Devil's Fruit (21+)

Enak, Kuro Sayank?



Enak, Kuro Sayank?

2Fruit 1122: Enak, Kuro Sayank?      4

Ketika Kuro heran mengapa Zevo malah naik ke ranjang spa yang dia tempati, sang pangeran muda pun berkilah dengan alasan luar biasa.     

"Hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan kamu, Kuro." Tangan Zevo mulai dimasukkan kembali dan mengocok secara cepat di liang sempit Kuro sehingga erangan Kuro kian menjadi-jadi.      

Sungguh pangeran itu telah menemukan alasan yang tidak bisa dibantah oleh Kuro karena ketidaktahuan si gadis hybrid.      

Setelah beberapa hari ditolak dan ditekan amarah Kuro saban mendekati gadis itu, kini Zevo seakan sedang melangsungkan balas dendam spesial pada tunangannya.      

Saat Kuro baru saja hendak menyemburkan orgasme dia, tiba-tiba Zevo sudah bergerak cepat memasukkan batang jantan dia ke celah intim calon istrinya.      

"Aaarghh! Zevo! Kenapa-" Kuro sudah bersiap hendak menyerang Zevo.      

Namun, pria Incubus itu lekas mencegah dan berkata, "Kuro, jangan banyak bergerak dulu atau usahaku akan sia-sia dan membahayakan dirimu!"      

Kuro terkesiap dan urung menyerang Zevo. Tapi dia tak nyaman ketika liangnya ditusuk dan dihujam kuat-kuat oleh Zevo. "I-ini jangan begini! Zevo, kau terlalu keras! Kau gila!" Ia ingin mendorong dada Zevo.      

"Kuro, tahan dulu! Jangan sembarangan bergerak begitu! Tahan dulu, sayank! Aku sedang ... mmghhh ... menstabilkan sirkulasi darah ... mmghhh ... punyamu! Mmrrghh! Orrghh, Kuro sayankku ...."      

Zevo sudah tidak menahan lagi dan dia memacu miliknya sebebas yang dia kehendaki. Tubuh Kuro sampai terhentak-hentak melonjak naik turun hingga ia harus menggigit gerahamnya dan tangannya erat berpegangan pada bahu Zevo.      

Untung saja ranjang spa dibuat dari batu yang dibentuk oleh para lelaki sesuai perintah Vargana kala itu. Sepertinya gadis itu sudah memprediksi adanya kejadian seperti ini.      

Sementara Zevo sedang 'menghukum' Kuro, yang ada di bilik sebelah hanya saling berpandangan satu sama lain dan tertawa kecil.      

Vargana mengedipkan sebelah matanya pada sang adik, Voindra. "Sepertinya mereka sudah sukses asik-asik. Hi hi hi! Akhirnya Kak Kuro bisa patuh juga ke Zevo."      

"Kak Va gak kepingin juga, nih?" Voindra menggoda kakaknya.      

Seketika, Vargana cemberut dan mendecih. "Tsk! Untuk apa? Aku belum cukup umur!" ujarnya memberikan kalimat sangkalan.      

"Tapi sepertinya Kak Shona dan Pangeran Zaghar di bilik sana sudah lebih dulu asik-asik, Kak. Kalian seumuran, kan?" Voindra menajamkan telinganya dan telah menangkap jelas suara spesial milik Shona.      

"Huss! Anak kecil tau apa, sih?" Vargana melotot ke adiknya.      

"Vava my dear ..." Tiba-tiba muncul Pangeran Abvru di bilik tempat Voindra dan Vargana berada. "Apakah kita bisa juga-"      

"Pergi, bedebah jamet!" Vargana langsung raih botol minyak pijat dan melemparkannya ke calon suami dia.      

Sedangkan Voindra sudah menarik kain mantelnya untuk menutupi tubuh telanjang dia ketika calon kakak iparnya mendadak muncul.      

Terdengar bunyi keributan di bilik Voindra.      

Shona yang sedang berpacu asmara dengan calon suaminya berhenti sejenak ketika mendengar banyak keributan di sekitar mereka. "Hi hi hi, sepertinya ada banyak keramaian." Ia terkikik geli.      

"Ha ha ha, abaikan saja, Sho honey. Ermgh ... aku lanjut lagi, yah!" Pangeran Zaghar kembali hujamkan miliknya secepat sebelumnya.      

"Argh! Zaghar! Za! Za-aarghh! Pelan!" Shona terpaksa berpegangan pada leher tunangannya saat gerakan sang calon suami kian beringas.      

Sementara itu, Vargana berhasil mengusir Pangeran Abvru dan meneruskan memijat adiknya.      

Sedangkan Zevo sedang berjuang mencapai titik akhir dari perjuangannya. Dia benar-benar tidak menahan lagi hasratnya.     

Kuro yang berada di bawah kungkungan Zevo, masih terus berpegangan pada bahunya dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika dia terus dihentak-hentak tegas dan kepalanya terasa kosong tidak bisa berpikir apapun selain apa yang sedang menguasai dirinya.      

