Devil's Fruit (21+)

Kemunculan Para Archangel dan Serafim



Kemunculan Para Archangel dan Serafim

2Fruit 1094: Kemunculan Para Archangel dan Serafim      0

Kedatangan Pangeran Djanh dirasa sangat memberikan bantuan besar pada King Zardakh dan Jovano yang sedang berupaya untuk menutup robekan dari langit. Apalagi ternyata tingkat kekuatan api hitam dari sang pangeran incubus kerajaan Huvr itu setara dengan King Zardakh.      

Yang membuat kesal King Zardakh, selain usia Pangeran Djanh masih jauh lebih muda dibandingkan dirinya, si pangeran begitu santai mengeluarkan api hitam dari telapak tangannya. Sementara, King Zardakh sudah seperti balon diremas kuat-kuat.      

"Wah, sungguh hebat api hitam Pangeran ini!" King Zardakh tak bisa menahan lidahnya. "Begitu santainya Anda memancarkan api hitam. Sungguh anak muda!" Meski begitu, dia tetap mengontrol sang lidah agar tidak mengeliat terlalu jauh dalam melafalkan kalimatnya.     

"Ha ha ha ... aku jadi tersanjung sekaligus malu dengan pujian Yang Mulia ini." Pangeran Djanh sedikit banyak merasakan adanya aroma sindiran dari kalimat King Zardakh. Oleh karena itu, dia pun hentikan main-mainnya dan mulai lebih serius.      

King Zardakh bagai sedang menelan lalat. Jadi ... kekuatan yang tadi itu benar-benar iseng main-main saja? Belum sepenuhnya serius? Hatinya tercabik-cabik. Apakah dia memang kalah dengan bocah di bawah usianya?     

Kini ada tiga orang yang berjuang untuk menyulam robekan langit. Mereka terus menggempur dengan api hitamnya.      

Kening Pangeran Djanh seketika berkerut ketika dia secara samar merasakan energi dari pihak yang terus merobek langit di seberang sana. Tapi dia akhirnya datarkan lagi wajahnya dan terus keluarkan api hitam terbaik dia.      

Sudah satu jam berlalu sejak Pangeran Djanh membantu King Zardakh dan Jovano dalam menambal sulam langit. Namun ... kenapa masih saja belum selesai? Ini sungguh mengesalkan mereka bertiga.      

"Astaga, sebenarnya siapa orang yang berada di balik sana? Siapa dia yang begitu kuat, yah!" Pangeran Djanh bertanya-tanya penuh keheranan. Dia dan dua lainnya sudah mengerahkan upaya terbaik mereka, tapi ternyata masih saja hanya menemui kemajuan sangat sedikit. Ini sungguh menggelikan. Tidak lucu!     

Padahal Pangeran Djanh sudah dalam mode paling serius dia. Di sini, saat ini, dia bersedia datang membantu begini, jika bukan atas desakan istri dan melihat bagaimana dua anaknya, Zevo dan Shona, berjuang memerangi makhluk asap hitam, mungkin Pangeran Djanh masih akan bersantai-santai di kerajaannya yang tentram.      

Dan keningnya berkerut saat dia merasakan energi dari seberang sana. Sungguh kekuatan yang luar biasa kuat. Begitu menakutkan jika sosok itu dilawan one on one. Tiga orang saja masih susah payah apalagi berhadapan satu lawan satu.      

Sungguh sosok yang menakutkan.      

Jovano melihat raut wajah Pangeran Djanh di antara hembusan tekanan angin yang menerjang mereka. Ada rona aneh di wajah si pangeran yang sedang menatap lurus ke depan sana, seakan sedang melakukan scanning terhadap robekan langit. Atau ... sedang menebak siapa sosok di belakang robekan itu?     

"Pangeran Muda Jovano," panggil Pangeran Djanh.      

"Ya, Pangeran Djanh?" Jovano terkejut, apakah dia ketahuan sedang menatap lekat ke pangeran Huvr di dekatnya?     

"Kau memiliki kekuatan nirwana, kan?" Pangeran Djanh ternyata ingin menanyakan itu, bukan membahas mengenai tatapan intens Jovano terhadapnya.      

"Ah, iya, Pangeran! Aku punya." Jovano lega ternyata itu yang ditanyakan. Bukan ... "kenapa kau menatapku, Jo?", atau dia akan merasa canggung, apalagi jika Pangeran Djanh salah paham mengira dia menatap tak senonoh padanya.      

