Devil's Fruit (21+)

Agar Kita Tidak Terpisah



Agar Kita Tidak Terpisah

0Fruit 1129: Agar Kita Tidak Terpisah     0

"Vru ...." Terdengar lirih sebuah suara di telinga Pangeran Abvru. Tapi itu juga dibarengi bunyi distorsi dan 'kresek-kresek' seperti kaset rusak.     

"Vargana!" teriak Pangeran Abvru begitu senang mendapatkan tanggapan di anting komunikasinya.     

"Vru ... to ... long ...." Suara itu terputus-putus namun masih bisa terdengar lumayan jelas di telinga Pangeran Abvru.      

"Va! Vargana!" Pangeran Abvru berteriak gila di angkasa sambil dia menatap sekelilingnya. "Va, di mana kau? Katakan di mana!" raungnya tak sabar.      

Mata dan pangeran Incubus sejak tadi sudah meneliti jengkal demi jengkal tanah di sekitarnya, tapi sama sekali tidak ada jejak dari Vargana apalagi Jaida.      

Ini sungguh di luar nalar. Bagaimana bisa jejak kaki bisa terhapus?      

"Vru ... di ... bawah ...." Suara Vargana masih saja terputus-putus dan sepertinya lemah.      

Kening Pangeran Abvru berkerut ketika mendengar suara lirih Vargana di anting komunikasi dia.      

Setelah mempertajam pendengaran, Pangeran Abvru yakin dia mendengar suara calon istrinya berkata bahwa gadis itu ada di bawah.      

Di bawah? Maksudnya ... di bawah tanah? Astaga! Pantas saja sejak tadi si pangeran Incubus tidak berhasil menemukan jejak apapun dari kedua gadis itu karena sebenarnya mereka terkubur di dalam tanah!      

Tidak menunggu menit berganti, Pangeran Abvru segera saja mengumpulkan kekuatan besar dia yang dihimpun pada tangannya.      

Setelah dia merasa itu cukup, maka dia pun melakukan gerakan bagai menyibak tanah meski dia masih berada di angkasa.      

"Haarkkhh!" teriak sang pangeran sembari dua tangannya menyibakkan tanah hingga membentuk cekungan sedalam hampir 5 meter.      

Mason yang baru saja tiba di sana, segera buru-buru mundur menyingkir ke belakang sebelum terkena efek dari kekuatan besar si pangeran.      

Patut diketahui, tanah di area ini sangat keras dan aneh, melebihi kerasnya tanah di Underworld apalagi di bumi manusia.      

Maka, tak heran jika sang pangeran sudah mencoba mengeluarkan tenaga besar, namun hanya bisa menyingkirkan tidak lebih dari 5 meter.      

Namun, meski hanya berhasil menepis tanah sedalam itu saja, tetap membuahkan hasil.     

Segera saja, mata sang pangeran Incubus menemukan sesuatu di bawah sana. Tapi itu adalah ujung baju. Itu terletak di bagian tepi dari sibakan yang dia lakukan.      

Pangeran Abvru tentu saja sangat mengenal ujung baju itu dengan baik. Itu pastinya baju milik Vargana. "Va! Tunggu, Va! Aku akan mengeluarkan kamu!"      

Sekali lagi, sang pangeran mengumpulkan kekuatan besar dia di dua tangannya dan kali ini dia tidak boleh ceroboh.      

Kali ini, dia tidak melakukan penyibakan tanah karena khawatir melukai Vargana yang sudah dekat. Dia sekarang memakai kekuatan besar untuk menarik tanah ke atas.      

"Hrrmghh!" Dengan raungan kencang, Pangeran Abvru mencabik tanah ke atas agar bisa lekas membebaskan Vargana.      

Segera, setelah tanah berhasil dicabut ke atas, sosok tubuh yang terbalut tanah kering pun terlihat. Itu Vargana yang memeluk Jaida di bawahnya. Mereka berdua terlihat lemah tak berdaya tertutup tanah kering warna coklat tandus.      

"Va!"      

"Jaida!"      

Kedua pejantan itu pun segera berlari bergegas meraih orang mereka masing-masing.      

Pangeran Abvru menggapai tubuh Vargana, mengeluarkan gadis itu dari tanah.      

Sedangkan Mason menyeret keluar tubuh saudarinya menggunakan moncong tanpa melukai Jaida.      

Mereka hampir berhasil membawa tubuh kedua gadis keluar dari cekungan itu, saat tiba-tiba tanah di bawah kaki mereka bergerak bagaikan berubah menjadi pasir hisap.      

