Devil's Fruit (21+)

Drama Menimpa Shona



Drama Menimpa Shona

1Fruit 1016: Drama Menimpa Shona      3

Vargana sangat terkejut ketika mendapati adanya Pangeran Abvru menunggu dia di jam pulang sekolah hingga membuat kehebohan teman-teman sekolahnya. Apalagi si pangeran incubus tampil begitu mencolok dengan mobil sport mahal dan dandanan parlente berambut penuh gel disisir ke belakang ditambah kacamata hitam pula.      

Pria ini hendak meniru penampilan siapa, sih? Mafia? Gangster? Tapi ini adalah yang ada di benak Vargana, karena di mata teman-teman dia yang sedang fangirlingan heboh, Pangeran Abvru bagaikan tokoh ikemen di anime dan manga yang muncul nyata di dunia sesungguhnya ini.     

Vargana bertambah kesal ketika dia membaca surat perjanjian antara si pangeran yang telah mengklaim dirinya sebagai tunangan dengan kedua orang tuanya, dan di sana setiap butir pasalnya membuat pipi gadis itu memerah ceri saking malunya.      

Maklum saja, meski Vargana ini terkesan genit dan binal, tapi itu hanya kamuflase. Padahal dia ini gadis yang keras dan masih malu dalam hal percintaan. Dia tak paham kenapa orang tuanya malah mendorong lelaki ini pada dirinya?      

Padahal sebelumnya dia senang sekali menggoda serta mengganggu Pangeran Abvru. Tapi itu hanyalah karena si pangeran begitu dingin dan kaku. Insting succubus Vargana muncul karena sikap dingin si pangeran, dan dia malah gugup ketika godaan darinya malah berbuah hal yang sangat mengejutkan dia.      

Jadi ... apakah ini artinya, dia giat menggoda namun jika korbannya membalas godaan dia, maka dia akan langsung terkena serangan panik?     

Dia masih kesal dengan ciuman paksa Pangeran Abvru, oke!      

Saat Vargana sedang diam sembari bertingkah kesal, gadis itu teringat ucapan si calon suaminya ini tadi. Dikatakan bahwa sang pangeran pindah ke Jepang bersama kakaknya. Berarti, Shona juga pasti akan didatangi tunangannya, kan?      

Wah, apakah adik dari Zevo itu juga mengalami kehebohan seperti yang terjadi padanya? Ahh, tapi jika melihat bagaimana sikap elegan dari Pangeran Zaghar selama ini, Vargana yakin Shona tidak akan dipermalukan oleh kedatangan calon suaminya, tidak seperti dia ini.      

Di tempat lain, sebuah sekolah yang biasa dipenuhi oleh banyaknya calon artis muda dan para remaja rupawan, sekaligus bekas sekolah Jovano dan kakaknya, Horikoshi Gakuen (semacam SOPA di Korea Selatan), terjadi kehebohan ketika di depan sekolah mereka hadir sebuah kereta kencana yang ditarik empat kuda putih yang berbulu panjang sangat indah.      

Itu belum seberapa dengan penampilan Pangeran Zaghar yang memakai dandanan ala pangeran di negeri dongeng keluar dari kereta kencana tersebut. "Apakah ada calon istriku tercinta di sini? Dia adalah Tuan Putri Shona, my superb princess in my heart."     

Jangan katakan betapa malunya Shona siang itu, ingin menenggelamkan dirinya ke rawa-rawa saja seperti Hayati. Bahkan dia menundukkan kepalanya di sepanjang perjalanan menuju ke mansion keluarganya karena begitu banyak orang yang sibuk menoleh ke arah kereta kencana itu.      

Nguiiingg ....      

Sirene mobil polisi di belakang kereta yang mereka tumpangi pun semakin menambah penderitaan Shona. Ia menutup wajah menggunakan dua tangannya, berharap menghilang saja.      

Vargana, kau harus sangat bersyukur, Nak!      

Tinggalkan sejenak mengenai derita yang dialami Vargana dan Shona, dan ayo menuju ke sebuah kawasan yang cukup sepi siang ini, ketika Ivy tengah berjalan sendirian di jam akhir sekolahnya. Gadis itu begitu bandel dan selalu ingin memberontak dari norma dan aturan yang berlaku.      

Dia hanya merasa penat dan sumpek saja di sekolah karena hanya itu dan itu saja yang dia kerjakan. Dia hampir mati bosan dan memutuskan untuk keluar dari sekolah sebelum bel pulang berdering.      

Ketika dia sedang berjalan sendirian, disaat kepalanya menoleh ke sebuah gang sempit terpencil, dia melongo dan kaku ketika melihat ada 2 sosok bertaring yang sedang menghisap 2 pemuda yang sepertinya berusia sekitar 20-an.      

