Devil's Fruit (21+)

Cinta Palsu, Kemunculan Sosok Tak Terduga



Cinta Palsu, Kemunculan Sosok Tak Terduga

1Fruit 1101: Cinta Palsu, Kemunculan Sosok Tak Terduga      1

JLEBB!     

Jovano mendelik sangat terkejut, melirik ke samping, terlihat raut Nadin yang pias ketakutan, lalu beralih ke arah perutnya yang sudah berlubang selebar kepalan tangan. "N-Nad?" Dia ditusuk dari belakang.     

"Jo!" Andrea dan Dante serempak berseru kencang melihat apa yang terjadi pada putra mereka. Keduanya segera melesat ke putranya. Bagaimana bisa mereka selengah itu? Tapi ... bagaimana mereka bisa mengetahui serangan diam-diam yang dilancarkan ke putra mereka jika pelakunya adalah ... Nadin.      

Gadis itu menggeleng pelan sambil dia menatap ke arah tangannya yang berlumuran darah Jovano. Sudah pasti bahwa Nadin melakukan itu menggunakan energi di luar kekuatan manusia biasa. Ini hanya bisa dikatakan bahwa ... Nadin bukanlah manusia.      

Sungguh mengejutkan bagi semua orang di sana. Nadin ternyata bukan manusia. Bahkan kini ... secara perlahan-lahan, ada aura iblis dari tubuh Nadin. Dia seorang iblis juga! Nadin merupakan golongan iblis!     

Jadi, selama ini ... gadis itu menyembunyikan aura iblisnya!     

Jangankan Andrea dan yang lain, Jovano sendiri pun sangat terkejut mendapati aura iblis di tubuh Nadin. Jovano tak mengira dirinya dikelabui selama ini oleh orang yang sangat dia cintai.      

Namun, belum juga Andrea dan Dante mencapai Jovano, muncul robekan di ruang hampa di depan Jovano sehingga membuat kedua suami istri itu terpental.      

Seseorang muncul dari robekan ruang hampa itu.      

"Ruenn!" Andrea berteriak sambil matanya mendelik tak percaya.     

"Ha ha ha!" Tawa keras Ruenn menggema di ruangan itu. Lalu dia melirik ke Jovano yang sekarat. Ketika Jovano hendak mengeluarkan energi api hitamnya, Ruenn sudah lebih tangkas melihat gerakan itu dan ....     

TASS!     

"Jo!" Andrea berteriak ketika melihat dua tangan putranya dipotong begitu saja oleh Ruenn menggunakan sihir. Nadin memalingkan wajahnya, tak berdaya.      

"Jangan coba-coba membuatku emosi, bocah sialan!" geram Ruenn pada Jovano.     

Putra sulung sang Cambion tak berdaya dan mulai roboh duduk di lantai dengan mulutnya terus mengeluarkan lelehan darah sambil terbatuk-batuk dan perutnya masih berlubang cukup besar.     

Bagi Andrea dan orang dewasa di ruangan itu, mereka sangat ingat dan mengetahui siapa itu Ruenn.      

Ruenn adalah half sister Andrea dari ayah yang sama. Ruenn sangat mendendam pada Andrea karena Andrea membunuh ibu kesayangan Ruenn, yaitu Nivria. Padahal kejadian itu merupakan insiden yang tidak diharapkan Andrea sendiri.      

Mana mungkin Andrea bisa tega membunuh ibu kandungnya sendiri jika bukan karena ditipu? Dan Nivria sendiri yang menipu Andrea agar dia dibunuh sang putri agar darah iblis Andrea bisa tersegel.      

Ruenn sangat menghormati dan menyayangi Nivria dan dia tidak bisa menerima kematian Nivria. Apalagi dia merasa Andrea sudah merebut banyak hal darinya. Dari ayahnya, Nivria, Kenzo, sampai semua kebahagiaan yang dimiliki Andrea saat itu.      

Maka dari itu, dulu Ruenn membalas sakit hatinya pada Andrea dengan cara membunuh Opa dan Oma yang tak bersalah, menorehkan luka penyesalan menganga di jiwa Andrea selama sekian belas tahun.      

Tidak itu saja. Ruenn juga memantrai Dante agar bisa bermesraan dengan suami Andrea dan sengaja membuat Andrea melihat adegan itu dengan mata kepala sendiri, lalu sempat menculik Jovano bayi untuk diserahkan ke Ratu Antediluvian masa itu.      

Apapun akan dilakukan Ruenn untuk membalas Andrea, agar Andrea merasakan rasa sakit seperti yang dia rasakan.      

Kini, Ruenn berhasil mencapai tujuannya. Dia berdiri di depan Jovano yang setengah sadar dan sekarat, mengarahkan cakar iblisnya pada Jovano. "Jangan sekali-kali kalian ingin mendekat."     

