Devil's Fruit (21+)

7 Sesi (21+)



7 Sesi (21+)

0Fruit 1109: 7 Sesi (21+)      3

Jovano berakhir dengan diberikan pesanan senjata dari para bocah di tim Blanche. Tapi dia merasa itu justru mengasikkan bagi dia. Dengan kesibukan barunya, dia tidak perlu lagi merenungi ataupun sempat bergalau akan Nadin.      

Memang, tindakan manipulatif Nadin sangat menyakitkan, amat sangat mengecewakan. Tapi, tidak bisa dipungkiri dia juga sangat terpukul akan kematian gadis itu. Tak sanggup dia sangkal bahwa dia masih mencintai Nadin meski apapun yang diperbuat gadis itu.      

Bahkan dia tak yakin dia bisa mencintai lagi setelah ini.     

-0-0-0-0-0-     

"Jo masih di Pondok Senjata?" tanya Andrea pada suaminya seusai dia keluar dari Pondok Alkimia.      

"Ya, sepertinya dia masih di sana." Dante mengusap keringat di dahi istrinya. "Sudah beberapa hari ini Jo pasti menghabiskan waktu di sana."     

"Biarin aja. Itu untuk penyembuhan dia sendiri. Yang penting kita terus pantau bahwa dia kagak ngelakuin hal-hal berbahaya." Andrea lega anaknya mengalihkan perhatian ke hal berguna. Daripada seperti bocah masa kini, patah hati malah ke narkoba ataupun tindakan bodoh lainnya yang membahayakan diri dan sekitarnya.     

Dia tahu anaknya satu itu takkan mengecewakan dia.      

"Kau mau berendam di kolam misterius?" Dante menjejeri langkah istrinya menuju ke pondok hunian.      

Langkah Andrea terhenti. "Hm, not bad idenya. Oke. Ayok dah!"      

Keduanya bergandengan tangan mesra berbalik arah menuju ke kolam hangat misterius. Andrea bahkan menebar array penghalang di sana, menandakan akan ada adegan spesial antara dia dan sang suami.      

"Sepertinya istriku sekarang lebih pandai mengambil inisiatif." Dante terkekeh.      

"Kau keberatan?" Andrea menoleh ketika dia melepas baju penuh keringatnya sebelum masuk ke kolam.      

"Aku justru ingin itu diperbanyak." Dante berbisik nakal di telinga Andrea. Si Cambion merona seketika. Meski dia sudah lama menikah dengan si mantan Nephilim, tapi masih saja merasa malu jika Dante menggodanya untuk hal-hal berbau vulgar.      

Tak lama, mulai terdengar lenguhan pelan dari mulut Andrea ketika puncak dadanya dilingkari lidah nakal Dante sebelum diperangkap dalam mulut si mantan Nephilim untuk dihisap kuat-kuat. "Arrnghh! Daaannhh ... mmhh ..." Andrea menatap apa yang sedang diperbuat suaminya.      

Mata nakal Dante bertemu dengan mata sayu Andrea. Pria itu terkekeh tanpa melepaskan gigitan lembut di pucuk dada istrinya.      

Andrea membalas dengan menjulurkan tangannya ke selatan sang suami, menemukan sebatang benda kenyal yang telah mengeras dan hampir sampai di ukuran maksimalnya. Ia balas tertawa nakal ketika sang suami mengerang atas perlakuan dia di sana.      

Bersandar pada tepi kolam, Dante menekankan miliknya yang telah secara maksimal mencapai sekitar 25 sentimeter ke celah intim sang istri hingga terdengar erangan lembut dari Andrea ketika mereka berhasil menyatukan diri.      

Hentakan pelan namun tegas dari Dante menjadikan sensasi tersendiri bagi Andrea. Kepalanya dilempar ke belakang ketika dia tanpa jeda melenguhkan kenikmatan dari suaminya, sambil dua tangan meremas bahu Dante.     

Dua kaki Andrea di taruh pada siku dalam Dante dan hentakan itu makin lama makin cepat dan makin kuat. Tubuh Andrea yang setengah rebah di batuan halus tepi kolam hanya bisa tersentak ke atas dan bawah.      

"Danteee ... Daaanhhh ... mrrghh ..." Rintihan pelan Andrea mengiringi geraman bernapsu dari sang pria. Rasa nikmat dari sang suami seperti tidak pernah membuat bosan dirinya. Dari dulu hingga sekarang, kedua makhluk ajaib ini saling berhasrat satu sama lain, seakan mereka adalah pengantin baru.      

Everyday is honeymoon!     

Hingga akhirnya sesi pertama ditutup di menit ke-59. Keduanya sama-sama terengah dan bara itu belum menghilang dari mata mereka.      

