Devil's Fruit (21+)

Oke, Oke, Aku Mencintaimu!



Oke, Oke, Aku Mencintaimu!

0Fruit 1112: Oke, Oke, Aku Mencintaimu!     
3

Zevo merasakan tubuhnya membara hanya dengan memandangi Kuro dan tubuh indahnya. Sebagai keturunan dari iblis Lust, sudah pasti dia memiliki kadar kemesuman yang melebihi makhluk lainnya. Apalagi sebagai lelaki, dan putra dari Pangeran Djanh.      

Tanpa memikirkan hal lainnya, Zevo mengangkat tubuh Kuro dan terbang ke arah gunung, mencari gua kosong yang ada di sana.      

Setelah berhasil menemukan tempat terpencil tanpa ada hawa makhluk lainnya, dia juga sudah menemukan sebuah gua.      

Mengibaskan satu tangannya, muncullah tempat tidur di gua itu dan ia pun merebahkan tubuh mabuk Kuro di atas kasur empuk.      

Memandangi sebentar gadis hybrid yang lelap tanpa mengurangi kemolekannya, Zevo tak bisa lagi menahan bara dalam dirinya.     

Dengan sekali jentikan jari, bajunya sendiri sudah menghilang. Namun, itu tidak dilakukan pada Kuro. Dia ingin menikmati melucuti pakaian sang gadis hybrid satu demi satu.      

Sembari melucuti pakaian Kuro, tangannya juga meremas manapun yang ingin dia jamah, mulutnya juga sesekali akan turun ke bagian-bagian yang menawan.      

Sesudah Kuro tidak lagi memiliki kain apapun di tubuhnya, Zevo pun menjelajahi tubuh Kuro menggunakan tangan dan mulutnya, membelai, meremas dan menghisap-hisap di manapun dia kehendaki.      

Tak perlu berlama-lama lagi karena telah dikuasai birahi, Zevo pun mempersiapkan miliknya yang kokoh dan panjang, membuka paha Kuro, dan perlahan melesakkan batang itu ke sebuah liang sempit sang gadis.      

"Ernghh!" Tiba-tiba, Kuro bergerak singkat, seperti terkejut. Tapi matanya masih terpejam rapat, hanya dadanya membusung dan cepat rubuh lagi di kasur saat Zevo berhenti.      

Lelaki iblis itu sempat terkesiap mengira Kuro tersadar. Namun, karena saat dia diam dan kepala batangnya sudah masuk sepenuhnya, ternyata Kuro masih tertidur.      

Alhasil, Zevo melanjutkan aksinya. Meski Kuro terkadang bergumam entah dan bergerak, tapi Zevo sudah tak perduli lagi dan terus menyetubuhi Kuro, mengambil kesempatan ketika Kuro tak sadarkan diri karena mabuk.      

Zevo berhasil melampiaskan hasrat gilanya sampai akhir dan bahkan dia menyemburkan segala benih panasnya ke dalam liang Kuro. Pikirannya sudah tertutup birahi, tak ingin ingat logika apapun yang terpenting dia bisa terlaksana menyatu dengan Kuro.      

Yah, secara diam-diam, Zevo memang terpikat oleh Kuro sejak lama. Tapi dia terlalu malu dan tak percaya diri dengan gadis itu. Dia tak yakin Kuro akan menerima cintanya.      

Maka dari itu, ketika kesempatan baik ini runtuh di depannya, mana mungkin dia menyia-nyiakan? Dia hanya cemas jika tidak melakukannya sekarang, Kuro bisa saja dimiliki lelaki lainnya. Tidak boleh! Kuro harus menjadi miliknya!     

.     

.     

Tengah malam, Kuro bergerak dan mengerang. Dia mulai tersadar. Namun, ketika dia membuka matanya, dia malah mendapati Zevo ada di dadanya dan sedang mengulum pucuk mungil miliknya.      

Terkejut bukan main, Kuro pun berusaha mendorong Zevo, tapi ternyata tenaganya masih belum pulih dari efek alkohol yang berlebihan dia tenggak. "Zev! Apa-apaan!" Ia menjerit berusaha dorong kepala Zevo.     

Tapi pria iblis itu justru melirik ke atas dan karena dia sudah merasa Kuro telah sah menjadi miliknya, maka Zevo lebih percaya diri dan mensejajarkan pandangan mereka sambil dia berkata, "Kuro ... kau wanitaku, jadilah wanitaku."      

Belum sempat Kuro menjawab, mulutnya sudah tersumpal ciuman Zevo. Gadis hybrid ini berjuang menolak ciuman itu tapi Zevo makin liar.      

Pergerakan berontak dari Kuro malah menjadikan Zevo kian bernapsu ingin menaklukkan Kuro. Dengan mudahnya, Zevo membuka paha Kuro menggunakan lututnya dan dia mulai mendesak masuk.      

