Devil's Fruit (21+)

Kau Ini Manusia Atau Iblis?



Kau Ini Manusia Atau Iblis?

0Fruit 1137: Kau Ini Manusia Atau Iblis?     3

Dalam minggu-minggu ini, para muda di alam Cosmo sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Ada yang masih suka berpetualang menjelajahi alam Cosmo namun dengan lebih waspada semenjak kejadian yang menimpa Vargana dan rombongannya, ada pula yang sibuk berlatih seperti Kiran dengan dibantu Shona dan Shiro, dan ada pula yang sibuk membuat senjata.      

Satu hal yang pasti, di malam hari yang syahdu, para pasangan mulai bergumul penuh bara di kamar masing-masing.      

Zevo masih juga berhasil memperdaya Kuro untuk masuk ke perangkap seksualnya, dan si hybrid itu begitu lugunya sampai berhasil masuk ke muslihat Zevo.      

Lalu, seperti yang seharusnya, pasangan Shona dan Pangeran Zaghar selalu tampil romantis dan tenang, menguarkan aroma cinta kedewasaan.      

Dan sudah pasti ada pasangan Vargana dan Pangeran Abvru yang masih kerap sama-sama bergelut dengan keras kepala masing-masing.      

"Va, untuk apa menolak hal ini lagi?" Pangeran Abvru baru saja menghindari tendangan kuat calon istrinya saat dia hendak merebahkan diri di samping Vargana malam itu. "Toh kita sudah melakukan itu beberapa kali pada akhirnya, ya kan?"     

"Catat, yah! Aku bersedia melakukan itu cuma gara-gara demi Jaida dan Mason! Demi mereka, oke! Bukan demi kamu!" Vargana memasang sikap waspada sambil tatap tajam calon suaminya yang hendak memesrai dia malam ini.     

"Ya ampun, Va! Itu kan sama saja!" Pangeran Abvru juga sama keras kepalanya dengan sang calon istri.      

"Beda!" teriak Vargana, kesal.     

"Kok beda?" Pangeran Abvru belum ingin menyerah.      

"Pokoknya beda yah beda, idiot! Sana pergi! Huss! Huss! Jangan ganggu tidur cantikku!" Vargana mengibaskan tangan seperti sedang mengusir ayam.      

Mata Pangeran Abvru berputar sambil mencibir, menjawab Vargana, "Va, kita ini iblis, tidak memerlukan tidur segala! Tidur hanya untuk makhluk lemah seperti manusia!"     

"Bodo amat, dah!" Vargana tidak ingin menggubris ejekan Pangeran Abvru.      

"Ayolah, Va ... yuk kita jalan-jalan malam sebentar. Atau mungkin berendam di kolam?" bujuk Pangeran Abvru.      

"Ogah! Udah, deh! Mendingan pergi sana, jangan ganggu aku terus! Bikin pusing saja kau ini!" dengus Vargana makin kesal karena dia sudah bersiap-siap tidur setelah seharian bermain dengan rekan tim lainnya.      

"Va!"     

"Ogah!"     

"Astaga, Va!"     

"Apa, sih! Berisik!"     

"Ya, kalian memang berisik!" Tiba-tiba muncul Andrea di ambang pintu yang dibukanya.      

"A-Aunty!" Vargana terkejut, tidak mengira akan disambangi sang bibi. Ia kemudian menoleh penuh dengan tatapan sengit ke calon suaminya. "Kau, sih! Kau berisik sampai bikin Aunty jadi terganggu, tuh!"     

Andrea tidak menjawab dan sebagai ganti responnya, dia malah memunculkan Myren dan Ronh di hadapan kedua junior itu.      

"Mama! Papa!" Vargana jadi makin tak enak hati.      

"B-Bibi ... Paman ..." Pangeran Abvru mau tak mau merasa kecut juga ketika kedua calon mertuanya muncul."      

"Kata Andrea, kalian setiap hari hanya ribut dan bertengkar saja, benar?" tanya Myren sambil pandang tajam ke putri dan calon menantunya.      

"Dia yang mulai, Ma! Dia itu mesum sekali!" Vargana langsung arahkan telunjuknya ke Pangeran Abvru.      

Myren menatap si calon menantu. Ini membuat sang pangeran Incubus jadi tak enak hati sendiri. Ia pun menunduk di bawah tatapan tajam Myren.      

"Kalau memang kau tidak menyukai itu, bagaimana kalau kalian bubar saja?" Myren kembalikan tatapan tajam dia ke putrinya.      

"Ehh?" Vargana tertegun.      

"Bibi?" Pangeran Abvru terkesiap kaget, tidak menyangka itu keluar dari mulut calon mertuanya.      