"Bagus, Pangeran Muda Jo, bisakah kau tembakkan juga tenaga kekuatan nirwana ke robekan itu?" pinta Pangeran Djanh secara halus.      

Tak hanya Jovano yang terkejut, King Zardakh pun demikian. "Pa-Pangeran?" Matanya penuh akan keheranan.      

Pangeran Djanh menoleh padanya dan terkekeh sambil berkata, "Cobalah, Pangeran Muda Jo. Aku punya firasat baik mengenai itu."     

Jovano mengangguk dan menaikkan tangan kanannya dan dari sana muncul semburan cahaya nirwana, sebuah kekuatan berlemen cahaya yang sangat menyilaukan dan agung. Sebuah kekuatan langka yang bahkan tidak semua malaikat punya.      

"Jangan ragu-ragu keluarkan kekuatan nirwana itu, Pangeran Muda Jo." Pangeran Djanh menambahkan. "Keluarkan semaksimal mungkin." Ia mengembalikan pandangannya ke depan sambil tersenyum penuh arti.      

Meski Jovano tak yakin akan apa yang dikatakan Pangeran Djanh, tapi dia ingin mencoba. Dan kini, setelah dia kerahkan segala energi kekuatan cahaya nirwana dia, keningnya berkerut. Seperti ada perasaan ringan dan mudah. Sungguh mengejutkan.      

Jovano melirik ke Pangeran Djanh, tapi sang pangeran di dekatnya hanya tetap sunggingkan senyum tak berdosanya sambil tatapan terus ke depan dan tanpa henti keluarkan api hitam terbaik dan terkuat dia.      

Ini aneh. Jovano merasa ini sungguh aneh. Sensasinya berbeda ketika dia mengeluarkan cahaya nirwana dengan api hitam. Dia terus memandangi dua telapak tangannya yang mengarah ke depan. Di kiri mengeluarkan api hitam dan di kanan menyemburkan sorotan cahaya nirwana. Dua energi kontras yang sangat unik.      

Jika di sebelah kiri, dia masih merasakan tekanan berat, namun di telapak tangannya, terasa enteng dan mudah. Bagaimana itu bisa terjadi? Sekali lagi dia melirik ke arah Pangeran Djanh dan masih mendapati lelaki yang masih berpose seperti tadi.      

Jovano bertanya-tanya, apakah Pangeran Djanh sudah mengetahui apa sensasi yang akan dirasakan andaikan mengeluarkan cahaya nirwana untuk menambal robekan langit?      

Namun, dia tak boleh terus lengah dan harus fokus, karena pihak di balik robekan sana sepertinya semakin mengeluarkan energinya secara gila-gilaan untuk menandingi cahaya nirwana milik Jovano.      

Jovano tak mau kalah dan kian menggila juga keluarkan cahaya nirwana dia. Adu kekuatan antar dua belah pihak, dan sepertinya ini menghasilkan tekanan lebih mendalam lagi pada lingkungan sekitar mereka. Terbukti dengan kian banyaknya badai angin energi menerjang tiga orang di depan robekan langit dan juga berimbas ke bumi manusia.      

Zuunnggg ....     

Perhatian semua orang pun terpecah ketika mendapati adanya sinar cahaya sangat terang di langit atas sana dan mata mereka terbelalak melihat dari awan turun beberapa malaikat bersayap ganda, bahkan ada yang bersayap 6.      

"I-itu malaikat level archangel! Dan juga level serafim!" teriak seorang iblis dengan wajah memucat meski wajahnya hitam. Dia jadi terlihat aneh dan kontras.      

Jovano, King Zardakh dan Pangeran Djanh juga melihat kedatangan berapa malaikat level tinggi dan agung itu turun dari langit membawa aura mulia dan agung mereka, terutama para level serafim (level tertinggi dari hirarki malaikat).      

Wajah Jovano hanya bisa melongo ketika menatap beberapa malaikat serafim bersayap 6. Sungguh mendominasi auranya.      

"Kau! Kau pemegang cahaya nirwana!" Salah satu archangel berseru ke Jovano. Ia hendak menerjang ke Jovano, tapi dihentikan oleh salah satu serafim.      

"Kita lakukan yang harus dilakukan." Serafim itu berujar.      

Lalu, seorang malaikat serafim yang mengenakan penutup mata putih maju ke depan dan dua tangannya terangkat, diikuti malaikat lain yang bersamanya. Seketika, cahaya menyilaukan tercipta dari telapak tangan mereka, membuat gentar dan lutut lemas para iblis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.