Pangeran Abvru segera menempatkan calon istrinya yang lemah tak berdaya dalam pelukan lengan kiri sedangkan tangan kanan dia mengerahkan tenaga untuk mendorong tanah ke atas agar tidak bisa menimbun mereka.     

Namun, ini merupakan pasir hisap paling cepat yang menghisap tubuh korbannya. Itu benar-benar sangat cepat menghisap dan menelan memberikan tekanan pada mereka sehingga tubuh mereka saling jatuh terjun ke bawah.      

Setelah terjun cepat selama 3 menit, akhirnya mereka terhenti di atas tanah keras dan tanah di atas mereka berubah menjadi langit-langit rendah.      

Mereka kini dikurung tanah tersebut. Tanah aneh yang tidak pernah mereka jumpai di dunia manapun.      

Apakah ini akhir dari mereka berempat? Terkubur begini jauh di dalam tanah yang entah apa namanya dan tentu saja jauh sekali dari pondok Cosmo.      

Bagaimana mereka bisa selamat kalau begini?      

"Va, kamu baik-baik saja?" Pangeran Abvru menanyakan keadaan gadis yang masih berada dalam pelukan satu lengannya.      

Wajah penuh tanah Vargana segera dibersihkan pelan-pelan oleh Pangeran Abvru.      

Gadis itu mulai membuka matanya meski agak susah dengan banyaknya tanah menempel di sekujur tubuhnya. "Jaida! Mana Jaida?" Ia lekas bertanya ketika melihat wajah calon suaminya. Ia panik seketika akan keselamatan Jaida.      

Bagaimana pun, Jaida sudah diberikan kepada Vargana sebagai hewan terkontrak oleh Andrea dan juga direstui oleh Sabrina dan Noir. Mana bisa Vargana mengecewakan mereka dengan tidak menjaga Jaida sebaik mungkin?     

Pangeran Abvru melirik ke tangan dia yang memiliki benang energi masih terhubung dengan Mason.      

Mereka berempat terpisah. Beruntung sang pangeran memeluk tubuh calon istrinya sehingga tidak terpisahkan lagi. Tapi bagaimana dengan nasib kedua liger (lion tiger) itu?      

"Mason? Hei Mason?" Karena ujung satunya dari benang energi berada di balik dinding tanah di belakang Pangeran Abvru, dia hanya bisa berharap Mason masih ada di ujung sana.      

Tidak mendapatkan jawaban dari si liger jantan, membuat kening Pangeran Abvru berkerut, cemas jika ternyata terjadi hal buruk pada Mason.     

Tapi, jika merasa dari benang energi, masih terasa denyutan nadi dari ujung lainnya, menandakan Mason masih hidup di ujung sana.      

"Bagaimana?" Vargana menatap penuh harap ke calon suaminya. Ia paham tentang kegunaan benang energi.      

"Tidak ada jawaban." Pangeran Abvru menggeleng sambil tidak melepaskan pelukannya pada Vargana. Dia takut jika itu dilepas, dan tiba-tiba tanah bergerak lagi, mereka bisa terpisahkan. Dan akan sangat gawat kalau itu terjadi.      

"Coba hancurkan dinding tanah di belakang kamu, Vru! Kita harus lekas tolong mereka!" Vargana bersemangat.      

Karena tak mau terpisah lagi dari Vargana, tangan yang memeluk si gadis pun mengeluarkan benang energi lainnya membelit pinggang Vargana.      

Dengan begini, Pangeran Abvru merasa aman. "Oke, aku akan coba kerahkan tenaga untuk hancurkan dinding tanah itu.      

Pangeran Abvru berbalik membelakangi Vargana untuk menghimpun kekuatan di dua tangannya. "Va, pegang bajuku."      

"Kenapa?" Vargana tak paham.      

"Agar kita tidak terpisah."      

Vargana memutar bola matanya dan hendak menolak.      

Tapi, Pangeran Abvru berseru tegas. "Lakukan saja, astaga, Va! Aku serius!"      

Kaget dengan bentakan tegas calon suaminya, kini Vargana sadar Pangeran Abvru tidak sedang berusaha mencari kesempatan apapun darinya. Ia segera meraih ujung baju sang tunangan dan menggenggamnya.      

Setelah yakin tangan Vargana erat pada ujung baju atasan sang pangeran, kini dia bersiap menyibakkan tembok tanah di depannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.