Devil's Fruit (21+)

Berterimakasihlah Pada Kami



Berterimakasihlah Pada Kami

3Fruit 1096: Berterimakasihlah Pada Kami     3

"Arrghh!" Kuro menjerit keras ketika kekuatan cahaya salah satu archangel menerpa tubuhnya usai dia mengatakan keluhannya. Darah langsung menghambur keluar melalui mulutnya, begitu banyak. "Bwakk!" Dia memuntahkan banyak darah sambil memegangi perutnya yang tadi diterjang cahaya archangel.      

"Kuro!" Andrea langsung saja keluarkan pil alkemia dia dan dimasukkan ke mulut Kuro. Shona segera mendekat untuk berikan tenaga healer dia pada perut Kuro.      

"Jaga mulutmu lebih baik dan berterima kasihlah karena aku masih memberikan ampunan dengan hanya berikan serangan seujung kukuku padamu." Archangel yang menyerang Kuro berbicara dengan keangkuhan nyata dari kilatan tegas matanya dengan dagu terangkat ketika menatap ke bawah ke Kuro dan timnya. "Aku masih berbelas kasih padanya yang banyak membantu manusia."     

Andrea tidak berkata apa-apa. Dia sangat paham jauhnya perbedaan kekuatan tim iblis dia dengan para malaikat ini. Meski begitu, dia terus bersikap waspada.      

Apalagi ketika salah satu serafim memalingkan wajahnya ke Jovano. "Kau."     

Andrea dan Dante segera saja maju ke depan Jovano, menjadi perisai sang putra. Mereka bersiap melalukan yang terbaik, bahkan kalau perlu secara gila-gilaan mempertaruhkan nyawa mereka.      

Para malaikat segera berputar dan menatap Jovano, bersama-sama.      

"Dia yang memiliki cahaya nirwana." Serafim lainnya berkata.      

"Kau ... kenapa kau memiliki itu?" Serafim berpenutup mata putih bergerak maju ke depan kelompoknya. Auranya begitu mendominasi dengan keagungannya. Ini membuat Andrea dan Dante makin waspada di depan Jovano sebagai perisai.     

"Aku?" Jovano bersuara tanpa gentar. Meski dia tahu para malaikat itu sangat kuat dan bahkan kakeknya saja tidak berani bersuara, tapi dia memiliki keyakinan diri. "Kekuatanku ini ... hm, aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku memiliki ini. Sepertinya ini ... bawaan sejak lahir." Ia menjawab secara jujur.      

Memang begitu adanya, bukan? Dia tidak meminta kekuatan itu ada padanya. Dia menerimanya sebagai takdirnya. Dan dia juga tahu sejarah apa yang sudah terjadi dengan kehadiran dia sejak masih menjadi janin.      

"Dia! Sepertinya itu dia!" Salah satu archangel menunjuk ke Jovano sambil matanya menyala putih keemasan. "Dia adalah anak yang diramalkan!"     

Para malaikat lainnya segera saja terkejut dengan ucapan rekan mereka. "Jadi ... hm, masuk akal sekarang. Ternyata itu kau ..." Sang pemimpin kelompok malaikat mengangguk-anggukkan kepalanya, memahami ini semua.      

"Pantas saja aku mencium bau unik darah malaikat darimu." Serafim berpenutup mata putih menunjuk ke arah Dante. "Kau bukan iblis murni seperti mereka, kan? Kau ... salah satu dari golongan putra kami."     

"Dia putra dari Mikael." Archangel lainnya mengenali Dante pada akhirnya. "Dia si pengkhianat itu. Dia malaikat jatuh."     

Rekan archangel lainnya menggeleng tidak setuju, dan berkata, "Dia bukan malaikat jatuh, karena dia belum menjadi malaikat. Hanya ... calon malaikat."      

Serafim berpenutup mata putih masih arahkan wajahnya ke Dante. "Kau ternyata memang golongan putra kami. Kau ... pernah menjadi penghuni penjara kami, bukan begitu, anak dari Mikael?"     

Sesudah mengatakan itu, serafim berpenutup mata putih itu menaikkan telunjuknya ke Dante. Secara ajaib, tubuh Dante mendadak tidak memiliki kendali dan terangkat naik sesuai dengan telunjuk si serafim.      

"Dante!" Andrea berteriak ketika melihat suaminya dilumpuhkan secara tenaga oleh serafim itu. Dia tidak ingin kejadian dulu terulang lagi. Dia tidak ingin suaminya ditahan lagi di nirwana dan dipisahkan darinya, itu sangat menyakitkan! "Jangan lakukan apapun padanya! Kumohon jangan!" Ia meraung dengan wajah berlelehan air mata, sangat ketakutan jika Dante dibawa pergi darinya.      

