Devil's Fruit (21+)

Kembali ke Alam Pribadi Jovano



Kembali ke Alam Pribadi Jovano

4Fruit 1018: Kembali ke Alam Pribadi Jovano      2

Mereka berempat telah menangkap beberapa manusia yang telah disusupi oleh makhluk aneh berbentuk asap hitam. Kemudian, mereka semua sepakat untuk pergi ke tempat Andrea dan segera terbang melesat menghilang dengan segera dari tempat tersebut.      

Ketika Vargana dan yang lainnya sudah lenyap, muncullah sebuah bayangan hitam dari sudut jalan, merayap di sepanjang trotoar dan kemudian menghilang begitu saja.      

Di mansion tuan putri Cambion, Andrea sudah datang dari Adora dan juga banyak penghuni mansion telah pulang dari berbagai kegiatan mereka semua dan setengahnya berkumpul sebentar di ruang tengah.      

Tak berapa lama setelah Kuro dan Shiro baru saja masuk ke mansion, terjadi sebuah distorsi ruang. Andrea dan yang lainnya bersiap melihat siapa yang datang. Siapa itu adalah makhluk yang tidak mereka harapkan seperti pernah terjadi sebelum mereka ke Underworld untuk berperang.      

Namun, setelah melihat ruang dimensi yang robek dan muncul Vargana dan disusul tiga lainnya, Andrea dan para dewasa di ruang itu pun mengendurkan sikap waspada mereka.      

"Ohh, Vava!" seru Andrea, lega bahwa yang datang ternyata keponakannya.      

"Aunty." Vargana tersenyum sekilas setelah berhasil keluar dari robekan ruang dimensi buatan Pangeran Zaghar.      

Melihat empat orang yang muncul dari robekan ruang dimensi, Andrea pun berkata, "Wah, wah, mentang-mentang udah pada direstui, ampe kencan aja bareng-bareng. Cieeee ..." godanya.      

Vargana memutar bola matanya dan duduk di sofa. "Abu, keluarin, gih!"     

"Abu?" Semua orang di sana secara serempak melantunkan kata itu menggunakan nada tanya.      

"Kok Abu?" tanya Kuro.      

"Iya, kenapa Abu?" Pangeran Abvru sendiri juga mempertanyakan itu.      

Helaan napas datang dari mulut Vargana sesaat sebelum dia menyahut, "Yah, biar gampang aja manggilnya. Atau pilih, deh, mo Abu apa Kakek Mesum?"     

"Oke, yang pertama!" Pangeran Abvru seketika memilih tanpa memikir ulang. Ini membuat calon istrinya terkikik senang. "Tidak bisakah pakai yang lebih manis saja, misalkan sayank?'     

"Huft! Belum sampai ke level itu, Abu!" seru Vargana, diiringi tawa kecil yang ada di ruang tengah mansion Andrea.     

"Jadi ... Putri Muda ini hendak pamer abis kencan ganda atau apa, nih?" goda sang bibi ke Vargana.      

"Ishh~ Aunty jangan nyebelin begitu, ahh!" Vargana memasang wajah cemberut. "Ayo, Abu, keluarin! Udah disuruh daritadi malah melompong."     

"Keluarkan apa, Va?" Pangeran Abvru malah bingung sendiri.      

"Yang tadi ditangkap." Vargana mendelik sambil gemas karena dirasa calon suaminya ini begitu lamban mengikuti kemauannya.      

"Ohh!" Pangeran Abvru pun paham sekarang dan dia kemudian keluarkan kalung dia yang berbentuk kristal Cubic Galena berwarna hitam dengan warna emas pada alur-alurnya. Dari kristal Galena keluarlah bayangan yang menampilkan 9 kristal bentuk zircon usai dipegang olehnya.      

"Makhluk itu!" Andrea langsung mengenali makhluk yang berada di dalam perangkap kristal milik Pangeran Abvru. Ia menatap heran ke pangeran dan Vargana. "Ini maksudnya gimana, Vava?"     

"Tadi kami menangkap itu, Aunty." Vargana menyahut. "Mereka itu bentuknya kayak asap gitu dan masuk langsung ke manusia, dan merubah manusia jadi beringas. Dan karena kami melihat dia itu menggunakan manusia sebagai inang, makanya aku minta ke mereka untuk kagak membunuh mereka."      

"Ahh, iya!" Andrea mengangguk tegas. "Pokoknya jangan dibunuh! Kalau bisa sih dikeluarkan aja itu makhluk di dalamnya, dipisahin dari manusia inangnya.      

