Devil's Fruit (21+)

Ingin Bercinta Dengan Wanita Centaur



Ingin Bercinta Dengan Wanita Centaur

4Fruit 1075: Ingin Bercinta Dengan Wanita Centaur     
0

Vargana tidak pernah mengira bahwa serangan yang akan dilancarkan oleh musuhnya itu akan sangat gila, intens dan beruntun membombandir dirinya menggunakan bola energi api petir yang besar dan bertubi-tubi.      

Karena Vargana memiliki kekuatan elemen angin, dia yakin dia bisa melemahkan petir milik lawannya. Oleh karena itu, dia memanggil angin badai untuk menghalau semua bola api petir yang ditujukan padanya.      

Namun, karena elemen api bisa melemahkan elemen angin, maka upaya Vargana tidak bisa dikatakan berhasil. Apalagi ternyata level kekuatan mereka berdua lumayan jauh berbeda. Vargana yang masih merupakan iblis muda, masih kurang kuat dibandingkan dengan makhluk level dedengkot yang entah sudah berusia berapa ribu atau bahkan ratusan ribu.     

Serangan badai angin dari Vargana dilumpuhkan dengan mudah oleh makhluk dedengkot, mengakibatkan badai itu lenyap dan menampakkan si makhluk dedengkot yang tertawa mengejek Vargana. "Apa hanya itu saja yang kau punyai, gadis cilik? Kau sungguh terlalu melebih-lebihkan dirimu dengan angin kentut seperti itu."     

Vargana kesal diejek serendah itu kemampuannya. Dia menggertakkan giginya dan memunculkan badai angin lebih kuat dan besar dari sebelumnya dan melahap si makhluk dedengkot.      

Makhluk asap level dedengkot itu masuk tertelan ke pusaran badai angin yang bersifat kejam dan bisa mencabik-cabik lawannya. Namun, si makhluk dengan santainya mengulurkan tangan ke atas dan tak lama, badai milik Vargana pun lenyap dan menghilang.     

Gadis itu sampai melongo tak menyangka akan ada hal seperti itu. Kenapa makhluk itu begitu mudahnya meniadakan badai angin level tinggi yang sudah dia kerahkan? Seberapa kuatnya makhluk level dedengkot?     

"Nah, sekarang giliranku, yah manis kecil ..." Makhluk itu terkekeh sambil dia mulai menembaki Vargana dengan serangan bola api petir secara menggila cepatnya ke putri sulung Myren.      

"Terlalu cepat! Mampus!" Vargana menjerit dalam hatinya ketika dia masih kaget akan apa yang hendak menerjang tubuhnya.      

Vargana berkelit ke sana dan kemari untuk menghindari serangan beruntun bola energi api petir dari lawannya, begitu kerap dan padat intensitas serangan sang dedengkot sampai Vargana mulai kewalahan.      

Dia yang biasanya cepat dan tangkas, merasa tidak berdaya dengan kecepatan serangan si makhluk asap level dedengkot. Apakah level itu sungguh luar biasa kekuatannya? Benarkah dia tidak bisa mengatasi serangan itu?     

"VARGANA!" teriak keras Pangeran Abvru nun jauh di angkasa sana, menatap gadis itu dengan tatapan geram hendak menerjang ke sana menolong Vargana, namun makhluk yang menjadi lawan sang pangeran tidak membiarkan Pangeran Abvru bisa kabur dari medan pertempuran mereka.      

Kini, mata Vargana melihat belasan bola energi api petir yang sebentar lagi menghantam dirinya yang sudah kewalahan. "Matilah aku kali ini ..."     

Blaarrr!     

Dhuaarr!     

Berbagai bunyi ledakan bergemuruh di langit meski hanya bisa didengar oleh para makhluk supernatural saja.      

Vargana yang telah bersiap menerima kematian dia, tiba-tiba melongo ketika muncul sosok di depannya, lebih tepatnya ... 2 sosok. "Ma-Mama? Papa?" Suaranya bergetar ketika menyebut sosok itu.      

"Biar Mama dan Papa yang ladeni dia! Kau bantu tunanganmu saja di sana!" Myren berteriak tanpa menoleh ke belakang, ke anak sulungnya.      

Di benak Vargana penuh akan tanda tanya kenapa kedua orang tuanya bisa tiba di sini? Meski dia lega atas kehadiran Myren dan Ronh, dia hanya heran saja kenapa keduanya bisa muncul di tempat dia, tepat ketika dia sudah pasrah akan menerima kematiannya.      

Karena teriakan ibunya, Vargana langsung sadar dari lamunan dia dan bergegas terbang ke arah Pangeran Abvru.      

"Mau kemana kau, gadis cilik!" bentak kesal si makhluk dedengkot pada Vargana yang seperti melarikan diri darinya. "Jangan kira kau bisa seenaknya kabur!" Makhluk itu lagi-lagi membombandir ke arah Vargana dengan serangan bola energi api petirnya.      

