Devil's Fruit (21+)

Pengumuman Pada Makan Malam Keluarga



Pengumuman Pada Makan Malam Keluarga

0Fruit 1100: Pengumuman Pada Makan Malam Keluarga      2

"Sepertinya aku harus memperbanyak kertas jimat untuk menangkal vampir." Andrea berkata ke suaminya usai malam mereka berpatroli.      

Kini patroli mereka tidak lagi mengenai makhluk asap hitam, melainkan vampir.      

Apalagi sudah ada laporan bahwa penyebaran virus vampir sudah lebih jauh dari Tokyo, bahkan ada yang sampai ke luar dari Jepang. Ini harus lekas ditekan dan dimusnahkan sebelum keadaan menjadi tidak terkendali seperti halnya dengan makhluk asap hitam.      

"Ya, sayank. Apakah kau hendak ke Cosmo?" Dante bertanya sambil dia memeluk pinggang istrinya, mengendus aroma tubuh sang istri yang selalu memikatnya, kapanpun.      

"Hu-um, aku emang harus ke Cosmo karena di sana lebih nyaman dan peralatanku lengkap." Andrea mengangguk sambil melirik ke suaminya yang menciumi tengkuknya. "Heeii ... tadi sudah, kan?"     

Tuan Nephilim (yang sudah kehilangan darah dan gen Nephilim-nya) pun mendengus geli ketika dia menjawab, "Tidak akan ada cukupnya jika itu berkaitan dengan kamu, sayank."     

"Wo ho ho ... liat deh sekarang siapa yang bisa ngomong lugas banget gak ada tedeng aling-aling, gak kayak dulu di Feroz-nya Djanh cuwk, pfftt!" Andrea menggoda sang suami. Ini memang seperti yang dia ucapkan. Suaminya jauh berbeda dengan dulu ketika mereka berada di alam Feroz milik Pangeran Djanh.     

Dante yang sekarang jauh lebih blak-blakan jika mengungkapkan isi hatinya dan isi otaknya yang mesum.      

"Sayank, aku sudah tidak ingin menahan apapun padamu. Aku sudah pernah merasakan dipisahkan darimu dan itu adalah momen paling gelap dalam kehidupanku. Jika aku masih mempertahankan diriku yang dulu, betapa akan menjadi penyesalan jika kita nanti berpisah lagi." Dante mengatakan sambil membenamkan wajahnya pada rambut belakang Andrea.      

Sang Cambion sepertinya kurang suka dengan ucapan sang suami dan dia kerutkan kening dibarengi wajah cemberut. "Aku gak suka kalimatmu tadi, Dan."     

"Hm?" Dante naikkan kepalanya kembali.     

Puteri Cambion itu pun berputar menghadap ke suaminya. "Gak usah ngomong seolah kita bakalan pisah lagi, deh, please!"      

"Ohh, astaga, sayank, aku sama sekali tidak bermaksud mendoakan kita seperti itu. Sungguh!" Dante lekas memeluk istrinya yang cemberut dan labuhkan bertubi-tubi kecupan pada bibir dan kening sang istri. "Aku tidak akan berkata seperti itu lagi. Aku minta maaf."     

"Hmpfh! Kalo gitu, sebagai hukuman, ikut aku ke Cosmo, kamu musti duduk diam temani aku di Pondok Alkimia!" Andrea menggembungkan pipinya dengan sikap seperti marah.      

Dante tersenyum dan yakin istrinya sama sekali tidak sedang marah sungguhan padanya. Ia makin mempererat dekapannya pada pinggang Andrea dan menyahut, "Iya, sayank, aku akan segera jalani hukumanku. Ayo, lekas!"     

Andrea mengulum senyumnya, malu-malu sebelum dia mengabarkan pada timnya melalui anting komunikasi bahwa dia dan Dante akan ke Cosmo untuk membuat kertas jimat penangkal vampir yang lebih banyak untuk dibagikan pada dunia nantinya.      

-0-0-0-0-     

Jovano membangunkan Nadin yang dia tidurkan dan menghilangkan array pelindung di sana. Dengan adanya dia di dekat Nadin, maka tidak perlu adanya array, ya kan?     

Dua sejoli dimabuk cinta itu mulai melepaskan kerinduan masing-masing. Jovano bahkan meliburkan dirinya dan juga Nadin dari studi mereka selama satu hari untuk menikmati kebersamaan mereka secara intim.      

