Devil's Fruit (21+)

Berlibur Memulihkan Diri ke Cosmo



Berlibur Memulihkan Diri ke Cosmo

3Fruit 1104: Berlibur Memulihkan Diri ke Cosmo     0

Insiden Ruenn yang diikuti dengan terluka parahnya Jovano dan kematian Nadin, membuat tim Blanche sedih. Mereka bersedih untuk Jovano.      

Bisa mereka pahami pastilah Jovano sangat patah hati dengan kejadian yang menimpa Nadin.      

Saat ini, Andrea memasukkan putranya ke Alam Cosmo untuk menyembuhkan diri usai Shona berhasil menutup lubang di perut Jovano.      

"Pulihkan dirimu di Cosmo dulu." Andrea berkata tanpa ingin dibantah oleh sang putra. Ya, dia menyuruh putranya untuk memulihkan diri, selain tenaga dan tubuh, Andrea juga ingin Jovano memulihkan hatinya.      

Andrea sudah pernah melewati masa-masa kelam ketika dia kehilangan orang tercintanya. Pertamanya adalah Dante, meski akhirnya lelaki itu kembali lagi ke pelukannya, dan yang kedua adalah Giorge. Meski cintanya pada si lelaki vampir tidak sebesar dia pada Dante, tetap saja Giorge memiliki tempat istimewa di hati Andrea.      

Oleh karena pernah mengalami kepahitan itu, Andrea tahu bahwa putranya butuh pemulihan dan pengobatan luar dan dalam, tubuh dan jiwa. Harapannya, dengan Jovano melewatkan waktu sejenak di Cosmo, dia bisa sedikit terhibur dan pulih.      

Karena tidak adanya pergerakan di pihak Ivy yang terlalu masif dan berbahaya, maka Andrea meminta para remaja untuk ikut masuk ke alam Cosmo dia, menemani Jovano bermain dan semoga bisa menghibur dia.      

Langsung saja Vargana dan para gadis remaja lainnya bersorak senang. Mereka memang menyukai alam Cosmo, apalagi bisa bermain dengan anak-anak dari Sabrina.      

"Asik! Aku ingin menjenguk anak singa yang aku pesan!" Vargana berteriak girang dan kemudian bertanya ke bibinya, "Aunty Andrea, aku boleh memilih satu anak Sabrina, kan? Dulu kau sudah berjanji asalkan mereka telah dewasa. Sekarang pasti mereka sudah besar." Ia tak sabar.      

Andrea tersenyum sembari mengusap pipi keponakannya. "Apa sih yang enggak untuk Vava-ku?"      

"Yay!" Vargana melompat girang. Pangeran Abvru terheran di tempatnya. Apa sih yang sedang dibicarakan dua wanita itu?     

Dan sang pangeran akhirnya mendapatkan jawaban ketika dia dan yang lainnya dipindahkan Andrea ke alam Cosmo. Matanya terbelalak heran ketika melihat keluarga singa Noir dan Sabrina. "Hewan iblis? Ohh tidak, sepertinya mereka belum berevolusi menjadi hewan iblis. Aku benar, kan?" tanyanya sambil melihat calon istrinya begitu gembira ketika memeluk para anak singa satu demi satu.      

Voindra bahkan sudah naik ke punggung salah satu anak Sabrina dan rebahkan tubuhnya di sana. "Ha ha ha ... bulu mereka lembut sekali! Aku juga jadi ingin punya peliharaan secantik mereka." Tangannya terus mengelus bulu di tubuh anak singa yang sebesar singa dewasa di dunia manusia.      

"Kak Kyu!" Kuro memanggil Kyuna yang menyambut kehadiran rombongan itu. "Mana Kevon dan Alyn?"     

Kyuna mengenakan hanfu klasik warna kuning gading lembut seperti dia baru keluar dari salah satu film serial kungfu saja. Senyumnya menambah kecantikan dirinya ketika menghampiri Kuro dan yang lainnya. "Selamat datang kembali ke Cosmo, kalian semua." Lalu menoleh ke Kuro, "Kevon dan Alyn sedang berlatih dengan ayah mereka."     

"Berlatih?" Mata Kuro berbinar. "Ha ha! Biar aku bantu melatih mereka!" Dan ia pun sudah melesat mencari dua anak Kyuna dan Rogard.      

"Kak Kuro! Tunggu! Aku ikut!" seru Voindra sebelum dia menoleh ke Gavin di dekatnya. "Gav, ayo kita bantu Alyn dan Kevon berlatih!" Ia menjadi bersemangat sambil masih menunggangi salah satu anak Sabrina bernama Ciarra. Itu adalah anak generasi kedua dari Sabrina.      

