Devil's Fruit (21+)

Tentang Pil Alkimia



Tentang Pil Alkimia

1Fruit 1021: Tentang Pil Alkimia      1

Ketika Jovano dan Naru, teman dia yang berasal dari keluarga Onmyouji, mereka sedang membicarakan makhluk asap hitam yang menyukai buah energi roh. Bahkan Jovano tidak keberatan menunjukkan wujud buah tersebut di depan Naru.      

Namun, tiba-tiba saja muncul mahasiswa aneh yang berlari gila menerjang ke arah Jovano dan Naru.      

Untung saja Jovano terlatih sigap dan dia lekas menarik Naru ke arahnya sehingga mereka bisa cepat menghindar ketika mahasiswa itu menabrak kayu pembatas kantin.      

"Jo, matanya menghitam!" seru Naru.      

"Ohh, shit! Itu dia!" Jovano mengutuk saking kesalnya. Rupanya si mahasiswa disusupi makhluk asap hitam. Pantas saja begitu mencium aroma buah energi roh, makhluk itu bagai kesetanan ingin mengejar buah di tangan Jovano.      

Ini yang membuat Jovano sangat kesal, karena kemunculan makhluk itu di kampus, di saat ada banyak orang yang melihat. Akan sangat susah menangkap makhluk itu jika ada banyak mata manusia biasa yang menonton.      

Jovano pun berlari secepatnya sambil membawa buah itu. Sudah pasti makhluk asap hitam di tubuh mahasiswa itu pun juga ikut berlari mengejar Jovano.      

Maka, terjadilah adegan kejar-kejaran. Jovano berlari sambil matanya mencari tempat sepi.      

"Jo! Kenapa kau lari-hei, kenapa orang itu mengejar Jo?" Teman kelas Jovano sampai heran melihat adegan aneh di depannya.      

"Ya ampun, Jo! Ini sudah bukan masa kanak-kanak! Kenapa kalian malah main kejar-kejaran?!" Teman perempuan Jovano berseru penuh keluhan melihat tingkah Jovano dan mahasiswa fakultas lain seperti sedang bermain kejar-kejaran ala anak kecil.      

"Yah, begitulah lelaki. Mereka tidak pernah dewasa. Ck ck ck." Teman perempuan lainnya menanggapi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.      

Naru ikut berlari mengejar keduanya.      

"Astaga! Bahkan si kutu buku aneh itu juga ikut-ikutan main kejar-kejaran!" teriak seorang mahasiswa lainnya.      

Sungguh adegan itu menyita perhatian banyak orang di kampus.      

Jovano tidak bisa menjawab apapun tuduhan mereka terhadap dirinya dan terus lari untuk memancing makhluk asap hitam ke tempat sepi.      

Karena Jovano setengah iblis, tenaganya kuat meski berlari jauh. Demikian juga mahasiswa yang disusupi makhluk asap hitam. Tenaganya seketika berlipat ganda mengejar Jovano meski masih bisa tertinggal beberapa kaki dari sang putra Andrea.      

Sedangkan Naru, karena dia manusia biasa, ini adalah sebuah kegiatan yang sangat menyiksanya, entah itu bagi tubuhnya maupun jantungnya. Dia terpaksa melepaskan tenaga Onmyouji dia demi mengimbangi dua makhluk di depannya.      

Akhirnya, Jovano menemukan sebuah lahan kosong dan sepi di belakang kampus seni. Dia bersiap-siap untuk menghadapi makhluk itu.      

Ketika dia berhenti berlari dan diam di tengah lahan, mahasiswa itu menerjang ke Jovano.      

Jovano tidak melawan dan malah diam membiarkan dirinya diterjang.      

"Jo! Awas!" Naru sampai ngeri sendiri melihatnya. Namun, melihat sikap tenang Jovano, dia sadar bahwa temannya itu pasti sudah memiliki rencana.      

Benar saja, saat mahasiswa terasuki makhluk asap hitam itu menerjang ke tubuh Jovano yang memegang buah energi roh, tiba-tiba mahasiswa itu terhisap masuk dan menghilang begitu saja sebelum berhasil menggapai buah di tangan Jovano.      

Naru tercengang dan berhenti berlari, napasnya nyaris putus terlepas dari badannya. Ia berjalan ke Jovano. "Hghh! Hgh! Jo! Jo! Kau! Kau tidak apa-apa? Hgh! Hgh!" Ia sambil memegangi perut atasnya dan meringis kelelahan.      