Ronh cekatan bertugas sebagai perisai untuk anaknya dan memblokir serangan pada Vargana menggunakan sebuah perisai besar yang dia munculkan di tangannya. "Cepat pergi ke Abvru, Va! Errghh!" Si ayah sekuat tenaga memblokade semua rentetan bola api petir yang akan menyerang putrinya, bahkan dia sampai terdorong ke belakang beberapa kaki.      

Myren tak tinggal diam dan dia membantu sang suami dengan menyerang makhluk level dedengkot itu menggunakan kekuatan tanah untuk melemahkan serangan apinya. Meski elemen itu lemah terhadap petir, namun Myren yakin jika dia memunculkan elemennya lebih besar dari si makhluk dedengkot, dia pasti berhasil menekan lawannya.      

Si dedengkot itu beralih pandangan ke Myren. "Wah, aku mencium bau Centaur padamu! Apakah kau ras itu?" Si makhluk terkekeh dengan kepala miring ke Myren. "Menarik! Sungguh menarik! Aku ingin mencoba bersenang-senang dengan Centaur!"      

Makhluk dedengkot itu menerjang ke Myren dengan kecepatan masif dan segera mencekal leher Myren yang lengah.      

Myren berjuang membebaskan lehernya dari makhluk tersebut. Kekuatan elemen dia adalah bumi atau tanah dan logam. Namun elemen tanah dia tidak akan cukup membantunya. Dalam melawan musuh pada serangan jarak dekat begini, Myren bisa menggunakan kekuatan sejati dia sebagai keturunan Centaur.      

Ia menggunakan kekuatan fisiknya untuk melawan si makhluk dedengkot. Makhluk itu juga sepertinya ingin bermain-main dengan Myren dan meladeni pertempuran fisik yang dilepaskan Myren.      

Ronh segera melesat ke tempat istrinya sedang dicekik si makhluk dedengkot dan ingin segera menolong Myren.      

Namun, si makhluk dedengkot malah memutar tubuh Myren sehingga kini sang jenderal berada di depan si makhluk digunakan sebagai perisai untuk menghalangi serangan Ronh. Tangan kuatnya masih mencekik di leher Myren.      

"Khe he he ..." Kau kira kau bisa seenaknya melawanku? Jangan kau kira karena kau ini iblis, maka aku tidak bisa bertarung imbang denganmu. Kau terlalu meremehkan aku." Makhluk dedengkot itu berbicara pada Ronh. Cekikan pada leher Myren dia perkuat.      

"Myren!" teriak Ronh begitu cemas melihat sang istri yang terlihat lemah dalam kuasa si makhluk dedengkot. "Jangan sakiti dia! Lepaskan dia dan kami takkan mengejarmu! Kau bebas pergi dari sini!"     

Kekehan makhluk itu terdengar lagi setelah mendengar ucapan Ronh. "Khu hu hu ... semudah itu kau menyerah? Sungguh tidak menyenangkan. Hmm ... bagaimana jika aku membawa pergi wanitamu? Kau harus tahu, aku sudah lama ingin bercinta dengan wanita Centaur. Mereka kuat dan bisa memenuhi seleraku."     

Mata Ronh penuh akan bara amarah mendengar ucapan makhluk dedengkot tersebut. Terlebih lagi ketika dia disajikan adegan lidah hitam makhluk itu menjilati leher samping Myren dengan cara menjijikkan dan tangan lainnya meraba dada Myren untuk meremas di sana.      

Amarah Ronh membumbung tinggi melebihi angkasa. Dia tidak rela istrinya disentuh tidak hormat begitu. Belum pernah ada lelaki lain menyentuh Myren kecuali dia! Mana mungkin dia tahan melihat kejadian tersebut?! "Lepaskan dia!!!" seru kencang Ronh dengan suara geraman keras. Tubuhnya bergetar akibat rasa marah yang meluap ketika istrinya dilecehkan di depannya.      

Kekuatan makhluk dedengkot itu melemahkan tubuh Myren. Elemen tanah Myren ditekan habis-habisan oleh hawa elemen petir si dedengkot.      

Setiap Ronh hendak menyerang, makhluk itu menggunakan Myren sebagai tameng, menyebabkan Ronh jadi urung dan tidak berdaya.     

Makhluk itu tertawa mengejek Ronh dan kian menggila, menjulurkan ekor yang dia miliki untuk meraba di pangkal paha Myren, berusaha masuk melalui celah kain di sana. Dia benar-benar sengaja ingin Ronh emosi sekaligus bisa seenaknya menjamah tubuh Myren. "Kau menyukai ini, kan Centaur sayank ..."      

"Arghh!" Myren memekik ketika ujung ekor si makhluk dedengkot sudah menusuk lubang intimnya dan mengocok di sana.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.