Devil's Fruit (21+)

Karma Sepertinya Bergegas Datang ke Dirinya



Karma Sepertinya Bergegas Datang ke Dirinya

4Fruit 1115: Karma Sepertinya Bergegas Datang ke Dirinya      4

Keesokan paginya, para junior sudah mulai bangun dan sibuk dengan bermain-main bersama anak-anak Sabrina seperti biasanya. Mereka suka menjelajahi alam Cosmo yang luas dan banyak hal-hal menarik yang mereka temukan di perjalanan. Meski begitu, tetap saja harus pulang jika sudah sore.      

Sedangkan di Pondok Senjata, Jovano dan Zevo sama-sama terbangun ketika pintu pondok dibuka oleh Vargana.      

"Kalian mau sampai kapan di sini jadi sleeping beauty? Butuh kecupan supaya pada bangun?" goda Vargana sambil menepuk pinggul Jovano dan punggung Zevo yang masih terbaring malas-malasan.      

"Sini berikan aku kecupanmu," seloroh Jovano sambil julurkan dua tangan ke udara tanpa ingin bangkit. "biar pacarmu super cemburu, he he he." Ia masih terkekeh geli jika mengingat Pangeran Abvru yang cemburu pada dirinya beberapa hari lalu.      

"Cih!" Vargana mencibir ke sepupunya. "Kau masih bau jigong! Malas, ahh! Sikat gigi dulu sana baru nanti aku cium." Ia jepit dan tarik hidung Jovano.      

Jovano terkekeh lagi dengan perlakuan sepupunya. Dia tahu Vargana hanya bercanda saja mengenai ciuman.      

Kemudian, Vargana menoleh ke Zevo yang malah menutupi mata menggunakan satu lengannya, hendak tidur lagi. Segera saja dia berseru, "Kak Kuro! Nih dia gak mau bangun! Cium aja, Kak!"     

Satu detik berikutnya, Zevo langsung melompat bangun ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Vargana. Tapi, begitu dia melihat sekeliling dan tidak ada Kuro sama sekali, dia pun sadar bahwa Vargana sudah mengerjainya menggunakan nama Kuro.      

Lihat saja, gadis nakal itu sudah tertawa girang karena berhasil menipu Zevo hingga bangun duduk lalu wajah kesalnya sangat epik baginya.      

"Terus saja sana tertawa, nanti aku suruh Jo masukkan kau dan pacarmu ke alamnya biar tau rasa kau." Zevo mendengus sebal karena tertipu mentah-mentah. Harusnya dia mencium udara dulu untuk mengetahui apakah ada aroma Kuro di dekatnya atau tidak.      

Tapi ... namanya juga mendadak mendengar nama sang tercinta mana mungkin dia banyak berpikir dulu.     

Vargana tertawa sambil dia keluar dari pondok tersebut. "Sana mandi, kalian berdua! Bau kalian, ya ampun! Bisa-bisa tak ada yang mau mencium kalian!"      

Sepeninggal Vargana, Jovano dan Zevo tanpa sadar mencium aroma ketiak mereka sendiri saat mengangkat satu tangan dan akhirnya sama-sama meringis. Sepertinya ucapan Vargana ada benarnya juga.      

"Yok mandi, bro!" ajak Zevo.     

"Di mana? Kolam panas misterius?" Jovano ingin memastikan.      

"Tentu aja. Mana lagi tempat nyaman selain itu?" Zevo terkekeh dan kemudian mereka keluar dari pondok dan berjalan ke kolam tersebut.      

Kolam air panas yang misterius itu memang merupakan tempat favorit untuk mereka berendam. Khasiat air kolamnya sangat luar biasa. Bisa melenyapkan rasa lelah, mempercepat penyembuhan luka, dan juga membersihkan semua kotoran yang menempel di tubuh.      

Meski begitu, air kolam itu seakan memperbarui dirinya sendiri setelah penggunanya selesai berendam di sana. Jadi, misalkan mereka membawa sabun pun, nantinya usai digunakan, air di sana akan kembali seperti semula. Bersih dan layak dipakai lagi tanpa dikuras.      

Inilah kenapa kolam tersebut disebut misterius oleh penghuni alam Cosmo.      

Sedangkan di area lain, para gadis menemukan cangkang kura-kura raksasa yang dulu pernah didapatkan Andrea saat dia mengalahkan beast kura-kura di alam Feroz milik Pangeran Djanh.      

Dulunya cangkang sebesar rumah tipe 21 dan benar-benar setinggi rumah biasa itu digunakan Andrea untuk menampung air asin untuk persediaan dia ketika memanggang daging agar daging memiliki cita rasa, tidak hambar, dan juga untuk mengempukkan daging beast tangkapan si Cambion dulunya.      