"Nah, makanya itu, Aunty, karena aku ingat Aunty pernah cerita tentang ini makhluk sebelum adanya perang di Underworld, makanya aku minta mereka ditangkap dan dibawa aja ke Aunty." Vargana memperjelas maksud kedatangan dia ke mansion sang bibi.      

"Ayo kita masuk aja ke ... alam pribadinya Jo," putus Andrea sambil menoleh ke putranya. "Apa sih nama alam kamu, Jo? Susah bener kalo harus nyebut panjang."     

"Errr ... aku belum kasi nama, sih Mom, tapi ... hm ... gimana kalau namanya Alam Wadidaw?" Jovano membalas tatapan ibunya sembari menjawab.      

Seketika wajah Andrea suram. "Kagak ada nama yang lebih jelek lagi?"     

Jovano terkikik pelan. "Oke, nanti aja aku pikirkan namanya, Mom. Lebih baik sekarang kita masuk dulu untuk urus itu makhluk. Kan gak mungkin kita buka itu di sini, ya kan?" Ya, karena ada Nadin di kamarnya.      

Andrea mengangguk. "GavGav, jaga di sini, yah! Kami mo masuk dulu." Ia berpesan pada Gavin.      

"Siap, Aunty." Gavin menyahut sembari mengangguk.      

Kemudian, Andrea dan yang lain pun dimasukkan oleh Jovano ke alam pribadinya. Di sana, melihat alam tersebut, Shona merasa gugup dan wajahnya bersemu merah. Hanya Pangeran Zaghar dan Jovano yang tau persis apa kira-kira yang ada di benak adik dari Zevo itu.      

Yah, alam indah milik Jovano ini mengingatkan Shona akan kejadian tak terlupakan dia bersama Pangeran Zaghar. Hal inilah yang membuat hidupnya jadi berubah.      

Tangan Pangeran Zaghar meraih pergelangan tangan kekasihnya dan dia genggam. Ketika Shona menoleh, sang pangeran hanya ulaskan senyumannya, senyuman penuh arti. Alam ini sungguh berarti bagi keduanya.      

"Oke, oke, stop lirik-lirik manja dulu, yah!" sindir Andrea ketika melihat gelagat Shona dan Pangeran Zaghar. "Kita urus dulu yang ini, oke?"      

Ditegur halus oleh Andrea, Shona makin malu dan menunduk saja.      

Pangeran Abvru pun mengeluarkan kristal Galena dia, diremas sembari menggunakan kekuatan pikiran dia untuk mengeluarkan kristal yang tadi sempat dipertontonkan gambarannya saja dalam bentuk semi hologram di ruang tengah mansion Andrea.      

Kini kristal-kristal itu keluar dalam bentuk sesungguhnya, bukan gambaran semi hologram lagi.      

"Berapa jumlahnya?" tanya Andrea.     

"9, Aunty." Vargana menjawab. "Dan kayaknya kok mereka makin ganas aja di dalam sana?" Ia meneliti kristal-kristal yang dibuat melayang beberapa inci dari tanah oleh Pangeran Abvru bagai kurungan cantik.      

"Ya, sepertinya mereka makin bermetamorfosis." Kuro mengamati sosok di dalam salah satu kristal. "Bentuk manusia mereka mulai memudar, diganti seperti bentuk monster, dan ini mungkin saja bakalan seperti yang kita temui dulu, Ma." Kuro menoleh ke ibu angkatnya.      

Anggukan setuju datang dari Andrea. "Ini harus kita tangani dengan benar, nih guys! Jangan seperti yang dulu. Pangeran, tolong keluarkan 1 dulu. Jangan semuanya."     

"Baik, Tuan Putri Andrea." Tangan Pangeran Abvru dilambaikan sesudah dia menyahut permintaan Andrea. Segera saja, kristal menghilang dan 1 makhluk sudah berdiri di depan mereka semua.      

Makhluk itu memang mirip monster, wujud humanoid telah pudar dan sosok aneh muncul menimbulkan tanda tanya kenapa bisa begitu?      

"Awwrghh! Hawrrghh!" Manusia yang disusupi makhluk asap hitam itu hendak melayangkan cakarnya ketika dia melihat api ungu Andrea, dia langsung saja surut ketakutan.      

"Ha! Makanya jangan belagu sok galak, yah!" Andrea mengirimkan belasan lidah api ungu untuk mengitari tubuh manusia monster itu. Si makhluk menjerit-jerit ketakutan dirinya dikelilingi bola api ungu.      

"Pilih, kau mau keluar sendiri dari tubuh itu atau harus aku paksa?" tanya Andrea.      

"Hawrrghh! Bunuh saja aku! Waa ha ha ha!" Si makhluk malah tertawa keras meski dia berlutut ketakutan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.