"Gavin, naiklah ke punggungku. Akan aku antar kalian jalan-jalan!" Anak Sabrina tertua, Leofel, anak generasi pertama, mengajukan diri untuk dijadikan tunggangan bagi Gavin.     

"Kau yakin?" Gavin tak menyangka malah singa itu yang menawarkan dirinya.      

Leofel mengangguk. Tubuhnya kini sudah hampir menyerupai ayahnya yang besar dan gagah. Bahkan Leofel lebih besar dari singa dewasa di dunia manusia. Tubuhnya hitam dengan garis-garis kecil dan jarang berwarna merah, sebagai pertanda dia campuran dari Noir dan Sabrina.      

Di antara semua anak singa, Leofel memang yang paling besar dan gagah. Dia bagaikan alfa di antara semua saudara-saudaranya. Saat ini singa muda itu sudah memiliki kekuatan elemen petir hitam, menyamai ayahnya.      

"Kau bercanda! Dia semuda ini sudah memiliki petir hitam?" Andrea ternganga ketika Sabrina menceritakan mengenai Leofel. Sabrina mengangguk bangga akan putra alfanya.      

"Ayo, Gav!" Leofel terdengar tidak sabar.     

"Oke!"Gavin pun meloncat naik ke punggung Leofel. Dia jadi terlihat kecil saat berada di tubuh Leofel, padahal dia sudah hampir jadi anak SMA.     

Kemudian, Leofel dan Ciarra pun berlari menyusul Vargana dan Jaida, anak singa generasi pertama. Tinggallah Pangeran Abvru yang hanya bisa mendengus penuh keluhan. Dirinya ditinggal begitu saja bahkan tidak dilirik oleh calon istrinya.      

Pangeran Zaghar menepuk bahu sang saudara untuk menguatkan hati adik kembarnya. Akhirnya, dia dan Shona juga naik ke punggung satu anak singa generasi pertama yang sudah bertubuh besar. Ditunggangi dua orang sekaligus bukanlah hal berat untuknya.      

"Abvru, kau tak ingin menyusul Vava?" tanya Shona sambil dia duduk di depan dan dipeluk calon suaminya.      

"Tsk! Gadis bandel itu!" Pangeran Abvru pun melesat terbang mengejar Vargana. Ia memikirkan kira-kira hukuman yang seperti apa yang pantas diberikan pada tunangan nakal itu.      

Shona dan Pangeran Zaghar saling terkekeh melihat kegusaran Pangeran Abvru, dan mereka pun ikut menyusul lainnya.      

Kini tinggal Zevo, Shiro, dan Jovano saja yang masih diam berdiri di depan pondok kayu megah di Cosmo. Sedangkan Andrea dan yang lainnya sudah berpencar pergi ke arah masing-masing. Tentu bisa dipastikan Andrea akan menenggelamkan diri di Pondok Alkimia. Dante bahkan sudah mengikuti sang istri.     

Sedangkan Kyuna dan Shelly serta Kiran akan berkutat saja di dapur untuk memasak bagi semua orang. Kenzo masih berada di mansion untuk menjaga di sana.     

"Jo, akan ke mana nih kita?" Zevo yang pertama buka suara.      

"Entah." Jovano angkat kedua bahunya dengan sikap pasrah. "Terserah kau saja."     

"Ayo kita berlatih memanah." Shiro memberikan usul. "Fisikmu sudah kuat kembali, kan Jo?" tanyanya tak mau terjadi kesalahan nantinya.     

"Sudah, tubuhku sudah sembuh." Jovano menjawab dengan disertai senyuman kecil. Hanya hatiku yang belum sembuh, batinnya.      

"Ayo kalau begitu!" Zevo langsung menepuk bahu sahabatnya. Tiga pria muda itu pun bersama-sama pergi ke sebuah area yang memang digunakan untuk berlatih memanah.      

-0-0-0-0-0-     

"Yang Mulia ... kita mengalami kekalahan."     

"Hm, tak perlu kau sebut juga aku sudah tahu."     

"Yang Mulia, apa langkah selanjutnya?"     

"Biarkan saja mereka bersantai sejenak. Salah satu pionku yang bodoh dan tak sabaran itu telah bertingkah sembrono dan mengacaukan rencanaku."     

"Pion? Ohh, Ruenn si anak Zardakh?"     

"Hm, ya dia. Padahal aku sudah terus memperingatkan dia untuk bersabar. Tapi dia tidak ingin mendengarkanku. Maka, rasakan saja sekarang takdir untuk dirinya. Cih! Iblis betina tolol!"     

"Yang Mulia tidak perlu bersedih karena pion idiot yang tidak bisa menghargai kemurahan hati Yang Mulia. Biar nanti hamba sediakan penggantinya."     

"Hm."     

-0-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.