Satu pemuda dihisap pada tengkuknya dan yang satunya dihisap pada pergelangan tangannya.     

Dalam waktu singkat, Ivy paham makhluk macam apa 2 sosok bertaring tadi. Tidak butuh waktu satu menit baginya untuk mengetahui identitas keduanya.      

Kekagetan juga dirasakan oleh 2 makhluk bertaring tadi. Mereka tidak mengira akan adanya seseorang memergoki tingkah laknat mereka. Padahal mereka sudah cukup yakin kawasan itu sepi dan tidak ada yang lewat. Namun, perkiraan mereka meleset.      

Atau apakah karena mereka gagal membaui aroma Ivy, sehingga tidak menyadari kehadiran sang putri vampir?      

Karena sudah terlanjur terlihat dan kepergok, maka keduanya lekas melesat ke arah Ivy.      

-0-0-0-0-     

"Sho, bagaimana kemarin ketika kau dijemput Pangeran Zaghar? Pasti dia melakukannya dengan gaya elegan terhormat, ya kan?" tanya Vargana sembari dia melomoti es krim bersama Shona malam ini di Tropiza.      

Kedua gadis ini cukup akrab, terlebih usai kejadian Shona menolong Vargana yang pertama kalinya di Alam Schnee. Mereka kadang bertemu untuk saling berbincang dan hangout ala gadis muda biasanya. Itulah kenapa Vargana mengetahui mengenai Shona menaruh hati pada Jovano.      

Kadang, ada Kuro yang juga ikut dalam acara hangout mereka, tapi akhir-akhir ini Kuro sibuk mengurus Joglo Fiesta setelah beberapa hari tutup.      

Shona, mendengar pertanyaan Vargana, hanya bisa berpura-pura sibuk pada avocado choco juice dia. Rasanya dia sangat enggan membahas mengenai itu. "Um, bagaimana dengan Pangeran Abvru? Pasti dia melakukan dengan cara tegas dan lugas, ya kan?"     

"Tegas? Lugas?" Vargana mengulang kalimat Shona dengan nada meledek. "Yah, kalau kau pikir penampilan ala gangster itu tegas dan lugas yah ... mungkin."     

Shona menahan tertawa sambil menutup mulutnya, berusaha agar tidak sampai tersedak.      

"Hei, kau belum menjawabku, Sho? Bagaimana kemunculan pangeranmu? Ayolah ceritakan." Vargana terus mendesak sang sahabat.      

Shona menggeleng. "Aku tidak yakin kau akan senang mendengar detilnya. Bahkan aku hanya bisa berkata, kau harus mensyukuri apa yang terjadi padamu saja, Va."     

"Hei, hei, apa nih? Kok aku jadi makin penasaran, nih Sho! Cerita! Pokoknya cerita!" desak Vargana.      

Ini membuat Shona menghela napas berat sebelum akhirnya dia menyerah dan menceritakan semua drama yang dia alami bersama Pangeran Zaghar selama perjalan pulang dari sekolahnya sampai ke mansion orang tuanya.      

"Mwa ha ha ha! Wo ho ho ho!" Vargana tak bisa menahan tawa keras dia, tidak memperdulikan tolehan kaget sebagian besar pengunjung di Tropiza Teen.      

"Va, ugghh ... tau kalau kau bereaksi begini, lebih baik aku tidak cerita. Kau menyebalkan, Va!" rutuk Shona sambil mengerucutkan bibirnya.      

"Wu hu hu hu! Ha ha ha! Sori, Sho! Aku ... aku masih belum bisa membayangkan adegan kereta kuda pangeranmu digiring ke kantor polisi, mwa ha ha ha! Aduduh, perutku, alamak!"     

Namun, tawa Vargana terhenti dan wajah Shona membeku ketika di arah pintu masuk Tropiza, berdiri dua lelaki gagah, mengakibatkan para pengunjung terkesima dengan kehadiran kedua pria itu.      

Kalau tidak ingat bahwa Vargana dan Shona sedang duduk di bangku yang terletak di tengah-tengah ruangan Tropiza dikelilingi banyak meja lainnya, tentu mereka tidak ragu-ragu untuk menghilang saja.      

"Sayankku!" seru Pangeran Zaghar sambil melambai diiringi senyum bahagia dia kepada Shona begitu matanya telah menemukan sang permata hati.      

"Calon istriku!" Pangeran Abvru juga tak mau kalah.     

Sepertinya kedua pangeran itu sengaja berteriak demikian sebagai kode pada para lelaki muda di Tropiza agar bergegas mundur saja jika mereka ingin menaruh minat pada Vargana dan Shona.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.