Devil's Fruit (21+)

Kau Sebut Aku Apa Tadi?



Kau Sebut Aku Apa Tadi?

2Fruit 1080: Kau Sebut Aku Apa Tadi?     
4

Vargana berjalan dengan grupnya yang terdiri dari Pangeran Abvru, Shona, dan Pangeran Zaghar. Mereka sedang berpatroli pada kawasan sepi di daerah terpencil yang biasanya tempat seperti itu dijadikan area berkumpul para makhluk asap hitam.      

"Rupanya bau busuk kalian memang tidak bisa disembunyikan meski kalian mendekam di dalam tubuh manusia, yah!" Vargana menghina 5 makhluk asap hitam yang sedang berjalan cepat hendak menuju ke pemukiman warga.      

Kelima makhluk asap hitam itu terkejut akan kehadiran Vargana. Mereka sudah diberitahu oleh atasan mereka bahwa pihak iblis sudah memiliki metode untuk menghancurkan mereka tanpa melukai manusianya. Jika bertemu dengan iblis, maka mereka harus lekas menghindarinya.      

Dan inilah yang membuat kelima makhluk asap hitam segera bergegas hendak kabur.      

"Jangan kira kalian bisa kabur, yah!" Vargana tidak ingin melepaskan mangsanya begitu saja. Dia langsung menerjang maju ke lima makhluk asap hitam tadi diikuti calon suaminya.      

Namun, sebelum kertas mantra itu tertempel di tubuh makhluk asap hitam, tiba-tiba saja kertas itu terbakar oleh hantaman petir yang menyambar dan kertas lainnya mendadak saja terkena serangan angin kuat yang membuat kertas itu pun terbang ke angkasa.      

Vargana dan yang lainnya terkejut akan kejadian itu. Sementara, lima makhluk asap hitam sudah berhasil kabur, dan muncullah dari udara kosong, makhluk asap hitam lainnya yang sangat dikenali oleh Vargana dan Pangeran Abvru.      

"Tipe dedengkot!" seru Vargana sambil dia melesat mundur. Dia tidak ingin gegabah.      

Makhluk asap hitam tipe dedengkot ini bentuknya sama namun kekuatan elemen mereka berbeda-beda. Dan dengan seruan Vargana tadi, maka Shona dan Pangeran Zaghar pun bisa mengetahui bahwa yang seperti itulah yang dinamakan tipe dedengkot.      

"Ha ha ... kau sebut aku apa tadi? Tipe dedengkot?" Makhluk itu tertawa. Dia hanya sendirian saja dan menghadang grup Vargana yang diketuai oleh Pangeran Zaghar.      

Sedangkan Pangeran Zaghar, dia memeriksa sekitar apakah ada makhluk asap hitam tipe dedengkot lainnya. Jika ada, maka tidak perlu mereka nekat melawan dan lebih baik mundur saja daripada celaka.      

"Kenapa? Apa kau ingin disebut anjing pecundang?" Pangeran Abvru malah mengejek tipe dedengkot tadi.      

Mata makhluk asap hitam tipe dedengkot itu pun menyala karena geram sekaligus heran. "Kau! Kau tahu wujud asliku?"     

Pangeran Abvru malah ganti yang menyeringai terkekeh dan menyahut, "Apakah kau pikir bau busuk dari jiwa anjingmu itu tidak kentara, hm? Kau ini hanyalah anjing hitam yang terbuang dan kalah."     

Makhluk asap hitam berusaha menahan geramnya tapi perhatian dia malah teralihkan dengan Pangeran Zaghar yang masih mengamati sekitarnya. "Ada apa kau melihat sana sini? Apa kau hendak mencari temanku?" Makhluk itu menyeringai mengejek pada Pangeran Zaghar.      

"Kau hanya sendirian, yah?" Pangeran Zaghar tidak bisa menyembunyikan lagi maksud dari tindakannya dan dia makin yakin bahwa makhluk ini memang sendirian saja.      

"Ya, aku memang sendirian saja di sini. Kenapa harus mengajak teman jika aku sendiri saja sudah cukup untuk membunuh kalian berempat." Makhluk asap tipe dedengkot menyeringai penuh hinaan pada grup di depannya.      

"Sombong!" Pangeran Abvru pun segera melesat cepat, dan dalam waktu sekejap saja dia sudah muncul di hadapan makhluk asap hitam tipe dedengkot tadi dan dia segera menusukkan pedang kristal dia ke leher si makhluk dedengkot.     

Tepat saat leheranya hendak ditusuk oleh pedang kristal Pangeran Abvru, tubuh makhluk asap hitam tipe dedengkot melesat bagaikan hantu, melayang ringan, kemudian bergerak ke samping, sehingga serangan dari lawannya hanyalah menusuk ruang kosong.      

