Devil's Fruit (21+)

Kita Ini Suami Istri!



Kita Ini Suami Istri!

2Fruit 1143: Kita Ini Suami Istri!     
1

Ketika kedua mempelai wanita muncul di ruang terbuka di sebuah lembah tempat upacara pernikahan dan sekaligus pesta diselenggarakan, semua mata di sana terbelalak memandang kedua gadis itu.      

Tidak akan ada yang bisa menyangkal bahwa keduanya sangatlah cantik dan luar biasa dalam balutan gaun hebat dan riasan mengagumkan. Semuanya adalah kreasi dari Andrea dan Revka.      

Rambut panjang dan keemasan milik Shona tidak dibiarkan tergerai seperti biasa dan memiliki sanggul modern yang rumit dari jalinan berbagai kepang dan menyisakan beberapa helai saja di bagian tengkuknya dan tampak sangat elegan ketika tertiup angin malam.      

Sementara itu, rambut hitam legam Kuro yang indah panjang dan lurus juga disanggul modern secara rumit dan membiarkan segenggam kecil terjuntai di kiri dan kanan telinganya, menyisakan tengkuk putih mulus dia untuk diekspos pada siapapun.      

Kedua pangeran muda telah berdiri berdampingan di altar depan sana, bersama-sama mengamati kedatangan mempelai masing-masing dan mereka secara berbarengan menahan napas karena saking terpesonanya.      

Plak!     

Kuro sampai harus menampar pelan lengan suaminya yang masih saja melongo padahal dia sudah berada di sampingnya di muka altar.      

"E-ehh! Maaf, sayank! Saking terpesonanya denganmu, he he ..." Zevo terpaksa jujur sambil memiringkan kepala secara malu. Yang lain di sana terkekeh geli. Wajar jika sampai Zevo hilang kendali karena Kuro memang terlalu memikat malam ini.      

Sementara itu, raja naga iblis Heilong mengusap air matanya ketika melihat putrinya. "Kau sungguh mirip ibumu, Nak ... hiks!" ucapnya lirih.      

Andrea terpaksa menyikut lengan sang raja naga iblis agar tidak memalukan sampai menangis segala.      

"Sepertinya semua sudah hadir di sini dan siap untuk pergi ke kamar pengantin masing-masing, kan?" Ucapan si penghulu benar-benar di luar konsep normal. Andrea lekas melotot ke penghulu itu yang adalah ayahnya, King Zardakh.      

Andrea sudah memaksa sang ayah untuk datang menjadi penghulu karena dia merasa sang ayah paling cocok menikahkan kedua pasangan itu.     

Jika meminta Kenzo sebagai penghulunya, sepertinya kurang pantas jika melihat seperti apa latar belakang Pangeran Zaghar, Shona, dan Zevo.      

Awalnya King Zardakh menolak dijadikan penghulu. Tapi berkat ancaman Andrea yang mumpuni, sebagai ayah yang takut putri, mana bisa sang raja bertahan dengan pendapatnya? Apalagi Jovano juga ikut membujuk. Baginda langsung kalah!     

Saat orang-orang yang menghadiri upacara itu saling terkekeh dan berbisik-bisik geli atas ucapan King Zardakh, sang raja hanya berkelit, "Aku tidak mengucapkan omong kosong, ya kan? Coba tanya ke para mempelai lelaki, apakah mereka tidak ingin segera pergi ke kamar dengan pengantinnya?"     

Andrea terpaksa menggunakan anting telepati pada ayahnya dan berteriak agar sang ayah tidak sembarangan bicara di sebuah acara penting dan sakral begini.      

"Ehem! Sudah, sudah, jangan saling berdengung di sini. Mari kita lanjutkan upacaranya atau aku bisa dimarahi anakku dan juga para mempelai lelaki karena terlalu lama." King Zardakh sepertinya tidak cocok dijadikan penghulu pernikahan. Jangan undang dia lagi!     

Akhirnya, upacara itu pun selesai tidak sampai 15 menit. Itu karena King Zardakh sengaja mempercepat dan menghindari basa-basi tak penting yang dilakukan manusia di upacara pernikahannya.      

"Kau, Zaghar ... menerima Shona sebagai istrimu apapun bentuk dan rupa dia, kan?"     

"Y-ya, saya bersedia."      

"Kau, Shona, bisa menerima Zaghar sebagai suamimu walau apapun bentuk dan rupa dia?"     

"Saya bersedia, Tuan Raja."     

"Sstt ... saat ini aku sedang ber-cosplay menjadi penghulu, oke!" King Zardakh mengedipkan satu mata secara genit ke Shona. Andrea rasanya ingin meninju ayahnya hingga ke planet Namek. Planet apa itu? Tanya saja Piccolo.      

"Ah, maaf, saya baru tau!" Shona ikut berakting.      