Kini, karena Andrea dan Dante sudah terbebas dari alam Feroz, maka cangkang raksasa itu tetap di simpan di alam Cosmo. Selain sebagai kenang-kenangan, juga siapa tahu nantinya ada kegunaan lain untuk penghuni Cosmo.      

Dan saat ini ketika para anggota muda Blanche melihat cangkang sebesar rumah itu, mereka berunding.      

"Untuk menyediakan sop daging ketika kita pesta besar!" Kuro memberikan ide.      

Jari telunjuk Vargana bergerak-gerak tanda tidak setuju. "Untuk berendam cantik saja."     

Sedangkan ketika Gavin ikut menimbrung di sana, dia berkomentar, "Ini kalau dijadikan tempat skating, keren nih! Tantangan banget medannya!"     

"Aku setuju dengan usul Vava." Shona mengangguk-angguk sambil membayangkan mereka berendam di sana seperti halnya di tempat spa.      

"Ah ya! Pasti akan asik kalau untuk berendam! Apalagi jika diberi aromatherapi!" Voindra menepuk sekali tangannya disertai binaran matanya.      

"Nah! Sip, kan!" Vargana senang banyak yang setuju dengan usulnya.      

"Tidak ingin jadikan itu tempat sop daging jumbo untuk pesta saja?" Kuro belum ingin menyerah dengan idenya.      

"Please, Kak Kuro, terlalu sayang jika hanya dipakai untuk mangkok sop daging aja!" Vargana mengguncang sedikit tubuh Kuro. "Kak Kuro sudah pernah ke spa?" tanyanya.      

"Spa?" Kuro balik bertanya. "Itu seperti apa?"     

Vargana semakin antusias karena ketidaktahuan Kuro akan spa. "Itu adalah tempat relaksasi yang paling hmm ..." Matanya terpejam dengan senyum dikulum, seolah sedang merasakan nikmat akan sesuatu. "Dah deh, Kak Kuro tenang aja, ikuti rencanaku, nanti Kakak pasti akan ketagihan."     

Sedangkan duo pangeran kembar, mereka tidak berkata apa-apa dan menerima saja. Asalkan kekasih mereka senang, maka mereka juga ikut senang.     

Maka, setelah meminta ijin pada Andrea untuk menggunakan cangkang raksasa itu sebagai kolam berendam aromatherapi ala di spa, Vargana dan para gadis lainnya pun mulai bekerja untuk membersihkan cangkang tersebut.      

"Kalian para cowok, bantu kami dengan membuat ranjang pijat." Vargana menjadi orang yang mengkoordinir kegiatan mereka di sana. Shona dan Voindra mengangguk setuju.     

Karena yang menyuruh adalah orang terkasih, mana mungkin tidak diiyakan?     

Kemudian, tugas dibagi menjadi dua. Para gadis menyiapkan kolam berendam, dan para pria menciptakan ranjang pijat sesuai dengan arahan Vargana setelah gadis itu menunjukkan salah satu foto ketika dia sedang berada di tempat spa bersama adik dan ibunya.      

"Sayank, kok kamu malah berfoto saat setengah telanjang begitu, sih?" Pangeran Abvru sedikit tak rela. Apalagi ada yang memijat pula. Untung saja bukan lelaki yang bertugas memijat Vargana atau tunangannya akan meributkan ini entah sampai abad ke berapa nantinya.      

Ketika Jovano dan Zevo selesai berendam, mereka mendapati di area dekat kebun obat dan kebun elixir lainnya, para junior tim Blanche sedang melakukan sesuatu dengan cangkang kura-kura raksasa.      

"Kalian sedang apa?" Jovano melayang untuk bisa melihat dengan jelas kegiatan para gadis di cangkang itu.      

"Membersihkan cangkang ini." Vargana menjawab dan lalu menjelaskan mengenai idenya.      

Sementara itu, Zevo mendekati tunangannya dan bertanya, "Kuro sayank, apa kamu capek? Aku pijitin, yah!" Ia sudah hendak ulurkan tangan secara tulus ingin memijat Kuro yang sudah bekerja keras sejak tadi.      

Booff!     

"Jangan harap!" Kuro malah menendang Zevo sambil semburkan asap hitam bersifat asam korosifnya. Untung saja Zevo langsung melarikan diri dari sana atau dia bisa langsung meleleh jadi bubur jika kena asap milik Kuro tadi.      

Zevo bergidik seketika.      

Vargana tertawa keras sambil menggoda Kuro. "Gimana, Kak Kuro rasanya dirempongin tunangan? Enak, kan?"      

Kuro berwajah masam ke Vargana karena dia tahu gadis itu sedang menyindir dirinya yang biasa menggoda Vargana jika putri sulung Myren mengeluhkan tentang gangguan Pangeran Abvru.      

Kuro merasa karma sepertinya bergegas datang ke dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.