Devil's Fruit (21+)

For The First Time



For The First Time

0Fruit 1132: For The First Time     
2

Sepertinya tindakan Pangeran Abvru begitu terkendali dengan baik. Dia tahu apa yang harus dia lakukan agar Vargana tenang dan nyaman pada saat penting ini.      

Bibir Vargana sudah pucat dan dingin, memang tidak bisa ditunda lebih lama. Harus dilakukan apapun resikonya.      

Secara perlahan, sang pangeran membangkitkan gairah milik Vargana.      

Elusan tangan pangeran Abvru telah mencapai puncak dada Vargana, meremas lembut di sana sembari pelan-pelan meniadakan pakaian tunangannya lapis demi lapis secara magis.      

Vargana memang merasa terbuai dengan elusan dan cumbuan lembut calon suaminya. Ini menyebabkan dia tidak waspada. Saat tersadar, pakaiannya sudah lenyap. Meski terkesiap kaget, dia tidak bisa memarahi pangeran Abvru seperti biasanya.      

Dia harus ingat, ini dilakukan demi Jaida dan Mason. Bukan untuk dirinya ataupun si pangeran. Maka, menahan rasa apapun yang bergejolak di batin, Vargana diam membiarkan pangeran Abvru melakukan apapun padanya.      

Tapi ... ternyata kian lama dia kian merasa nyaman dan terbuai sepenuhnya berkat kepiawaian calon suaminya. Dia bertanya-tanya, apakah sebelumnya pangeran Abvru sudah terbiasa bersenang-senang dengan banyak wanita bangsa manapun?     

Ohh, kenapa dia malah berpikir rumit? Ini tidak seperti dia mendadak cemburu, ya kan? Memangnya kenapa kalau calon suaminya memang begitu sebelum ini? Ahh, Vargana memikirkan hal tak penting.      

Meski membuat hatinya terasa diremas jika pemikiran dia benar adanya.      

Belum lama Vargana berkutat dengan pikiran rumitnya, tiba-tiba dia memekik kecil karena tangan pangeran Abvru telah mengusap lembah di pangkal pahanya.      

Cumbuan sang pangeran tidak berhenti dan terus mengalir ke bawah hingga mulut itupun menemukan bongkahan kenyal dada Vargana.      

Napas Vargana mulai pendek terengah-engah saat pucuk dadanya dihisap-hisap mulut piawai sang calon suami sembari lembah basah dia terus dielus.      

Pelan-pelan, tangan pangeran Abvru membuka lebih lebar paha Vargana yang menjepit tangannya di sana. Setelah itu dia buka, satu kaki sang gadis ditahan oleh jepitan kakinya sendiri sehingga tidak ada lagi paha yang bisa tertutup untuknya.      

"A-annghh ... Vru ...." Lenguhan pelan mengalun dari Vargana ketika benda basah di selatan dia terus saja dielus-elus jemari nakal calon suaminya. Perlahan, gairahnya bangkit. Ini menyebabkan bibirnya mulai mendapatkan warnanya lagi, tidak sepucat awalnya.      

Setelah dirasa Vargana terbuai dan stabil, sang pangeran Incubus bergerak, menempatkan kepalanya pada pangkal paha gadis itu agar bisa menjejakkan lidah pada sebuah benda paling peka milik Vargana.      

"Ha-aarkhh ...." Vargana segera saja melengkungkan punggungnya ketika mutiara peka dia diusap pelan lidah pangeran Abvru. Matanya terpejam erat menolak untuk menyaksikan apa dan bagaimana aksi calon suaminya.      

Dia terlalu malu.      

Namun, karena terjangan birahi tak berkesudahan dari sang pangeran Incubus, tangan Vargana tanpa sadar bergerak meremas rambut calon suaminya sembari mulutnya tanpa jeda mengeluarkan suara erotis.      

Dengan naiknya gairah, maka naik pula energi yang dimiliki oleh Vargana. Ini memang membuktikan kemampuan mereka sebagai iblis lust. Iblis yang mendapatkan sumber energi dari gairah seksual.      

Dua tangan pangeran Abvru memegangi kedua bibir labia mayora Vargana dan melakukan penaklukan pada lembah basah sang gadis. Memulas dan menghisap di sana, menyebarkan birahi yang sulit ditolak.      

Vargana sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi. Dia pun menyemburkan cairan istimewa dia ke mulut pangeran Abvru.      

