Devil's Fruit (21+)

Latar Belakang Makhluk Asap Hitam



Latar Belakang Makhluk Asap Hitam

3Fruit 1023: Latar Belakang Makhluk Asap Hitam     
0

Mendengar panggilan Jovano melalui anting komunikasi, maka para anggota Tim Blanche pun mulai berdatangan di halaman belakang mansion Andrea. Hanya Pangeran Djanh dan Revka saja yang tidak datang. Mungkin mereka sedang "sibuk".     

Sedangkan Nadin yang sudah secara rutin tinggal di mansion, terpaksa diberi pil tidur oleh Andrea dan menyimpan si gadis ke alam Cosmo.      

"Aku sepertinya tau apa tujuan dari makhluk asap hitam datang ke bumi manusia." Jovano berkata ketika para anggota Tim Blanche berkumpul di halaman pohon sakura di belakang mansion Andrea yang lebih nyaman.     

"Ohh! Apa itu, Jo?" Kuro bersemangat ingin tau. Yang lain, meski mereka diam, namun mata mereka menyala akan penasaran. Bahkan duo pangeran kembar yang ikut serta di pertemuan itu juga bersikap penuh penantian.      

"Mereka ingin mengambil alih bumi manusia." Jovano memberikan jawaban yang ditunggu-tunggu timnya. "Atas perintah seseorang."     

Seketika, keadaan sunyi tenang usai mendengar kalimat dari Jovano. Tidak ada yang berniat untuk berbicara di 5 menit pertama.      

"Errr ... mengambil alih bumi ini?" Kesunyian dipecah oleh suara Andrea. Meski dia sempat memikirkan ini sejak pertama dia menyadari serangan makhluk asap hitam semakin gencar di Jepang, dia tidak menyangka pemikiran sang putra juga mirip dengannya.      

"Wow! Mengambil alih dunia manusia!" Vargana adalah yang kedua yang mengomentari setelah bibinya. "Ini mind-blowing sangat, yah bund!" Seringaiannya menunjukkan dia memang antara kaget dan tak percaya tapi kalau Jovano sudah mengatakan penilaiannya, maka biasanya memang begitu adanya.      

"Jangan lupakan kalimat terakhir Jovano, bahwa ada yang memerintahkan mereka berbuat demikian." Dante memperingatkan.      

Ini sesuai dengan yang dipikirkan oleh Andrea sejak lama. Bahwa makhluk-makhluk itu tidak serta merta ada begitu saja dan bertingkah. Gerakan mereka terstruktur dan seperti ada perintah dari sosok yang lebih hebat.     

Apalagi dengan adanya kejadian meledaknya dua makhluk asap hitam yang sedang diinterogasi oleh Andrea waktu itu oleh sosok misterius berkekuatan besar. Ini tentu menambah kecurigaan Andrea tadi.     

"Hm, kenapa Pangeran Muda bisa mengatakan seperti itu?" Pangeran Abvru tidak ingin mentah-mentah mempercayai analisis dari Jovano. Dia belum lama bergaul dengan Tim Blanche, hanya bertemu sejak di medan perang beberapa minggu lalu di Underworld saja.      

"Pertama, dia mengatakan bahwa dunianya ada di alam paralel yang jauh dari bumi dan juga jauh dari Underworld. Mereka adalah makhluk kelas rendahan dan terasing dari yang lainnya karena hanya berbentuk asap yang bisa membentuk menjadi wujud apapun meski dari kumpulan asap saja." Jovano mengingat apa yang sudah diucapkan oleh si makhluk yang dia tangkap di alam pribadi dia.      

"Hoo! Jadi dia dari tempat yang sangat jauh? Bahkan tidak ada di Underworld?" tanya Kuro yang terbiasa ingin tau dan tidak menahannya.      

"Yup! Dia hanya bisa ditemukan di alam itu saja. Dan suatu ketika, ada sosok aneh dengan kekuatan besar datang ke alam ras dia dan berkata bisa memindahkan mereka ke sebuah alam yang kaya dan menyenangkan karena mereka bisa mendapatkan bentuk solid, bukan asap lagi." Jovano melanjutkan.      

"Ahh ... rupanya si dalang ini memanfaatkan keluhan mereka karena terlahir sebagai asap."     

"Ya, Mom, makhluk itu memang kurang bisa menerima keadaan mereka. Mereka tercipta dari roh yang tidak bisa ke Underworld maupun ke Nirwana."     