"Besok sepertinya Mom dan Dad pulang dari luar negeri. Aku ingin bawa kamu ke mansion. Sepertinya bakalan bagus kalau kita makan malam keluarga dengan mereka, kamu mau sayank?" tanya Jovano usai mereka melakukan keintiman entah yang keberapa hari itu.      

Sambil berbaring telungkup tanpa memakai apapun, Nadin menatap Jovano di sampingnya dan dia menyahut, "Hm, tidak masalah. Kuharap orang tuamu semakin menyukai aku, Jov."      

"Tentu saja." Jovano memeluk Nadin dan mereka mulai saling pejamkan mata untuk menyambut hari esok.      

-0-0-0-0-     

Malamnya, Andrea dan Dante memang kembali dari alam Cosmo, membawa banyak kertas jimat untuk menangkal serangan vampir, dan rencananya itu akan ditempelkan kepada manusia secara diam-diam nantinya.      

Andrea tidak bisa membuat jimat untuk mengembalikan manusia yang sudah digigit vampir, karena memang tidak akan ada metode untuk membuat vampir menjadi manusia kembali seperti sedia kala. Ini berbeda dengan makhluk asap hitam.      

Maka, yang bisa dilakukan tim Andrea hanyalah melakukan pencegahan saja.      

Jovano sudah meminta ijin pada ibu dan ayahnya bahwa dia ingin adanya makan malam bersama mereka dan mengajak Nadin. Dia bilang, dia hendak mengatakan sesuatu di momen itu.      

Andrea tidak keberatan, sedangkan Dante sudah meraba akan sesuatu tapi dia diam saja. Sang ayah hanya tersenyum lebar dan acungkan ibu jari untuk putra sulungnya.      

Dan sesuai jam yang dijanjikan, Jovano datang ke mansion bersama Nadin. Dandanan mereka cukup serasi meski memakai baju kasual namun trendi khasnya anak muda kini.      

Sesuai janji Andrea pada Jovano, sang Cambion tidak lagi begitu bertentangan dengan Nadin seperti sebelumnya. Jika dulunya Andrea kurang menyukai hubungan anaknya yang dianggap terlampau jauh dan juga ... Andrea tidak bisa menjelaskan rasa tak suka dia pada Nadin.      

Tapi kini, karena sang anak sudah terlihat sangat serius akan perasaannya, sebagai ibu, mana bisa dia tega terus menghalangi percintaan anaknya?     

Setelah makan malam selesai, Jovano berdiri dan membuka perkataan, "Mohon perhatian ke kalian semua di sini." Ia menatap semua orang di ruang makan: Andrea, Dante, Kenzo, Shelly, Kiran, Gavin, Zivena dan tentunya Nadin. "Aku memiliki sesuatu yang mau aku omongin ke kalian." Ia tersenyum lebar sambil melirik ke kekasihnya di sisi dia.      

"Aku ingin melamar Nadin menjadi istriku. Aku ingin menikah secepatnya dengannya." Kalimat dari Jovano terlantun dengan jelas dan lancar. Semua orang di ruangan itu terpana dan diam dalam hening, tidak menduga akan apa yang disampaikan Jovano pada mereka.      

"Waahh!" Banyak orang di sana yang tak bisa mengatakan apa-apa selain seruan saja untuk menanggapi pengumuman dari Jovano.      

Dante tidak terlalu terkejut karena dia sudah menduga akan ada adegan seperti ini sejak putra sulungnya meminta adanya acara makan malam dan katanya sang anak hendak mengatakan sesuatu di acara itu.      

Mau tak mau, semua orang di ruangan itu merasa bahagia untuk Jovano dan Nadin. Andrea juga tersenyum. Jika memang putranya harus menikahi manusia biasa, ya sudahlah. Toh sahabatnya juga menikah dengan Kenzo.     

Mungkin, nanti mereka bisa memberitahukan pada Nadin secara perlahan-lahan mengenai jati diri ras mereka yang sesungguhnya. Semoga Nadin bisa menerima seperti Shelly dulunya.     

Namun, belum sempat Jovano mengatakan kalimat selanjutnya ....     

JLEBB!     

Jovano mendelik sangat terkejut, melirik ke samping, terlihat raut Nadin yang pias ketakutan, lalu beralih ke arah perutnya yang sudah berlubang selebar kepalan tangan. "N-Nad?" Dia ditusuk dari belakang.     

"Jo!" Andrea dan Dante serempak berseru kencang melihat apa yang terjadi pada putra mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.