Serius?     

"Yah, daripada Andrea dan yang lainnya di sini bosan melihat Pangeran Abvru mengejar-ngejar kamu dan kau menolak sambil marah-marah, itu menandakan kamu gak suka dia dan pastinya kepingin bubar dari dia, ya kan Va?" Myren masih tatap tajam putrinya.      

Mendengar ucapan lugas dan pedas dari ibunya, Vargana terdiam dan kepalanya jatuh tertunduk dalam ketakutan. "Aku ... aku ...."     

"Bagaimana, Va? Kamu mau bubar dengannya?" Myren bertanya. "Mungkin nanti akan Mama kenalkan kamu dengan pria lainnya. Siapa tahu kau bisa lebih menyukainya dan menerima. Daripada kamu tertekan dengan Abvru?"     

Vargana segera saja bertanya di hatinya, benarkan dia tertekan selama menjalin hubungan dengan Pangeran Abvru? Apakah dia bersedia bubar dari lelaki iblis itu? Ketika dia menaikkan kepalanya lagi, dia berkata, "Tapi, Ma ...."     

"Apa?" Myren langsung menyambar. "Kau tak suka dia, kan? Kau benci dia sampai-sampai ingin terus marah padanya, kan?"     

Vargana mendadak linglung. Benarkah dia membenci Pangeran Abvru? "Ma ... aku rasa aku nggak benci dia, kok ...."     

"Lalu kalo nggak benci, lalu apaan sikap penolakan kamu itu, hm?" Myren melipat kedua tangannya di depan dada, menatap lurus ke mata putrinya.      

"Aku cuma ... aku ... umm ... dia mesum sekali, Ma! Aku sampai kewalahan menolak dia!" Vargana arahkan tatapan pada Pangeran Abvru sambil mengadu ke ibunya.      

"Kau tidak suka dia bersikap seperti itu padamu?" tanya Myren dengan wajah serius.      

Vargana tentu saja harus memikirkan pertanyaan ibunya kali ini dengan baik. Apakah dia tak suka jika Pangeran Abvru bersikap mesum padanya? Bukankah itu tanda dari sang pangeran yang memuja dirinya, ya kan? "Bu-bukan aku nggak suka, sih Ma ...."     

"Lalu?" desak Myren. Andrea dan Ronh hanya diam mengamati adegan ini saja. Sementara itu, Dante mendekat ingin tahu ada apa gerangan.      

"Aku ... aku hanya merasa ... ini tidak benar karena aku masih pelajar, ya kan? Apalagi aku juga belum menikah resmi-"     

"Oke, kalau begitu, nikah saja kalian sekarang."     

Vargana melongo mendengar penuturan ibunya. "Ma? Kok begitu? Bukannya Mama sempat minta Abvru untuk menunggu aku lulus sekolah dulu?"     

Myren memutar bola matanya. "Itu dulu! Sekarang beda. Apalagi ... memangnya kau ini manusia atau iblis, sih? Apakah perlu kau mengikuti aturan manusia?"     

Vargana kehilangan kata-kata ketika mulutnya masih melongo.      

Ronh maju untuk memberikan sekelumit kata-kata. "Vava, bukannya Papa dan Mama ingin mendorongmu menjadi dewasa sebelum waktunya, tidak begitu, sayank. Hanya ... kamu jangan lupa, apa ras kita ini. Terlebih, kita bukan manusia yang harus memandang berbagai norma tak penting. Kalau kalian sudah saling menyukai, sebagai iblis lust, untuk apa menunggu lama? Kalau kau butuh sebuah pernikahan agar kau tenang melakukannya dengan Abvru, maka ayo saja kita nikahkan kalian."      

Myren menaikkan dagunya seolah dia hendak berkata bahwa ucapan suaminya adalah ucapan dia juga.      

Wajah melongo Vargana sungguh menarik ketika dia memandang kedua orang tuanya, bergantian. Apakah mereka serius?     

"Yoss!!!" Andrea menepukkan tangannya keras-keras, mengejutkan yang di sana. "Karena udah disepakati, sekarang kita adakan upacara pernikahan!"     

"Ehh?" Vargana belum berhasil mengumpulkan pikirannya.      

"Dan, siapkan panggung pelaminan untuk mereka!" Andrea memberi komandi ke suaminya. "Aku akan panggil yang lainnya untuk kumpul di depan pondok! Kita pesta!"      

Sementara Vargana masih kebingungan, Pangeran Abvru justru sangat gembira hingga ingin menerjang dan mencium Myren serta Ronh saking berterimakasihnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.