Devil's Fruit (21+)

Ya, Aku Memang Baru Saja Berbuat Tak Senonoh



Ya, Aku Memang Baru Saja Berbuat Tak Senonoh

2Fruit 1111: Ya, Aku Memang Baru Saja Berbuat Tak Senonoh      1

Ketika melihat betapa inginnya Vargana mencicipi wine, Pangeran Abvru menganggap ini adalah kesempatan baginya, jalan bagus untuknya mendapatkan calon istrinya sepenuhnya, seutuhnya.      

Dan Vargana terbelit dilema karena ini. Dia paham maksud dari tunangannya bahwa dia akan diberikan wine asalkan Pangeran Abvru bisa menindasnya. Itu tak lain dan tak bukan adalah sang tunangan ingin menyetubuhi dia secara nyata, tidak lagi dalam mimpi.      

Patut diketahui, meski terus mendapatkan gempuran godaan dan bujukan dari calon suaminya, Vargana masih belum mau melakukan persetubuhan secara nyata. Dia masih lebih merasa nyaman di alam mimpi saja.      

Bukan dia berlagak sok suci, tapi dia hanya takut akan rasa sakit dan juga malu. Tentunya melakukan aksi begitu akan membutuhkan tiadanya pakaian masing-masing, bukan? Meski telah beberapa kali melakukannya di alam mimpi dan juga sama-sama tanpa sehelai baju apapun, tetap saja rasanya beda jika dilakukan di alam nyata.      

Jika mengenai rasa sakit, Vargana tidak pernah gentar. Dia yang telah bertubi-tubi terluka parah dan juga sudah mengalami berbagai medan perang juga pelatihan gila-gilaan, rasa sakit tidak pernah menjadi permasalah baginya.      

Namun, sungguh berbeda jika itu merupakan rasa sakit karena persenggamaan. Dia takut. Sungguh takut. Dia sudah menyaksikan seberapa besar ukuran milik tunangannya dan tidak bisa membayangkan jika benda seperti itu memasuki dirinya secara nyata.     

Tidak, tidak! Dia belum siap menerima itu. Meski jika dia melakukanpun di belakang ibu dan ayahnya, misalkan ketahuanpun kedua orang tuanya takkan menghukum dia karena ... hei, mereka bukan orang suci apalagi malaikat!     

"Tidak usah!" Vargana balik kanan dan tinggalkan calon suaminya disertai dengusan dari wajah cemberutnya. Huh! Enak saja dia hendak mengambil keuntungan dariku! Vargana mendengus kesal.      

Sedangkan Pangeran Abvru melongo tak bisa bereaksi apapun selama beberapa saat melihat Vargana malah memilih menolak tawaran menggiurkan mengenai wine. Canggung, dia melirik Shiro di sebelahnya. Pasti si hybrid itu mendengar semuanya, ya kan?     

Tapi dia melihat Shiro tetap fokus makan daging bakar di piringnya, seolah tak perduli apapun yang ada di dekatnya. Si hybrid itu benar-benar tidak mendengar dia dan Vargana kah?     

Yah ... kalau Shiro boleh bersikap lancang, dia ingin tertawa kecil mendengar penolakan Vargana tadi yang pasti bagai tamparan untuk Pangeran Abvru, tapi dia memilih bersikap sopan dan pura-pura tak melihat apapun.      

Di dekat Shiro ada Zevo yang yang terus saja menenggak minumannya. Tentu saja bukan jus apalagi susu. Dia begitu bangga ketika meneguk wine di depan bocah-bocah belum cukup umur.     

Andrea dan Shelly bersikeras melarang remaja di bawah 18 tahun meminum apapun selain jus atau soda yang sudah disediakan untuk mereka. Sedangkan yang masih anak-anak harus minum susu saja.     

Bahkan Kiran saja malam ini patuh dengan susu kocok coklatnya dan duduk di sebelah ibunya yang menempel erat di lengan ayahnya. Ia melirik ke arah Shiro tak jauh darinya yang diam tenang seperti biasanya.      

Sedangkan Kuro yang telah berumur lebih dari 18 tahun sejak dia ditemukan Andrea, dengan bebasnya meneguk wine dan liquor lainnya secara gembira. "Maaf, yah! Aku tak bisa apa-apa karena sudah berumur ... berapa umurku? 20 tahun? Ya ampun, aku sampai lupa umurku, ha ha ha!" Ia tampaknya sudah sedikit mabuk. Ucapannya sudah apa adanya keluar dari mulutnya.      

Vargana dan Voindra yang duduk di dekat Kuro hanya bisa mendecih kesal. "Kak Kuro, syuh syuh sana jangan dekat-dekat kami!" Dua gadis Myren itu mengusir Kuro karena kesal dengan provokasi Kuro akan wine.      