Jovano menatap sedih pada Nadin, dia penuh dengan kekecewaan dan juga rasa cinta. "Nad ... ke-na-pa ..." Jovano berkata disela sengalan napasnya. Mulut dan dagunya sudah berwarna merah kehitaman karena darah iblis dari dirinya.     

Nadin menggeleng sambil tertunduk, tak mampu mengatakan apapun pada Jovano, dia terisak sedih.      

"Huh! Apa kau kira gadis itu mencintaimu?" cibir Ruenn pada Jovano. "Dia hanya memanfaatkanmu agar kau terpikat padanya dan kalian bisa dekat, supaya adegan ini bisa tercapai! Dia sengaja kusuruh menyembunyikan aura iblisnya agar kalian tidak menyadari jati diri dia. Hi hi hi ... tak kusangka ini sesuai dengan rencanaku. Sungguh, lelaki itu memang makhluk yang tidak kuat menerima godaan wanita cantik, ya kan?"      

Jovano tidak ingin memercayai ucapan Ruenn dan bertanya lagi pada Nadin. "Nad, kata-kan ... pa-daku ... kenapa?" Ia tersendat-sendat menanyakannya. Selain luka parah di perutnya, dua tangannya juga sudah dipotong. Dia tidak bisa melakukan apapun saat ini. Sungguh bagai ikan di atas talenan, menunggu ditebas pisau.      

"Sudah, tidak usah sok bertanya, kau bisa menaruh semua alasan ini pada ibumu, tanyakan saja pada dia apa salah dia hingga kau begini sekarang." Ruenn terkekeh menyahut itu pada Jovano.      

Nadin memalingkan wajahnya dari tatapan Jovano. Dia sudah tidak punya wajah untuk ditunjukkan ke kekasihnya.      

"Ruenn! Apa maksudmu!" seru Andrea sambil berdiri kembali dibantu Dante. Kenzo dan yang lainnya tidak berani bertindak gegabah karena Jovano dalam kekuasaan Ruenn.     

"Maksudku? Maksudku adalah kau harus lihat bagaimana rasanya kalau anakmu mati!" jerit Ruenn.      

"Bukankah kau sudah dibakar Ratu Voira, ya kan?" Kenzo mendengar itu dari kabar yang beredar.      

Ruenn menatap tajam Kenzo sembari dia memiringkan kepalanya. "Kau ... kau pengkhianat cinta ... apa kau ingin aku cepat mati?"     

Mendapatkan ucapan itu, Kenzo merasa tak nyaman.      

"Haa ... apakah dia istrimu, Kenz? Apakah dia sudah mengetahui bagaimana kisah asmara kita yang penuh bara, Kenz?" Ruenn mengalihkan pandangan ke Shelly dan menatap tajam sahabat Andrea itu.      

Kenzo lekas saja menyembunyikan Shelly di belakang tubuhnya. Andrea bergerak cepat dengan mengirim Shelly dan anak-anak lainnya ke alam Cosmo. Meski dia ingin juga mengirim Jovano ke alamnya, tapi ada energi besar yang menghalangi. Dia gertakkan giginya dengan penuh amarah.      

Lalu, Ruenn mulai melepaskan sihir dia pada wajahnya dan seketika muncullah wajah rusak dia, separuh wajahnya gosong mengerikan. "Ini semua gara-gara kau, Andrea!" Rambut merah muda terang dia berkibar-kibar tanpa ada angin di sana. Itu karena energi sihir dia yang cukup besar.     

"Kenapa gara-gara aku? Kau sendiri yang bodoh terlalu percaya pada Ratu Voira!" balas Andrea.      

"Pokoknya gara-gara kau!" teriak Ruenn tak perduli, lalu dia menoleh ke Jovano. "Kau harus menyalahkan ibumu yang jalang karena membuatmu dalam keadaan begini." Tangan Ruenn sudah terangkat naik.      

"Ibu! Jangan! Jangan bunuh dia!" raung Nadin pada Ruenn. "Bukankah Ibu janji hanya akan melukainya tanpa membunuhnya?" Ia memeluk kaki ibunya.      

Semua di ruangan itu terhenyak kaget. Nadin memanggil ibu pada Ruenn?      

Seolah tahu apa yang ada di benak orang-orang di depannya, Ruenn terkekeh. "Kalian pasti tidak akan mengira, ya kan? Ya, dia memang anakku. Dia putriku. Apakah kalian tahu siapa ayahnya?" Ruenn melirik ke arah Dante.      

Semua orang terkesiap melihat tindakan Ruenn. Jangan katakan ayah dari Nadin sebenarnya adalah ....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.