"Apakah mereka awalnya tidak langsung terbentuk jadi asap gitu aja, Jo?"     

Jovano menggeleng. "Mereka tadinya ada yang berasal dari manusia dan ada juga dari binatang."     

"Itu ... kenapa bisa jadi asap begitu? Bukan roh? Kenapa form mereka asap?"     

"Itu ... merupakan hukuman dari langit atas perbuatan sesat mereka, Voi."     

"Perbuatan sesat macam apa?"     

"Bunuh diri, Kak Shiro." Jovano menjawab, menyebabkan mereka di sana menghirup napas dingin. "Dan untuk para roh binatang yang berubah jadi asap, karena mereka membunuh dan memakan jenis mereka sendiri. Apapun perbuatan yang melawan kodrat langit paling dasar, maka akan terkena hukuman seperti itu, diubah menjadi makhluk asap dan dibuang ke alam tersendiri untuk selamanya di sana."      

"Ya ampun, tidak mengira ternyata ada hal begitu." Zevo yang ikut hadir di sana, sampai geleng-geleng kepala.      

"Jadi, mereka ini, para kaum buangan dari berbagai alam, mereka senang karena bisa kembali ke bumi dan ingin mendapatkan bentuk solid seperti di masa mereka hidup. Tapi, karena mereka ini telah mengalami waktu buruk dan terkontaminasi hal negatif dari jiwa mereka, maka kebanyakan dari mereka ini jahat." Jovano menambahkan.      

"Kenapa sosok misterius itu bisa membuat mereka keluar dari alam tersebut?"     

"Entah sosok itu menggunakan metode apa, Dad, yang pasti, kekuatan sosok itu tidak main-main." Jovano hembuskan napas, merasa ngeri sendiri akan sosok misterius tersebut.      

"Oke, oke, berarti si makhluk laknat ini tadinya manusia dan binatang yang terkutuk dan dapat hukuman dari langit karena perbuatan mereka melanggar hukum kodrat fundamental dari Nirwana dan akhirnya mereka diasingkan ke sebuah alam yang jauh, lalu ada yang janjikan ke mereka untuk bisa datang lagi ke bumi dan nantinya tujuan akhir mereka menguasai bumi. Gitu, kan Jo?" Andrea menyimpulkan semua ucapan putra sulungnya.      

"Yup, Mom benar. Begitulah adanya yang aku tau." Jovano mengangguk.     

"Lalu ... pertanyaan dari Mama, nih ... kamu tau dari mana?" Andrea menekankan kata-kata terakhir dia sambil memandang serius ke anaknya.      

"Eerrr ... aku ... aku nangkap satu dari mereka, Mom." Jovano meringis sambil usap tengkuknya dengan gerakan canggung.      

Semua yang di sana pun terkejut.      

"Kapan kau menangkap salah satu dari mereka, Jo?" Ibunya tampak tidak bisa menguasai rasa terkejut dia dari sang putra.      

"Anu ... tadi di kampus aku sedang ngobrol dengan temanku dan dia ... yah, dia Naru." Jovano tak bisa menutupi lagi.     

"Naru? Yang anak dari keluarga Onmyouji itu?" Andrea teringat dari cerita sang putra beberapa tahun lalu ketika sang putra masih SMA, usai petualangan Jovano melawan Kyuubi jahat.     

Kepala Jovano mengangguk. "Iya, dia, Mom. Kami lagi ngobrol soal fenomena serangan makhluk asap dan aku mengeluarkan buah energi roh, tiba-tiba ada mahasiswa yang lari ingin menerjang aku, ingin merebut buah energi roh dari tanganku, aku langsung pancing dia di tempat sepi dan aku lempar dia ke alamku."     

"Kenapa kagak kasi tau kami waktu kamu udah lempar dia ke alam kamu, Jo?" Mata Andrea menyipit curiga. Kadang tindakan sang putra ini sungguh di luar batas alam pikir sang ibu.      

"Aku ... yah, katakanlah aku ingin mencoba melakukan interogasi sendiri dengan caraku, he he ..." Jovano sambil mengusap hidungnya. Dia tau pasti si ibu akan mengomel padanya nanti karena dia seolah membahayakan nyawanya sendiri.      

Yah, namanya anak sendiri, mana mungkin Andrea rela anak yang dia dapatkan dengan perjuangan sampai perang Ragnarok dua kali, terluka dan membahayakan nyawanya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.