Kuro terhuyung ketika dia berdiri dan berjalan meninggalkan kumpulannya sambil terus terkekeh tak jelas. "Aku ... aku ingin ... ingin jalan-jalan dulu, ha ha ha ... rasanya aku butuh ... udara segar ... urrfhh ... untuk hilangkan rasa aneh di ... kepalaku!" Dia berucap sedikit tersendat akibat dari mabuknya.      

Yang lainnya hanya menatap Kuro yang keluar dari kumpulan mereka dan gadis hybrid itu menuju ke arah perbukitan tak jauh dari sana. Berjalan terhuyung dan sesekali jatuh dan akan berdiri lagi meski susah payah.      

"Hei! Kak Kuro!" Ternyata tak jauh dari tempat Kuro berjalan-jalan, Zevo baru saja selesai berkemih di sebuah semak-semak. Dia lekas naikkan resleting celananya.      

"Ahh! Zevzev!" Kuro meniru cara Andrea memanggil Zevo. "Kau sedang apa, heh?" Ia berdiri tidak bisa tegak, lalu sempoyongan mendekati Zevo. "Jangan katakan kau sedang berbuat tak senonoh, hm!"      

Zevo terkekeh terhadap tuduhan Kuro. "Ya, aku memang baru saja berbuat tak senonoh." Ia meringis. Dan ketika dua alis Kuro terangkat tinggi-tinggi karena kaget akan ucapannya, dia lekas melanjutkan, "Dengan semak, kok Kak! Ha ha ha!"      

Kuro kemudian mendecih karena berhasil ditipu. "Tsk! Dasar lelaki ..." Lalu dia hendak berbalik meninggalkan Zevo ketika langkahnya terlalu limbung dan jatuh.      

Namun, Zevo bergerak cepat dan meraih tubuh Kuro sebelum gadis hybrid itu benar-benar jatuh di rerumputan. Sayangnya, tubuhnya terlalu kurang siap dan Kuro malah condong ke dia.      

Tak butuh waktu lama sebelum akhirnya mereka berdua malah jatuh bersama dan beguling menuruni bukit selama beberapa menit.      

Zevo masih bertindak benar dengan mendekap dan melindungi kepala Kuro menggunakan telapak tangannya. Dia bisa saja menggunakan tenaga magis dia untuk menyelamatkan mereka berdua dari berguling-guling menuruni bukit, tapi dia memilih membiarkan saja.      

Ketika tiba di tanah datar, tubuh keduanya berhenti berguling dan berakhir dengan Zevo ada di atas Kuro. Yang paling menyebalkan bagi Zevo adalah ... Kuro tertidur. Gadis itu terlalu mabuk hingga akhirnya malah tidur begitu saja.     

Zevo terkekeh antara gemas dan tak berdaya. Lalu dia pun berhenti dan memandangi Kuro di bawahnya. Jarak wajah mereka begitu dekat sehingga dia bisa mengamati apa saja yang ada di wajah itu.      

Mata berbulu lentik bagai sebuah tirai hitam tebal panjang menawan, hidung menjulang tipis menggemaskan, tulang pipi halus dengan dagu runcing yang apik. Lalu ... bibir kenyal yang memikat.      

Saking memikatnya hingga Zevo tak bisa menahan lagi dan memagut bibir itu. Tapi dia lekas menarik wajahnya karena terkejut dengan tindakannya sendiri. Dia khawatir Kuro terbangun akibat ulahnya, tapi ternyata tidak. Si hybrid heboh itu masih diam dan tertidur.     

Jakun Zevo naik dan turun melihat Kuro. Apalagi setelah dia menjauhkan tubuhnya dari Kuro, duduk bertumpu pada kedua lututnya sambil masih mengangkangi Kuro.      

Dia akui Kuro sangat cantik dan tubuhnya juga sangat indah. Siapa orangnya yang akan mengatakan Kuro jelek? Ahh, mungkin Shiro saja. Mata normal pria manapun pasti mengakui keseksian dan kecantikan Kuro.      

Dada padat menantang, pinggang sangat ramping dan tipis dan sepasang pantat kencang memikat meski kecil dengan dua kaki jenjang indah.     

Meski gadis itu masih merupakan hewan iblis, namun setelah dia menjelma menjadi humanoid, sungguh memukai melebihi manusia pada umumnya. Mana bisa Zevo mengabaikan itu?      

Entah apa yang bercokol di otak iblis Zevo ketika dia malah mengangkat tubuh Kuro dan melesat terbang ke daerah gunung, mencari gua kosong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.