"Oke, kalian sudah sah jadi suami dan istri, semoga langgeng dan punya banyak anak sampai merepotkan orang tua kalian! Segeralah berciuman dan sana pergi ke kamar kalian!" King Zardakh tidak berlama-lama menunggu Pangeran Zaghar dan Shona berciuman dan menoleh ke pasangan satunya lagi. "Kau, Zevo, apakah bersedia menerima Kuro yang cuma begitu saja tanpa mengeluh?"     

Andrea rasanya sudah gregetan, tangannya gatal sudah ingin melakukan sesuatu. Seenaknya saja sang ayah bicara sembarangan di upacara sakral begitu!      

Tapi, ini adalah sakral di mata Andrea saja, karena sejatinya, banyak iblis yang tidak memerlukan upacara pernikahan. Mereka cukup memberikan sebuah tanda atau bau ke pasangannya sebagai penanda saja kalau itu miliknya. Namun, andaikan si pasangan hendak dengan iblis lainnya, terserah asalkan masing-masing setuju.      

Sedangkan Andrea ... masih setia membawa konsep manusia Bumi dalam beberapa hal di kehidupannya. Inilah kenapa dia sangat kesal pada ayahnya. Tau begini dia bisa meminta orang lain yang levelnya setara sang ayah untuk menjadi penghulu.      

"Aku tentu saja bersedia dan tidak perduli apa dan bagaimana Kuro, entah itu bentuk tubuhnya, wajahnya, atau bahkan latar belakangnya, aku tidak perduli, aku hanya ingin mencintai di-"     

"Nak, cukup bilang bersedia saja, jangan memperlama waktu, oke?" King Zardakh buru-buru memotong ucapan Zevo.     

Pemuda itu meneguk ludahnya dan mengangguk. "Aku bersedia."      

"Bagus, dan kau bocah hybrid cantik aduhai, apakah kau menerima Zevo yang cuma seperti ini? Ingat, jawab singkat saja dan jangan memperlama waktu, oke! Tak usah bertele-tele. Simpan saja rayuan kalian di kamar nanti antara kalian."     

"Bersedia." Kuro merasakan wajahnya memanas ketika menjawab itu. Dia sudah menjadi istri Zevo! Dia kini telah berstatus seorang istri!     

"Oke, lekas berciuman dan kalian sah sebagai suami dan istri!" King Zardakh mengibaskan lengan bajunya dan melanjutkan bicara tanpa menunggu Zevo menarik Kuro dalam rengkuhan untuk berciuman. "Tugasku di sini sudah selesai, bye semuanya! Aku sedang ditunggu janda montok di Perancis!" Lalu dia menghilang begitu saja.     

Andrea bertanya-tanya, kenapa ayahnya bisa keluar dari Cosmo miliknya dengan begitu mudah? Kenapa bisa begitu? Tapi pertanyaan itu musti disimpan dulu dan dia hanya mengingat untuk memberikan pelajaran tegas ke ayahnya nanti apabila mereka bertemu lagi.     

Waspada, King!     

Setelah semua upacara selesai, kedua pasang pengantin lekas 'diusir' untuk pergi ke kamar masing-masing dan pesta hanya boleh dilakukan para tamu dan hadirin.      

Atas usul Andrea, dia mengundang para anggota koloni king kong tubuh besi untuk ikut menghadiri pesta di lembah itu. Dulu sewaktu pernikahan Vargana dan Pangeran Abvru tidak mengundang koloni tersebut, oleh karena itu, sekarang adalah saat yang tepat.      

Memakai lemari 'copy paste', maka hidangan tidak akan pernah habis dan selalu ada. Hanya cukup disiapkan oleh Shelly dan Kyuna, lalu dimasak oleh Dante, maka makanan dan minuman pesta selalu tersedia untuk berapapun orang yang hadir.      

Bahkan, Andrea menaruh beberapa liquor kenamaan buatan restoran Schubert ke lemari itu sehingga tidak akan ada habisnya untuk malam itu.      

Semuanya berpesta makan dan minum sampai puas.      

Dalam kesempatan itu, Vargana akhirnya berhasil mencicipi seperti apa rasa red wine. "Aumchh! Ini enak! Aku suka! Suka!" Vargana segera mengisi gelasnya lagi untuk kedua kalinya.      

Sebelum gadis itu mabuk, Pangeran Abvru sudah membungkus tubuh mereka berdua di sebuah peti kristal yang melayang di angkasa.      

"Abvru! Kenapa malah dikurung di kristal?!" protes Vargana ketika tahu dirinya dan sang suami sudah berada di angkasa dalam kurungan kristal.      

"He he he ... untuk menjagamu agar tidak mabuk dan dirugikan orang lain." Pangeran Abvru menyeringai.      

"Bohong! Kau jelas bohong! Aku mau keluar! Ini namanya pelecehan!" teriak Vargana.      

"Kita ini suami istri, Va! Ya ampun ...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.