Devil's Fruit (21+)

Menyamar, Mengguna-guna



Menyamar, Mengguna-guna

4Fruit 1054: Menyamar, Mengguna-guna     2

Ketika rombongan kupu-kupu itu tiba di sebuah kota, segera sekumpulan kupu-kupu masuk ke sebuah rumah penginapan, masuk ke sebuah kamar melalui jendela yang terbuka sedikit dan ia kembali menjelma ke wujud Ivy dan gadis itu tersenyum ketika memandang sosok di dalam kamar. "Om Danang ..."      

Suara Ivy teralun lirih karena tak mau membangunkan sang pria yang sedang tergolek di tempat tidur futon.      

Pria itu memang Danang, seseorang yang memang merupakan teman kecil dari Andrea si puteri Cambion, yang kini dekat dengan Ivy dan sering berkirim pesan dengan si gadis remaja.      

Mungkin jika Andrea mengetahui Danang ada di Jepang, dia akan mengunjungi sang teman masa kecil itu. Namun, yang tidak diketahui oleh Andrea, bahkan tidak juga diketahui oleh Danang sendiri, kedatangan pria lajang itu ke Jepang pun sebenarnya bukan atas kehendak dia sendiri.      

Ini bisa dikatakan ... pengaruh Ivy.      

Ketika orang-orang di sekitarnya sedang meributkan mengenai makhluk asap hitam selama bulan-bulan akhir ini, mereka lengah dan tidak mengetahui bahwa Ivy bergerak kepada Danang. Gadis remaja itu pernah suatu kali meminta video call dengan Ivy, dan dari situ, Ivy berhasil memberikan pengendalian pikiran ke Danang.      

Sebenarnya Danang sudah seminggu lebih berada di Jepang. Ivy yang menyuruh pria itu dengan mengendalikan pikirannya. Tidak ada yang menyadari bahwa kekuatan pengendali pikiran Ivy sudah berkembang pesat dan bisa dengan mudah menghipnotis manusia biasa untuk menuruti apapun kemauannya.      

Danang berada di bawah pengaruh kendali pikiran Ivy, bersedia datang ke Jepang, dan ketika Ivy mengunjungi dia pada suatu malam, Ivy dengan teganya menghipnotis agar Danang tidak mengingat mengenai Andrea.      

Ivy sengaja 'menghapus' atau menyegel ingatan Danang mengenai Andrea agar pria itu tidak perlu menghubungi Andrea. Bagi Ivy, kedatangan Danang ke Jepang adalah rahasia mereka berdua.      

Meski mengendalikan pikiran Danang, Ivy tetap membiarkan Danang mengingat pekerjaannya dan bisa beraktivitas seperti biasa, hanya ... hampir dua minggu ini, karena Ivy sangat merindukan pria itu, makanya dia memerintahkan Danang ke Jepang.      

Danang yang tidak sadar dirinya dikendalikan alam pikirnya pun bersedia pergi ke Jepang dan semua dana dan akomodasi disediakan oleh Ivy.      

Kini, Danang sudah tidur dan Ivy menatap pria itu. Si gadis remaja mendekat dan bergerak perlahan ke futon yang direbahi Danang, lalu Ivy pelan-pelan duduk di sebelah Danang dan menatap sang pria.      

Tangan Ivy mengelus wajah Danang secara hati-hati. Hati gadis remaja ini membuncah bahagia setiap dia berada di dekat Danang. Ivy jatuh cinta pada pria ini. Meski Danang tidak setampan Jovano, atau siapapun di mansion, tapi Ivy merasa nyaman setiap menatap paras Danang.      

"Om Danang ... kamu milikku ..." bisik Ivy sambil dekatkan wajahnya ke wajah Danang.      

"Ermmhh ..." Danang bergerak pelan merasa ada sesuatu menyentuh wajahnya, maka dari itu dia pun mulai terbangun, membuka mata. "Ehh? Hime-chan?" Ia agak terkejut karena Ivy sudah berada di sebelahnya.      

Ini sebetulnya kali pertama Ivy tidak kabur ketika dia dipergoki Danang seperti itu. Kali ini, sang gadis remaja masih tetap di tempatnya, membiarkan pria lajang itu menyadari kehadiran dirinya. "Om Danang ..." Dia tersenyum manis.      

"Hime-chan, kok di sini?" Danang heran dan mulai duduk tegak di atas futonnya.      

"Ohh, aku kan sudah dari tadi siang di sini dengan Om Danang ..." Sambil mengatakan itu, Ivy sekalian menguarkan kekuatan pengendali pikiran dia, mempengaruhi alam pikir Danang, mengganti memori pria itu.      

