. Bahkan pertanyaan sang ayah terasa membuat punggung dua muda-mudi itu dingin menggigil dan mereka lekas saja saling menjauhkan diri.     

Astaga! Di antara semua orang di dunia ini, di Underworld ini, kenapa malah ayah dari Shona yang muncul memergoki mereka berdua?! Shona dan Pangeran Zaghar terkejut bukan main.      

"Pa-Papa!" seru Shona dengan wajah merah padam karena malu.      

"Apakah yang Papa dengar itu bunyi debaran keras jantungmu, Sho sayank?" Pangeran Djanh berikan senyum. Meski begitu, di mata Shona, senyum itu sangat mengerikan meski bagi orang lain itu tampak tampan dan mempesona. Ohh, Shona lebih tau.     

"Papa! Papa jangan sa-"     

"Tuan Djanh! Tuan Pangeran Djanh!" Segera saja Pangeran Zaghar berlutut tunduk di hadapan pangeran dari kerjaan Huvro itu. "Jangan salahkan Sho! Dia sama sekali tidak bersalah! Saya yang salah! Saya!" Kepalanya menunduk karena takut dan segan pada ayah gadis pujaannya.      

Meski dulunya dia hanya memandang biasa saja ke Pangeran Djanh, kini dia tidak bisa sesantai itu lagi karena incubus di depannya adalah ayah dari gadis yang sedang dia kejar.      

"Hm ... semua adalah salah Pangeran Zaghar?" ulang Pangeran Djanh sebagai kepastian saja.      

"Iya!" Kepala Pangeran Zaghar terangkat dan memberanikan diri menatap ke ayahnya Shona. "Saya yang boleh dipersalahkan sepenuhnya atas semua yang terjadi, Pangeran!" Meski nadanya disampaikan secara tegas namun sama sekali tidak ada tatapan menantang yang dia tampilkan kepada Pangeran Djanh.      

"Jadi ... kalau kau yang bersalah, Pangeran Zaghar, apakah itu artinya kau memaksa putriku? Kau memperkosa dia?" tanya Pangeran Djanh diiringi pandangan aneh.     

"Papa! Dia gak salah, Pa! Sama sekali enggak salah! Itu keputusan aku sendiri!" Shona lekas melesat ke depan Pangeran Zaghar, bertindak sebagai perisai sang incubus yang berlutut, agar ayahnya tidak buru-buru salah paham dan memenggal kepala Pangeran Zaghar.      

"Wah, wah, ini sungguh membingungkan aku." Pangeran Djanh memberikan pandangan santai namun Shona sangat yakin itu tidak sesantai yang terlihat. Dia sangat paham kelakuan ayahnya yang terkadang sedetik bersikap A dan detik berikutnya menjadi Z.      

"Papa, aku mohon ..." Shona rentangkan dua tangan untuk menghadang agar ayahnya tidak maju ke Pangeran Zaghar. Dia tidak ingin pangeran di belakang dia mengalami sesuatu yang buruk dari ayahnya.      

"Mohon apa, Sho sayank?" tanya Pangeran Djanh disertai senyum misterius. "Dia memaksamu, kan? Dia memperkosamu, hm?" Meski dia akui dirinya iblis brengsek dan bejat, namun jika anaknya dibejati oleh pihak lain, dia pasti akan meradang. Sudah lumrah.      

Shona menggeleng tegas berulang kali. "Enggak, Pa! Dia enggak maksa! Enggak juga merkosa aku! Sumpah!"     

Alis Pangeran Djanh naik seluruhnya, tinggi-tinggi, "Hee? Lalu, bukankah tadi dia bilang dia yang patut disalahkan?"     

"Aku yang memilih untuk melakukan itu ke dia, Pa! Aku!" Tatapan mata Shona menyiratkan ketegasan dan serius.      

"Boleh Papa tau, melakukan itu, tuh ... melakukan apa, yah?" tanya Pangeran Djanh.      

Shona menggigit bibir bawahnya dan mengerang, "Nghh ... ayolah, Pa, kau pasti paham apa itu. Jangan pura-pura begitu, Pa. Sungguh tidak sesuai dengan reputasimu." Ia akhirnya memutar bola matanya.      