Kemudian, dari tangan makhluk asap hitam tipe dedengkot itu muncul pedang petir yang dikibaskan ke arah Pangeran Abvru.      

Wuss!     

Cahaya dari pedang petir ciptaan makhluk asap hitam tipe dedengkot yang menyilaukan pun mengerjap, bergerak paralel bersamaan dengan langkah si makhluk yang secepat angin.      

Pada saat yang sama, serangan bola energi dari tangan satunya menghujam ke Pangeran Abvru seiring dengan raungan makhluk asap hitam tipe dedengkot, menerpa dengan kekuatannya yang tirani.      

Namun, Vargana ikut maju bergerak cepat diikuti Pangeran Zaghar untuk memberikan dukungan bantuan kepada Pangeran Abvru.      

Makhluk asap hitam tipe dedengkot langsung saja kibaskan tangannya pada Pangeran Abvru dan juga pada Pangeran Zaghar, membuat dua pangeran incubus itu terpental lumayan jauh, sehingga kini tinggal Vargana yang berhadapan jarak dekat dengan makhluk asap hitam tipe dedengkot.      

Makhluk asap hitam tipe dedengkot menyergap ke arah Vargana. Saat dia hendak menusukkan bilah petir ke tubuh Vargana, secepat percikan api, di matanya, Vargana bagaikan sudah mati.      

Namun, ketika makhluk asap hitam tipe dedengkot itu hendak menyentuh tubuh Vargana, putri dari Myren itu sudah berputar dengan anggun bagai daun tertiup angin, berhasil mengelak dari serangan petir si makhluk.      

Sedangkan Shona tidak tinggal diam saja dan dia segera menciptakan kubah api yang hendak memerangkap si makhluk asap hitam tipe dedengkot.      

Makhluk asap hitam tipe dedengkot itu disinyalir memiliki kekuatan elemen petir dan juga angin, maka mereka harus mencari kelemahannya. Petir lemah terhadap angin dan angin lemah terhadap api. Mungkin, inilah kenapa serangan kubah air dari Shona hanya sebuah kesia-siaan belaka ketika berhadapan dengan makhluk jenis ini.      

Shona dihantam dengan kekuatan angin dan terpental sambil memuntahkan darah segar.      

"Sho!" Pangeran Zaghar berteriak dan hendak melesat ke Shona.      

Namun, Shona malah berseru, "Jangan ke sini! Cepat habisi dia dengan laharmu!"      

Pangeran Zaghar pun segera bergegas ke makhluk asap hitam tipe dedengkot untuk lekas menghabisinya sesuai dengan keinginan Shona.      

Apa daya, si makhluk asap hitam tipe dedengkot malah bergerak sangat cepat dan menuju ke Shona sebelum Pangeran Zaghar memburu ke dia. Sedangkan Pangeran Abvru masih tergeletak kesakitan karena serangan si makhluk.     

Vargana yang berada paling dekat dengan Shona pun tidak rela sahabatnya hendak dijadikan target serangan makhluk asap hitam tipe dedengkot. Ia bergegas menghadang makhluk tadi dengan menciptakan badai angin untuk menghalau makhluk asap hitam tipe dedengkot.      

"Anginmu belum ada apa-apanya!" seru makhluk asap hitam tipe dedengkot sambil kibaskan badai angin milik Vargana. Gadis itu pun terpental.      

Tangan makhluk asap hitam tipe dedengkot sudah begitu dekat dengan leher Shona dan jarak Pangeran Zaghar masih cukup jauh, tidak akan sempat menyelamatkan Shona meski dia sudah bergerak secepat yang dia sanggup.      

"Sho!!!" teriak Pangeran Zaghar sambil dia terus melesat ke arah calon istrinya. Tidak boleh! Shona tidak boleh terluka atau celaka! Dia harus hentikan makhluk itu. Harus! Tapi bagaimana? Jaraknya masih belum cukup! Belum cukup! Sial! Sialan!!!     

Bzoomph!     

Dharr!     

Dari arah samping, tiba-tiba muncul terjangan tembakan api hitam neraka pada si makhluk asap hitam tipe dedengkot dan langsung saja mengubah si makhluk itu menjadi debu hitam dan lenyap di udara.      

"Jo!" Vargana berteriak sangat senang.      

Jovano muncul sambil terbang cepat ke arah Shona yang terkapar terluka. "Kamu nggak apa-apa, Sho?" tanya Jovano ke Shona yang masih memunculkan darah di sudut mulutnya.      

Shona menatap Jovano, hatinya berdesir, dan ia menjawab, "Tidak, aku tidak apa-apa, aku bisa sembuhkan diriku setelah ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.