Devil's Fruit (21+)

Ikan di Atas Talenan



Ikan di Atas Talenan

1Fruit 1095: Ikan di Atas Talenan     
3

Seorang malaikat serafim yang mengenakan penutup mata putih maju ke depan dan dua tangannya terangkat, diikuti malaikat lain yang bersamanya. Seketika, cahaya menyilaukan tercipta dari telapak tangan mereka, membuat gentar dan lutut lemas para iblis.      

Cahaya itu seolah membawa semua karunia alam paling murni dan suci, membentuk jalinan benang tipis yang merajut langit. Terus menyulam begitu indah dan teraturnya, bagaikan mereka seorang penyulam terbaik di dunia.      

Pangeran Djanh berkata pada King Zardakh dan Jovano. "Hentikan saja api hitam kalian," ujarnya seraya dia menyurutkan api hitam miliknya. "Mereka sudah di sini, kita tidak perlu capek-capek sekarang."     

Salah satu archangel menatap tajam atas ucapan Pangeran Djanh, namun ditanggapi oleh pangeran incubus dengan senyuman ambigu yang lembut, apakah itu ejekan atau sebuah permohonan maaf. Susah ditebak.      

"Huh!" Archangel itu memalingkan pandangan dari Pangeran Djanh dan kembali fokus pada pekerjaannya. King Zardakh dan Jovano pun menuruti perkataan pangeran dari Huvr itu.      

Mata Jovano terbelalak menyaksikan betapa indah dan luar biasanya kekuatan cahaya yang dikerahkan oleh para malaikat itu. Memang itu tidak sebanding dengan cahaya nirwana milik Jovano, namun masih saja terasa sangat agung dan mengagumkan.      

Dari semua malaikat yang kini sedang berkonsentrasi menyulam langit, tidak ada dari mereka yang mengeluarkan cahaya nirwana. Ini sungguh mengejutkan Jovano. Padahal mereka kaum sayap putih sangat terlihat kuat dan mendominasi. Mungkin satu jentikan jari mereka saja sudah bisa membolak-balikkan bumi, tapi ... tidak satupun dari mereka mengeluarkan cahaya nirwana.      

Lalu ... lelucon macam apa ini? Hanya Jovano di sini yang bisa mengeluarkan cahaya nirwana kah?     

Pangeran Djanh semakin melebarkan senyumnya. Sudut mulut dia makin terangkat naik ketika melihat robekan di langit mulai berkurang terus dan terus sampai akhirnya kini semuanya tertutup.     

Tidak sampai lima belas menit dan semuanya sudah beres. Seberapa menggelikannya itu jika teringat betapa mereka bertiga berupaya selama satu jam lebih? Bahkan masih lebih lama lagi bagi King Zardakh dan Jovano.      

"I-ini luar biasa!" King Zardakh tidak bisa tidak mengakui kehebatan dari kekuatan para malaikat. Yah, memang mereka yang datang merupakan malaikat dengan hirarki tinggi, tapi tetap saja itu memukau bagi sang raja.      

Siapa yang tidak merasa silau akan dominasi kekuatan dari malaikat level serafim? Jangankan iblis, bahkan sesama malaikat pun akan membungkuk hormat padanya.      

Ini menimbulkan kasak-kusuk di antara para iblis di situ. Bahkan mereka sampai tidak sadar bahwa lawan mereka, makhluk asap hitam sudah lari kabur dari medan perang dan lekas menyusup ke berbagai penjuru, entah itu level rendah, tinggi dan juga tipe dedengkot.      

Kedatangan para malaikat sedikit banyak menggentarkan mereka, apalagi ketika melihat para serafim. Nyali mereka kempis seketika. Padahal tujuan awal mereka ketika mengacau di dunia adalah hendak berperang dengan malaikat. Namun, setelah melihat aura kekuatan cahaya para malaikat, mereka mendadak ciut.     

"Hanya serafim dan archangel saja, kenapa harus diributkan?" gerutu Pangeran Abvru.      

Takk!     

Kepala sang pangeran rambut perak pun ditampar pelan kakaknya. "Jangan bicara sembarangan, Abvru!" Pangeran Zaghar berharap malaikat tidak mendengar ucapan ketus adiknya.      

Pangeran Abvru mengelus bekas tamparan kakaknya. Saat dia melirik ke calon istrinya, Vargana menjulurkan lidah mengejek dia seakan wajahnya penuh akan ledekan: rasakan!     

Setelah akhirnya langit berhasil disulam dan kembali merekat rapi, para malaikat pun turunkan tangan mereka secara bergantian dimulai dengan serafim berpenutup mata putih.      

Kini, kondisi langit sudah kembali normal, badai angin juga telah reda.      

Para malaikat itu berpaling menghadap ke pasukan iblis. Andrea mengepalkan tangannya, bersiap jika memang para malaikat itu hendak mengadakan pertempuran dengan mereka. Masih teringat di memori dia mengenai ketakutan dia dulu saat hamil dan melahirkan Jovano.      