"A-aarrkhhh!" Kuro menjerit karena sakit. "Akkhh! Zev! Zev!" Ia memukul lemah bahu Zevo.      

"Haarghh ... aarghh ... Kuro ... Kuro ... kita sudah sah menjadi satu, menjadi satu! Kau tau artinya? Arghh ... harghh ... artinya ... kau milikku, dan aku ... aku milikmu! Orrghh, ini enak, ya kan Kuro?" Zevo meracau sekenanya apa yang ada di otaknya dia katakan begitu saja.      

Kuro terus memukuli pundak dan dada Zevo meski lemah. "Tidak enak, sakit, arrghh! Zevo, stop! Haarkkhh!" Ia jadi teringat dengan kejadian ketika Andrea pertama kali diperkosa oleh Dante saat mereka hampir keluar dari alam Pangeran Djanh.      

Jadi ... beginikah rasanya dipaksa?     

Kuro tak mau. Ini terlalu aneh, terlalu tak mungkin, terlalu jauh dari dugaannya. Zevo yang dia kenal adalah Zevo yang ceria, menyenangkan ketika diajak ngobrol, dan Zevo yang baik. Bukan seperti Zevo yang seperti saat sekarang ini.      

Yah, iblis tetaplah iblis. Benar, bukan? Kau mengharap apa dari iblis? Kebaikan? Jika ada iblis yang baik, maka itu adalah sebuah keberuntungan untukmu mendapati mereka sedang keluar dari sifat alami mereka.      

Sreett!     

Zevo memang berhenti, tapi tidak untuk melepaskan Kuro, melainkan ingin fokus memandang wajah Kuro sambil dua tangan Kuro dibawa ke atas kepalanya menggunakan cengkeraman tangan.      

Keduanya saling bertatapan dalam diam. Begitu aneh dan canggung, hingga akhirnya Zevo bertindak penuh inisiatif terlebih dahulu, mencium bibir Kuro.      

Kuro diam dan membolakan matanya ketika bibir dia malah dipagut oleh Zevo. Bibirnya tidak hanya dicium tapi juga dihisap dan dikulum.     

Ketika Kuro ingin berontak, Zevo malah memperdalam ciumannya, memaksa agar lidahnya bisa memasuki mulut Kuro.      

"A-annghh ... Zev-ummpphh!" Kuro ingin memukul Zevo tapi tenaganya bagai lenyap. Ini semua pasti gara-gara dia mabuk. Sepertinya dia harus menyesal karena terlalu banyak meminum wine dan liquor lainnya.      

Sungguh sebuah pelajaran yang harus diingat olehnya sebagai perempuan. Karena apapun juga, fisik perempuan lebih lemah dari lelaki, terutama di dalam keadaan efek mabuk.      

Sembari mencumbu agresif bibir Kuro, pinggul Zevo terus bergerak dinamis hingga Kuro menggeram kesakitan.     

Saat Kuro berhasil melepaskan cumbuan ganas Zevo, dia berusaha berteriak meminta tolong. "Zevo, hentikan! Stop! To-tolooong! Mama! Paapaaa!" Dia meneriakkan kedua orang tua angkatnya.      

Tapi, Zevo makin menggila dan dia pun berkata, "Kuro, Kuro ... dengar ... aku ... aku menyukaimu."      

Kuro memicingkan matanya dengan kedua alis bertaut dalam dan berseru, "Hah? Menyukaiku?!"     

Zevo memang berhenti dan dia mulai bicara, "Oke, oke, aku mencintaimu. Aku mencintaimu, Kuro! Oke! Maafkan sikap dan tindakanku ini. Aku ... aku tak mau kau direbut lelaki lain dariku."     

"Zevo! Apa sih yang kau bicarakan?" Kuro sambil meringis karena sakit juga bingung atas ucapan Zevo.      

Zevo sudah tak bisa lebih lama menahan lagi dan dia mengabaikan pertanyaan Kuro, melanjutkan apa yang tertunda, kemudian makin memacu dirinya terus dan terus lebih kuat dan lebih cepat     

-0-0-0-0-     

Zevo sudah berlutut di depan Andrea dan Dante. Tak hanya itu saja, ada pula Raja Naga Iblis Heilong yang dipanggil keluar dari kultivasinya di sebuah gunung di alam Cosmo oleh Andrea. "Aku ... aku ... aku ..." Ia menatap tiga senior di depannya.     

Tampak jelas kemarahan di mata Andrea dan Raja Naga Iblis Heilong. Mana mungkin tidak? Sedangkan Dante lebih kalem dan tenang dalam kasus ini.     

Sementara itu, Kuro cemberut kesal sambil merangkul lengan ibu angkatnya. Rasanya ia ingin sekali meninju Zevo sampai jadi bubur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.