Oleh sang pangeran Incubus, cairan dari Vargana dia telan dan dia alirkan pada kedua liger dengan cara seperti sebelumnya.      

Dari apa yang sedang dirasakan oleh Vargana, Jaida pun mengetahui bahwa majikannya sedang dibuai birahi.      

Jaida diam saja dan membiarkan benang energi sang pangeran Incubus memasuki liangnya dan melakukan apa yang harus dilakukan di sana.      

Sang liger betina juga tidak berkata apapun ketika Mason menatap heran ke arahnya dan ketika liger jantan itu menyadari apa yang membuat wajah saudarinya aneh, dia sudah mendapatkan gilirannya. Jaida meringis terkekeh mengejek adik lelakinya.      

Secara alami, pangeran Abvru mulai mencabangkan benang energi dia menjadi dia untuk bisa memberikan energi kepada kedua liger secara bersamaan, tidak bergantian seperti tadi. Itu lebih efisien meski harus sedikit mengeluarkan tenaga ekstra.      

Tak apa. Toh ada Vargana yang menjadi sumber energi tiada batas untuknya.      

Setelah pangeran Abvru menghisap semua cairan khusus Vargana, dia mempersiapkan diri untuk langkah paling inti dari aksi ini. Ia bergerak duduk di depan pangkal paha sang gadis.      

Kemudian, pangeran Abvru mengeluarkan miliknya dari dalam sarang kainnya. Besar dan panjang, diusap-usap pada pintu masuk celah sempit Vargana.      

Gadis itu baru saja merasakan klimaks dan mulai menerima usapan berikutnya. Namun, akhirnya dia mengetahui bahwa yang saat ini mengusap lembah basah dia bukanlah jemari ataupun lidah calon suaminya namun the real deal milik pangeran Abvru.      

Vargana melotot ngeri membayangkan benda sebesar itu menerjang masuk ke celahnya, tapi sekali lagi dia mengingatkan dirinya bahwa dia melakukan ini untuk Jaida dan Mason. Ia pun menggigit bibirnya kuat-kuat, bersiap menerima apa yang harus terjadi.      

"Va ... aku datang. Aku akan usahakan lembut dan perlahan." Pangeran Abvru berbisik sembari satu tangannya membimbing benda besar berurat untuk mulai menerobos jalur sempit di depannya.      

Vargana menelan ludah dan dia mau tak mau menatap apa yang akan terjadi pada miliknya.      

Lihat, benda panjang besar itu mulai bergerak mendekat dan lebih mendekat ke liang intim dia dan kemudian mendesak di sana. "Ermgh!" Mata Vargana terpejam erat tatkala benda itu terus mendesak masuk.      

Pangeran Abvru sudah berusaha melakukan itu dengan sepelan mungkin agar tidak menyakiti Vargana, tapi yang namanya the first time, tentu tidak mungkin tidak sakit, ya kan?      

"Sayank, bertahan, yah! Aku yakin kau mampu, Va." Pangeran Abvru memberikan dorongan semangat agar Vargana bisa menahan rasa sakitnya.      

Otak Vargana terus menyerukan: ini untuk Jaida dan Mason! Ini untuk Jaida dan Mason!      

Benda sang pangeran terus menerobos masuk lebih dalam dan kini seluruh kepalanya sudah tenggelam masuk di dalam liang intim dia.      

Pada saat ini, sang pangeran terdiam membiarkan Vargana mengatur napasnya yang terengah-engah. Dia tidak langsung bergerak agar liang sempit calon istrinya mulai menyesuaikan diri beradaptasi dengan miliknya.      

Dia tidak mungkin kejam pada Vargana yang langsung bergerak menghentak saat krusial begini. Pria Incubus ini bertindak layaknya gentleman dan menunggu beberapa saat dulu agar Vargana bisa nyaman.      

Untuk menambah kenyamanan sang gadis, pangeran Abvru merundukkan kepala mencari bibir Vargana dan mencumbui di sana.      

Lumatan dan cumbuan sang calon suami sepertinya berhasil menumbuhkan kenyamanan pada Vargana. Gadis itu mulai mendesah ketika membalas pagutan bibir sang pria.      

Lumatan beralih turun ke payudara Vargana dan mendominasi di situ. Ini pun menjadikan si gadis merasa lebih nyaman dan terbuai, melupakan rasa menyengat di selatan sana.      

Bahkan, saking nyamannya, Vargana sampai tak sadar sang pangeran Incubus telah bergerak sedikit demi sedikit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.