Oleh karena itu, Andrea segera saja melesat ke arah Jovano yang masih berdiri terpukau di dekat kakeknya. "Jo!"      

"Mom, mereka sungguh hebat, yah!" Jovano malah memuji kekuatan para malaikat. Andrea tidak merespon apapun selain bersikap waspada. Dante ikut melesat dan berdiri di sisi istrinya.     

Serafim berpenutup mata putih yang sepertinya menjadi pemimpin kelompok itu tiba-tiba mengangkat tangannya seakan mengangkat sesuatu. Gerakan ini diikuti oleh malaikat lainnya di situ. Semua tangan mereka terangkat ke atas.      

Dan fenomena aneh segera terjadi. Seiring dengan naiknya tangan para malaikat, naik pula para makhluk asap hitam ke angkasa. Mereka yang sudah menyusup ke tubuh manusia dan bersembunyi, sekarang tak berdaya ketika seperti ada kekuatan hisap yang menyebabkan tubuh mereka semua terangkat naik di luar kendali mereka.      

"Apa ini?"     

"Tidak! Jangan!"     

"Kenapa aku bisa terangkat?"     

"Sial! Ini gawat!"      

Bahkan, tipe dedengkot pun mulai cemas dengan apa yang terjadi pada dia dan rekan-rekannya. Kini semua makhluk asap hitam yang ada di pelosok dunia, semuanya terangkat naik dan dikumpulkan di satu wilayah di langit atas Tokyo.      

Para malaikat terus mengangkat tangan mereka sampai seluruh makhluk asap hitam sudah terkumpul di atas sana, dan jumlahnya luar biasa banyak.     

Andrea dan yang lainnya tercengang melihat masifnya jumlah makhluk asap hitam. Dan setengah dari itu adalah tipe dedengkot. Bayangkan jika mereka harus menghadapi tipe dedengkot sebanyak itu!     

"Oh, itu sungguh gila!"     

"Banyaknya!"     

Kini para iblis yang terpukau dengan apa yang terjadi di depan mata mereka.      

Setelah semua makhluk asap hitam dikumpulkan di atas langit Tokyo, semua malaikat di sana mengarahkan telapak tangan mereka ke kumpulan sangat besar dari makhluk asap hitam.      

"Tidaaakkk!"     

"Jangaaaannn!"     

Bzooommm!!!     

Dalam sekejap, semua malaikat menembakkan kekuatan cahaya mereka ke gerombolan makhluk asap hitam. Semua makhluk berteriak ketika cahaya itu melesat menuju ke arah mereka. Mereka tidak bisa bergerak dan hanya bisa berteriak meraung, bagai ikan lemah yang sudah di atas talenan, siap dipotong pisau besar nan tajam.      

Dhuummmm!!!     

Dan segera, semua makhluk asap hitam pun berubah menjadi debu hitam tanpa jiwa. Semua dari mereka ... tamat riwayatnya.      

Semudah itu?      

Ya, semudah itu.      

Ini membuat kulit kepala para iblis meremang gatal. Mereka tadi begitu susah payah membasmi makhluk asap hitam dan bahkan banyak serdadu mereka yang harus gugur mati sia-sia karena kalah kekuatan. Dan kini, para malaikat cukup mengangkat tangan mereka dan BUM! Makhluk asap hitam lenyap tanpa mayat tanpa jiwa tersisa.     

Setelah memusnahkan seluruh makhluk asap hitam, para malaikat kini berbalik menghadap ke tim Andrea yang berkumpul bersama.      

"Kalian begitu kuat dan mudah membasmi makhluk asap, tapi kenapa baru datang sekarang? Sungguh menyebalkan! Kenapa menunggu sampai separah ini?" Kuro spontan saja berkomentar sambil menunjukkan wajah kesal. Andrea tak sempat mencegahnya.      

Tzzkk!     

"Arrghh!" Kuro menjerit keras ketika kekuatan cahaya salah satu archangel menerpa tubuhnya. Darah langsung menghambur keluar melalui mulutnya, begitu banyak. "Bwakk!" Dia memuntahkan banyak darah sambil memegangi perutnya yang tadi diterjang cahaya archangel.      

"Kuro!" Andrea langsung saja keluarkan pil alkemia dia dan dimasukkan ke mulut Kuro. Shona segera mendekat untuk berikan tenaga healer dia pada perut Kuro.      

"Jaga mulutmu lebih baik dan berterima kasihlah karena aku masih memberikan ampunan dengan hanya berikan serangan seujung kukuku padamu." Archangel yang menyerang Kuro berbicara dengan keangkuhan nyata dari kilatan tegas matanya dengan dagu terangkat ketika menatap ke bawah ke Kuro dan timnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.