"Hei, hei, sayank ... kan Papa ingin tau dengan lebih jelas mengenai itu. Apakah seperti yang Papa pikirkan atau berbeda," kelit putra kebanggan Raja Huvr.      

"Aku dan Shona melakukan hubungan intim, Tuan Pangeran!" ucapan tegas keluar dari mulut Pangeran Zaghar agar tidak berlarut-larut panjang. Mungkin saja Shona malu menyebutnya, jadi apa salahnya jika dia yang membantu gadis itu?     

"Haa ... hubungan intim ..." Pandangan Pangeran Djanh semakin aneh. "Apakah itu ... sesuatu seperti menyatukan alat kelamin kalian berdua."     

"Ya, Pangeran!" tegas Pangeran Zaghar. Dia tak boleh kabur dari ini. Dia ingin bertanggung jawab akan perbuatan dia. "Kami ... kami melakukannya saat perang kemarin."     

"Hoo ... ketika sedang suasana perang! Betapa santai sekali waktu luang kalian, yah!" sarkas Pangeran Djanh.      

"Papa! Aku yang memulai lebih dahulu!" Shona makin melindungi Pangeran Zaghar.     

"Waahh ... putriku, tidak aku sangka, kau ternyata agresif ... kau ganas juga, yah!"     

"Tuan Pangeran, jangan salah sangka pada putri Anda! Dia melakukannya sebagai pengorbanan untuk menyelamatkan saya! Tolong jangan salahkan dia, saya yang bersalah, karena saya lemah dan terluka sehingga putri Anda terpaksa mengobati itu dan harus melakukannya demi nyawa saya tidak hilang."     

Pangeran Djanh merasa ini sangat menarik. "Hm, sungguh mengejutkan. Begitu mind-blowing, ya kan? Di mana kalian melakukannya?"     

Shona ragu haruskah dia jujur mengenai tempatnya? Atau dia nanti akan menyeret Jovano.     

"Kami melakukannya di alam pribadi Pangeran Muda Jovano." Pangeran Zaghar lebih dahulu berucap. Shona menoleh ke belakang.     

"Wah, ternyata ada andil dari Pangeran Muda Jovano di sini." Pangeran Djanh menggunakan nada mengalun namun terdengar mencurigakan bagi Shona. Jika menurut istilah pop di Jepang, si ayah ini bisa dikategorikan jenis makhluk Yandere.     

Yandere adalah sebuah istilah Jepang untuk orang yang awalnya terlihat sangat mengasihi dan lemah lembut kepada seseorang (atau setidaknya polos) sebelum sifat mereka berubah menjadi destruktif secara alamiah, sering kali lewat kekerasan dan/atau kebrutalan. Semacam flip karakter.     

Namun, yang paling berbahaya dari karakter Pangeran Djanh ini adalah karakter manipulatif dia akan sebuah keadaan. Kadang menggiring orang sebelum akhirnya dia mengejutkan orang dengan tingkah asli dia.     

"Mohon Pangeran tidak menyalahkan Pangeran Muda Jovano." Maka, mau tak mau Pangeran Zaghar menceritakan semuanya tanpa ada yang dia tutupi.      

Usai mendengar penjelasan lengkap dari Pangeran Zaghar, kepala Pangeran Djanh manggut-manggut sambil seolah sedang berpikir.      

"Wow, putriku sayank, tindakanmu itu sangatlah ceroboh." Pangeran Djanh mendekat ke Shona. Gadis itu bersikap makin waspada, namun ayahnya berkata, "Tak perlu khawatir, sayank, Papa tidak akan menyakiti siapapun." Sang incubus pun memeluk putrinya.     

"Aku tau, Pa. Aku tau aku terlalu ceroboh hanya karena impulsif tidak ingin gagal menolong dia." Shona akhirnya tenang setelah percaya bahwa sang ayah sudah tidak lagi membara seperti sebelumnya meski ditutupi dengan sikap santai.      

"Papa tidak ingin ini terulang lagi, sayank. Jangan korbankan dirimu atau tubuhmu untuk orang lain." Pangeran Djanh menasehati anaknya. "Lebih baik orang lain mati daripada kau yang mati, sayank," ungkapnya jujur meski di hadapan Pangeran Zaghar. "Lalu, enaknya hukuman apa yang akan aku berikan ke pria ini, yah?" Dia menatap ke Pangeran Zaghar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.