"Aku baik-baik saja, Naru. Maaf yah malah membuat kau cemas sampai ikut mengejar." Jovano lalu mengeluarkan sebuah pil alkimia dan menyodorkan ke Naru. "Makan ini, gih, agar napasmu tidak ngos-ngosan lagi. He he, ini dijamin bukan racun, kok!"      

Naru juga yakin bahwa yang disodorkan Jovano bukanlah racun. Gila saja jika Jovano sungguh memberikan racun untuk dia.      

Tangan Naru mengambil pil sebesar kelereng warna putih dari Jovano. Ia menatap bingung ke Jovano. "Ini ... Caranya ... Dikunyah?" Please! Itu sebesar kelereng. Bagaimana bisa ditelan bulat-bulat pil sebesar itu?      

"Masukkan saja ke mulutmu, nanti kau akan mengerti sendiri." Jovano tersenyum.      

Naru masih menatap sangsi.      

"Percaya saja denganku, Naru. Cobalah." Jovano meyakinkan temannya.      

Akhirnya, tak ada pilihan lain, Naru pun meletakkan pil putih itu ke dalam mulutnya. Sungguh ajaib, pil putih sebesar kelereng begitu bersentuhan dengan lidahnya, seketika seperti lumer dan masuk ke tenggorokan tanpa perlu susah-susah ditelan.      

"Astaga, Jo! Ini apa pula?" Naru melorot takjub sekaligus kagum. Apakah barang-barang dari dunia iblis begitu mengagumkan?      

"Itu pil alkimia. Pil yang bisa langsung lumer begitu menyentuh lidah. Makanya sebesar apapun bentuknya, selama masih bisa dimasukkan ke mulut, dan bertemu lidah, maka bisa dikonsumsi." Jovano menjelaskan.     

"Pil ... Alkimia? Kau bilang ini berkaitan dengan alkimia?" Mata Naru masih terbelalak takjub.      

Jovano mengangguk. "Itu pil yang dihasilkan dengan menggunakan tata cara alkimia."      

"Alkimia ... Jadi, pengobatan dengan cara alkimia itu memang ada?! Bukan sekedar mitos?!" Naru belum bisa menemukan ketenangan dia.      

Sekali lagi Jovano mengangguk. "Tata caranya memang sudah punah di dunia manusia karena dianggap sesat dan dianggap praktek sihir, padahal bukan. Itu menggunakan penggabungan zat kimia yang hebat. Karena dimusnahkan oleh manusia di abad kuno, maka ilmu alkimia pun hanya tersisa di dunia iblis dan dunia paralel lainnya selain bumi."      

"Tsk! Manusia itu memang terkadang menjadi pemusnahan bagi peradaban mereka sendiri. Coba bayangkan andaikan pengobatan menggunakan ilmu alkimia ini masih dilestarikan, ada berbagai macam penyakit yang pasti bisa diatasi dengan mudah, termasuk kanker atau Aids." Naru menggelengkan kepala, sangat menyayangkan musnahnya ilmu alkimia di bumi manusia.      

"Ya, kau benar, Naru." Jovano mengiyakan. Manusia tepat seperti yang dikatakan oleh Naru tadi. Terkadang justru pihak manusia itu sendiri yang memusnahkan kaum mereka sendiri atau memusnahkan berbagai ilmu pengetahuan bagus yang sebenarnya bisa membantu kehidupan mereka.      

"Hei, lalu ... Bagaimana kau bisa punya pil alkimia?" Kini Naru tersadar akan hal itu.     

"Kebetulan ibuku mendapatkan ilmunya ketika dia sedang berada di dunia ... paralel." Jovano hanya bisa berkata demikian, karena dia tidak ingin Naru mengetahui terlalu dalam mengenai alam pribadi yang dimiliki banyak bangsawan iblis.      

"Oh, wow! Sungguh ibumu beruntung bisa mempelajari itu. Kalau dia bisa membuat banyak pil hebat seperti yang aku makan barusan, pasti dunia medis sekarang bisa lebih maju."      

Jovano menggelengkan kepala. "Tidak akan mudah membawa sesuatu yang sehebat itu di jaman ini. Salah-salah bisa disebut sesat atau tuduhan buruk lainnya."      

"Ahh, benar juga. Manusia sekarang terlalu prejudis." Naru setuju. "Oh ya, ke mana makhluk asap yang tadi? Dia hilang ketika mencoba memegang kamu, Jo."      

"Dia, aku tadi sempat memindahkan dia ke tempat lain."      

"Tempat lain?"      

"Err ... Tempat kakekku."      

Jovano belum bisa mengatakan ke Naru bahwa tadi dia mengirim makhluk asap hitam yang memakai tubuh mahasiswa ke dalam alam pribadi dia.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.