Serafim itu menoleh ke Andrea. "Tenang saja, aku tidak akan membawa dia. Kau bisa diam dan cukup saksikan saja." Ucapannya begitu mendominasi dengan aura agungnya, membuat Andrea tak berkutik.      

Lalu, serafim lainnya juga mengangkat telunjuk mereka dan seketika terdengar jeritan lainnya. "Aaarrghhh!" Itu ternyata dari Revka. Dia ikut terangkat naik ke angkasa, terpisah dari kelompok iblis.      

Dante dan Revka sama-sama terangkat di atas para iblis tanpa daya akibat belenggu energi dari dua serafim. Wajah Dante dan Revka terlihat menderita. Andrea menggertakkan gerahamnya, sementara itu Pangeran Djanh meski terlihat tenang, namun dia sudah bersiap jika kemungkinan terburuk terjadi.      

"Kalian berdua ... pengkhianat kaum kalian yang suci, kami harus memberikan sesuatu yang layak dengan perbuatan kalian." Serafim berpenutup mata putih pun melakukan gerakan lain dengan tangannya seusai mengatakan tadi.      

"Arrrkkhhhh!!!" Dante berteriak kencang sambil tubuhnya mengejang di angkasa sampai otot-otot di sekujur tubuhnya terlihat menonjol. Dia terlihat kesakitan.     

"Kyaaakkhhh!!!" Revka menjerit keras, sama seperti sepupunya. Dia juga terlihat sangat kesakitan.      

Andrea hendak maju tapi Pangeran Djanh mencegahnya menggunakan kekuatan telepati anting komunikasi. "Jangan lakukan apapun dulu, Tuan Puteri."     

"Tapi mereka-"     

"Kita tunggu dulu beberapa saat dan jangan gegabah."     

Andrea menatap ke Pangeran Djanh yang terlihat tenang dan ia pun arahkan lagi pandangannya ke sang suami di atas sana yang sedang meraung kesakitan.      

Tiba-tiba saja, muncul seberkas tipis aura cahaya putih dari tubuh Dante dan Revka, cahaya putih samar itu keluar dari mereka berdua, seperti sedang disedot keluar, mengalir ke arah dua serafim itu bagaikan jalinan benang tipis.      

Tak sampai sepuluh menit yang menyiksa itu pun akhirnya dua serafim itu menghentikan tindakan mereka dan segera ... Dante juga Revka seperti tubuh tanpa tenaga, lemas dan meluncur turun ke bawah, diterima langsung secara cekatan oleh pasangan masing-masing.      

"Kalian berdua ..." Serafim berpenutup mata putih memaksudkan pada Dante dan Revka. "... tidak pantas memiliki kekuatan kaum kami, maka dari itu, sebaiknya aku buang kekuatan itu karena kalian berdua sudah bersekutu dengan iblis."      

Andrea memegangi suaminya dan memandang lurus ke serafim tersebut.      

"Berterima kasihlah kalian pada kami karena kami tidak melakukan apapun pada kalian." Salah satu archangel berkata.      

"Kami masih membiarkan kalian para iblis dan tidak berniat membasmi kalian di sini meski kami ingin dan itu sesuatu yang mudah bagi kami," ucap si serafim berpenutup mata putih, dan melanjutkan, "karena kami mempertimbangkan tindakan kalian pada manusia. Kalian menolong membasmi makhluk asap untuk manusia, dan kalian juga membantu manusia dengan mengurangi serta memblokir badai angin dahsyat di tanah ini."     

Sesudah mengatakan itu, serafim itu membuka langit namun metode yang dilakukan berbeda jauh dengan robekan langit oleh pihak makhluk asap hitam. Langit yang dibuka oleh malaikat itu memancarkan cahaya putih terang dan begitu menyeruakkan aura agung nirwana.      

Segera, para malaikat itu pun memasuki langit yang dibuka oleh serafim pemimpin mereka. Sepeninggal para malaikat itu, maka menghilang pula tekanan mendominasi pada para iblis. Para iblis level rendah langsung hembuskan napas lega.      

"Kuro, apakah kau sudah merasa mendingan?" tanya Andrea kepada putri hybrid-nya.     

Kuro mengangguk dan menjawab lemah, "Sudah, Ma. Ini berkat pil obat Mama dan healing dari Shona. Terima kasih kalian berdua." Ia tersenyum meski wajahnya masih pucat.      

"Ayo kita kembali ke tempat masing-masing." Myren memberikan titahnya dan para serdadu iblis pun membubarkan diri. Dia kemudian berkata ke timnya. "Ayo kita juga turun dan berkumpul di tempat Andrea."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.