"Ohh, iya yah! Aku sampai lupa, ha ha ... tadi kita mengobrol lama, sampai aku ketiduran. Maaf, yah!" Danang membalas senyuman Ivy.      

"Tidak apa-apa, Om ... yang penting aku selalu di sini dengan Om ..." Ivy belum surutkan senyumannya. "Apakah Om Danang lapar?" tanya Ivy. Jika Danang menjawab iya, Ivy bisa lekas membelikan makanan di luar dengan menggunakan kekuatan kilatnya.      

"Ahh, sepertinya tidak terlalu lapar, kok. Hime-chan lapar?" sahut Danang dan balik bertanya.      

Ivy menggeleng dan menjawab, "Tidak. Tadi sudah makan dengan Om sebelum Om tidur, kan?"     

"Ohh, iya betul, aku kok jadi sering lupa begini, yah? Ha ha ha ..." Danang tertawa canggung sekaligus malu karena merasa dirinya mudah lupa akhir-akhir ini. Padahal, bukan dirinya hendak memiliki tanda-tanda pikun, tapi memang pikirannya dikacaukan oleh Ivy.      

"Om ... aku ingin Om Danang tetap di Jepang saja, bisa kan?" tanya Ivy sambil menatap lekat mata Danang.      

Bagai kena pelet, Danang mengangguk dan berkata, "Tentu, tentu saja. Apapun yang Hime-chan inginkan."      

"Aku tak suka jauh dari Om ..." Ivy berdiri dan berjalan ke arah jendela kamar Danang dan menutup tirai di sana. Danang hendak mengatakan sesuatu namun matanya seketika terpaku dengan sikap beku saat melihat Ivy yang tiba-tiba meluruhkan kimono tipis yang gadis itu kenakan hingga kimono yukata itu teronggok di lantai.     

"I-Ivy ..." Danang merasa bagai menelan pasir, tenggorokannya kering seketika dan jakunnya turun-naik ketika melihat Ivy berbalik menghadap ke arahnya.      

Gadis remaja itu, semenjak dia mendatangi Danang saat pria itu tertidur, dia menggunakan sihir ala iblis yang menyulap dia menjadi memiliki tubuh gadis usia 20 tahun. Kekuatan istimewa Ivy sebagai vampir adalah, dia bisa menghisap kemampuan mangsanya. Jika dia menggigit seorang keturunan iblis yang memiliki kemampuan mengubah penampilan, maka Ivy juga akan bisa memiliki ability itu.      

Inilah yang paling dahsyat dari kemampuan Ivy sebagai vampir. Diketahui bahwa masing-masing vampir memiliki keunikan ability-nya sendiri-sendiri, semuanya adalah bawaan. Ada kasus langka seperti Ivy, dimana dia bisa menghisap ability korbannya.      

Saat ini, Ivy mengubah dirinya bagai gadis 20 tahun yang bertubuh ranum, matang dan seksi dengan dada penuh. Sedari dulu, Ivy sangat mendambakan memiliki dada sedemikian rupa.      

Berjalan ke arah Danang lagi dengan hanya mengenakan lingerie transparan warna hitam tanpa memakai dalaman apapun, dia perlahan duduk di sebelah Danang. "Om ... apakah Om Danang mencintaiku?"     

Bagaimana mungkin seorang pria yang sudah diguna-guna, dipelet, dihipnotis, dipengaruhi alam pikirnya, bisa berpikir rasional? Segera saja Danang mengangguk karena itu adalah kemauan dari sang gadis.      

"Om ... ucapkan ..." rengek Ivy dengan suara manja. "Ucapkan kalau kau mencintaiku, kalau Om menginginkan aku." Ivy memposisikan dirinya setengah rebah ke arah Danang.      

"A-aku ... aku mencintaimu ... Hime-chan ... aku mencintaimu, aku menginginkan kamu." Napas Danang mendadak pendek-pendek dan memburu.      

Ivy berusaha tampil memikat maksimal di hadapan Danang, agar dia pantas dicintai dan diinginkan oleh pria pujaannya ini. Meski ini adalah kali pertama bagi Ivy menjajal sikap binal begini, dia sudah menginginkan sejak lama.      

Memberanikan diri, Ivy mendekatkan wajahnya ke Danang. Meski jantungnya bergemuruh, namun gadis remaja itu sekuat tenaga menahan groginya dan ingin merasakan apa yang dirasakan para orang dewasa dalam bercinta.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.