Di menit ke-46, mereka kembali menyatukan diri dengan posisi Andrea berdiri di depan Dante, membelakangi pria itu sambil berpegangan pada tepi kolam, sedangkan sang suami menusukkan berkali-kali batang 25 sentimeternya secara ritmis, dari pelan hingga menguat dan cepat.      

Andrea sudah tidak perduli lagi apakah dia cukup sopan bersuara, dia terlalu terbawa api birahinya dan mengerang keras ketika sang suami mulai memeluk tubuhnya dari belakang dan meremas kedua payudara montoknya sambil menggila di area bawah.      

Setelah 46 menit pada sesi kedua, Dante membiarkan istrinya istirahat dulu. Meski dia ingin melanjutkan ke sesi berikutnya, dia harus menahan diri karena sang istri baru saja keluar dari Pondok Alkimia, si Cambion pasti masih lelah.      

Andrea duduk sambil rebahkan kepalanya di dada suaminya dengan Dante duduk di belakangnya. Air kolam sudah menenggelamkan mereka hingga batas atas dada.      

Saat ini, Andrea masih ingin menikmati ketenangan yang sangat nyaman ini untuk beberapa saat. Memejamkan mata, bersandar di suaminya ... sebelum akhirnya dia merasakan payudaranya mulai diraba dan kemudian diremas-remas. Mata sang Cambion pun terbuka dan sadar sang suami sudah menginginkan lagi.      

Apalagi ... sinyal dari Dante semakin jelas ketika tangan lain si mantan Nephilim telah meraih paha istrinya dan membuka area itu agar tangan tersebut bisa bergerak leluasa di area sensitif sang istri.      

"Haargmmhh ..." Andrea mengerang lirih saat mutiara mungilnya disentuh jari agresif suaminya. Erangan itu makin jelas dan keras ketika si butir istimewa itu terus diusap-usap dan akhirnya digesek cepat di dalam air. "Arrghh! Arrghh! Daannhh! Daannn-mmgghh ..."      

Dante membungkam mulut sang istri menggunakan ciumannya yang menuntut.      

Hanya butuh beberapa menit saja sebelum Dante menenggelamkan si 25 sentimeter ke liang ketat Andrea. Lalu, tanpa berlama-lama, dia sudah menggila menggunakan posisi demikian.      

Sekeras apapun raungan Andrea dan Dante, beruntung itu bisa dihalangi oleh array yang terpasang seperti selubung. Suara dan visual keduanya tidak lagi terlihat. Bahkan kolam itu bagaikan lenyap tertutupi selubung aneh warna putih susu.      

Ketika Shona dan Pangeran Zaghar lewat di sana, mereka langsung paham ada yang memasang array penghalang, karena mereka yakin ada sebuah kolam di tempat itu. Meski baru beberapa hari berada di Alam Cosmo, namun mereka sudah sering menjelajahi Cosmo.      

"Sepertinya ada yang sedang sibuk." Shona terkikik kecil.     

"Bagaimana kalau kita juga ikut sibuk seperti mereka, hm?" Pangeran Zaghar terkekeh menanggapi calon istrinya. Shona menyikut perut tunangannya dengan wajah merona. "Ayo ... kita juga harus memiliki kesibukan."     

"Za ... ya ampun ..." Shona tak berdaya ketika tubuhnya dibopong ala bridal oleh tunangannya yang mulai melesat terbang mencari tempat sunyi dan sepi terpencil.      

Meski percakapan antar Shona dan Pangeran Zaghar bisa terdengar dari dalam array penghalang, tapi Andrea dan Dante tidak menggubrisnya. Mereka memiliki keadaan mendesak saat ini.      

"A-ARRGHHH!" Andrea melepaskan suaranya tanpa ditahan.     

"HOOORGGHH!" Dante melepaskan benih cairnya sebanyak yang dia punya.      

Lalu, keduanya tersengal-sengal setelah sesi ke-7 ini berakhir.      

"Kembali ke pondok! Ke pondok! Haahh ... aaghhh ... aku butuh tidur! Tiduuurr! Haahh ... aahhh ..." Andrea sudah mencapai limitnya. 7 sesi bercinta dengan setiap sesi hampir 1 jam lamanya, apalagi dia baru saja bekerja keras di Pondok Alkimia.      

Dante terkekeh dan menyelimuti tubuh istrinya dan juga tubuhnya sendiri dengan kain yang dia ciptakan secara magis. Lalu Andrea cukup menjentikkan jari untuk menonaktifkan array-nya.      

Kemudian, dua orang yang telah sama-sama terpuaskan itu pun melangkah keluar dengan Dante menggendong horisontal ke istrinya. Andrea meringkuk pasrah dan lemas di gendongan sang suami saat mereka ke pondok hunian.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.