Dirinya mulai menegang disertai denyut-denyut aneh ketika ujung pusaka Zevo menohok sebuah titik paling peka di dalam sana. Kuro seketika kelojotan, bagai merasa sedikit tersetrum.      

Ini seperti ketika dia diserang kekuatan petir milik saudara kembarnya, namun serangan Zevo terasa di dalam sana dan berbeda dengan setruman dari Shiro.      

Tentu saja berbeda! Shiro menyerangkan energi petirnya secara nyata saat latih tanding, sedangkan Zevo menyerang titik terpeka tanpa harus menyarangkan energi petir dia.      

Cukup dengan hentakan dari ujung pusakanya dan listrik khusus mengalir ke Kuro, memberikan sensasi luar biasa.      

Bahkan saking luar biasanya, Kuro tidak menyadari payudaranya sudah diremas dan dilomoti mulut rakus Zevo dan berakhir dengan menyatunya bibir mereka.      

"Mmrrfhhh ... hrrmmfhh ...." Kuro terus bersuara meski mulutnya dibungkam cumbuan Zevo.      

Ketika Kuro berhasil membebaskan bibirnya dari Zevo, ia mulai melantunkan bait-bait erangan nikmat sembari memunculkan harmonisasi dengan suara Zevo saat mereka saling bersahutan menguarkan suara-suara'indah' mereka.      

Tanpa Kuro sadari, Zevo sudah tidak memiliki kain apapun yang melekat di tubuhnya. Ketika dia tersadar, sudah terlambat.      

Pada akhirnya, Kuro pasrah dan menikmati saja sajian dari Zevo.      

Tidak membutuhkan waktu lama ketika Kuro menjerit tertahan ketika dia menyerah sebelum terkulai lemas.      

Namun, Zevo belum ingin menyudahi. Dia masih terus saja memacu miliknya secara hardcore, menahan dua kaki Kuro pada sikunya dan merunduk hingga tubuh Kuro terlipat.      

Ini makin membuat Zevo leluasa menenggelamkan batang egoisnya dalam-dalam pada celah sempit calon istrinya.      

Secara alami, hasrat Kuro ikut bangkit lagi dikarenakan ulah tiada henti Zevo atas tubuhnya.      

Hingga akhirnya hampir dua jam, keduanya berakhir dengan klimaks bersama.      

Penyatuan itu terasa begitu indah namun juga agresif, mengakibatkan kedua muda-mudi itu saling terengah-engah sambil berupaya menormalkan napas mereka seperti semula.      

Zevo mengecup bibir dan kening Kuro setelah dia perlahan mencabut pusakanya dari liang sempit calon istrinya. "Terima kasih, Kuro sayank. Kau ... mmhh ... sudah aman." Dia tak boleh lupa dengan muslihatnya, kan!     

Kuro masih terengah-engah ketika mengangguk dan lemas terkulai di bawah tubuh calon suaminya.      

"Ayo, sayank, kau harus kuberikan masker tubuh sebelum nantinya kau bisa berendam di kolam cangkang kura-kura raksasa." Zevo menepuk lembut pinggul tunangannya.      

Rasanya Kuro tidak ingin melakukan hal lain selain tidur sepuasnya. Inilah efek jika mendapatkan klimaks sesungguhnya. Tubuh akan merasa rileks dan kantuk pasti akan menyerang dengan hebatnya.      

"Ermmhh ... aku ingin tidur." Kuro memejamkan mata, tak berdaya.      

Zevo terkekeh dan meski dia juga sangat ingin tidur, tidak mungkin mereka tidur di tempat itu.      

Bisa saja bagi Zevo memindahkan tubuh mereka ke alam pribadi miliknya, tapi Kuro harus menuntaskan spa-nya.      

Maka, dengan enggan, Zevo mengoleskan masker tubuh di sekujur badan Kuro meski hybrid hitam sudah setengah tidur.      

Setelah itu, Zevo menepuk lembut pipi Kuro untuk membangunkan gadis itu, tapi Kuro malah mengerang dan tetap tidur.      

Tak ada pilihan lain bagi Zevo selain harus membopong tubuh sang tunangan ke kolam cangkang dalam kondisi Kuro masih tertidur.      

"Wah! Sudah selesai mantap-mantapnya, yah!" Mendadak, Andrea sudah muncul di ambang pintu yang dibuka si Cambion.      

Kuro langsung melonjak bangun mendengar suara mama angkatnya. "Ma-Mama!" Ia segera meraih mantelnya untuk menutupi tubuh. Ia malu ketahuan baru saja dipijat telanjang oleh Zevo dan bahkan ditindih sampai klimaks.      

"Enak, Kuro sayank?" tanya Andrea dengan tatapan meledek anak angkatnya.      

"I-iya. Spa dan pijitannya ... enak!" jawab Kuro dengan wajah merah padam.      

"Wah, kalo gitu, Mama juga mau dong dipijat ama Zevzev!" Andrea menyeringai nakal.      

"Ti-tidak boleh!" Kuro segera saja berteriak tegas. "Mama dipijat Papa saja!"      

Andrea pun terkikik.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.