Devil's Fruit (21+)

Salut Untuk Dante



Salut Untuk Dante

4Fruit 1144: Salut Untuk Dante      2

Tinggalkan saja Vargana dan suaminya, Pangeran Abvru yang sedang berjuang. Ya, berjuang menggapai puncak asmara serta kenikmatan.      

Beralih ke para senior yang hendak pamit pergi karena tugas mereka mengawal dan menyaksikan putra dan putri mereka menikah sudah terlaksana.      

Raja dan Ratu kerajaan Isvax mengucapkan terima kasih kepada Andrea yang menyediakan tempat dan waktu untuk pernikahan kedua putra mereka.      

"Jika kalian sudah keluar dan pergi ke Underworld, mohon kesediaannya untuk mampir ke Isvax agar kami bisa menjamu dengan baik kalian semua, Tuan Putri." Raja Drent berucap ke Andrea dengan raut sopan dan hormat karena melihat Andrea sebagai keturunan King Zardakh dan sudah ditunjuk sebagai pewaris kerajaan Orbth.      

"Tenang saja, Paman Drent, jika kami mampir ke Isvax, siapkan saja makanan dan minuman terbaik di sana." Andrea secara santai menyahut. Kemudian setelah raja dan ratu itu berpamitan dengan yang lainnya, mereka dipulangkan Andrea ke kerajaan Isvax.      

Daya teleportasi Andrea kini sudah lebih meningkat jauh, dia sudah bisa memindahkan makhluk beda dunia. Mungkin jika dia sudah lebih kuat, maka dia akan bisa memindahkan beda alam pribadi atau beda dimensi.      

Pangeran Djanh dan Revka pun pamit pulang dan minta dikembalikan ke alam dunia mereka.      

"Tuan Putri bisa kembalikan istriku ke Bumi dan aku ke Underworld," pinta Pangeran Djanh.     

Seketika muncul seringaian nakal Andrea. "Djanh ... apa kau masih ingat dulu berapa lama kamu ngurung aku ama Dante di alam pribadi kamu?"     

Melihat kilatan mata Andrea, Pangeran Djanh sempat khawatir tapi kemudian dia terkekeh santai. "Apakah Tuan Putri hendak membalas yang waktu itu?"     

"Bagaimana kalau iya?" tantang Andrea. "Bagaimana kalau ... um ... setengah tahun aja deh kamu di sini, gak usah setahun kayak aku dulu. Hm?" Mata jenaka dia berpadu dengan naik turunnya alis.      

"Ha ha ha ... aku khawatir nantinya Tuan Putri akan menyesal jika terlalu lama menahan aku di sini." Ada kilatan berbahaya di mata Pangeran Djanh yang tiba-tiba membuat Andrea jadi merinding di punggungnya.      

"Ehem!" Andrea seperti sedang tersadar akan adanya alarm bahaya mengenai ucapan terselubung Pangeran Djanh yang bermuatan ancaman halus. Ya, pangeran sialan satu itu tingkahnya susah ditebak akal sehat. Butuh akal gila untuk mengetahui kira-kira apa yang hendak dia lakukan. "Aku cuma bercanda, haisshh! Baperan banget, deh!" Dia julurkan lidah ke pangeran itu.      

Derai tawa lepas Pangeran Djanh muncul setelah respon Andrea. Dia tahu bahwa dia pasti bisa menekan orang lain sesuka dia dan tidak membiarkan dirinya ditindas, kecuali oleh istrinya. Dia hanya memperbolehkan Revka saja yang menindas dia.      

"Haruskah secepat itu kembali ke Underworld, Pangeran?" Tiba-tiba, Dante malah bertanya demikian.      

Kepala miring Pangeran Djanh ketika menatap Dante menyiratkan keheranan dia. Pertama, atas status apa yang dimiliki Dante untuk menahannya? Kedua, pria itu hendak berintrik sesuatu kah padanya? "Kenapa dengan itu, Pangeran Dante?"     

Andrea melirik suaminya dan bertelepati pasangan, "Ngapain nahan dia di sini, sih? Ntar kita malah yang rugi, loh!"     

"Sebentar, sayank, aku ingin memastikan sesuatu." Dante menjawab telepati istrinya dan mereka saling menatap. Lalu, Dante bicara ke Pangeran Djanh, katanya, "Maafkan kelancangan aku ini, Pangeran, tapi jika bukan karena mendesak, aku tidak mungkin berani berkata seperti ini."     

Menimbang bahwa Dante merupakan menantu King Zardakh dan juga suami dari pewaris selanjutnya kerajaan Orbth, membuat Pangeran Djanh melunakkan hatinya. "Silahkan katakan saja, Pangeran."     

"Di sebuah area di alam Cosmo ini, terdapat daerah tandus yang sangat aneh dan mencurigakan. Apakah mungkin bagi kami untuk meminta kesediaan Pangeran melihat daerah itu dan siapa tahu Pangeran bisa mengetahui ada apa yang terjadi dengan tanah di sana? Maafkan jika ini terlalu lancang dan akan merepotkan Pangeran, karena aku hanya meyakini kekuatan besar Pangeran lah yang bisa melakukannya." Dante memberikan selipan kalimat pujian.      

Kemudian, Dante menceritakan kembali mengenai insiden yang menimpa Vargana, Pangeran Abvru dan kedua liger sebelum ini. Sekali lagi, Dante memberikan pujian dan sanjungan mengenai kekuatan Pangeran Djanh.     

Tentu saja sebagai seorang iblis, sebuah rasa bangga adalah hal yang sangat menyenangkan. Kebanggaan adalah sifat dasar dari mereka. Oleh karena mendengar pujian tinggi dari Dante, Pangeran Djanh pun menjawab, "Coba bawa aku ke sana, siapa tahu aku bisa mendeteksi apa yang terjadi dengan tanah di sana."      

Andrea salut dengan keberanian suaminya. Meminta sesuatu dari Pangeran Djanh merupakan hal yang tidak mudah jika tidak dibantu bujukan dari Revka. Dan ternyata, ucapan manis Dante bisa melampaui Revka.      

Kemudian, 4 orang itu pun mulai terbang ke daerah tandus yang dimaksud. Di sana, Andrea cukup kaget karena ternyata pagar array buatan dia dan Jovano sudah mulai rusak.      

"Ini ... ini siapa yang ... ya ampun ... kok bisa gini, sih?" Andrea sampai terkesiap melihat pagar array jika diumpamakan baju, itu sudah compang-camping tidak utuh lagi.     

Kening Pangeran Djanh langsung saja berkerut ketika dia melihat ke tanah di bawahnya sambil mereka berempat masih melayang di angkasa, tidak berani sembarangan menginjak tanah.      

Secara tidak diduga, Pangeran Djanh mengeluarkan salah satu beast yang dia pelihara di alam Feroz miliknya. Dia jatuhkan beast besar itu ke tanah tandus.      

Awalnya tidak terjadi apa-apa, tapi menit berikutnya, mereka dikejutkan dengan tanah yang seketika bergolak dan beast itu tampak bingung sebelum akhirnya beast itu dilahap tanah yang tiba-tiba menjadi pasir hisap.      

Beast itu berjuang keluar dari hisapan dahsyat di bawah kakinya, namun akhirnya dia tidak berhasil dan kemudian beast menghilang di dalam tanah dan segera tanah itu berubah seperti semula bagai tidak pernah ada kejadian apapun di sana.      

Mata orang yang melayang di angkasa melebar sampai hampir lepas dari rongganya. Kini mereka mengetahui bagaimana proses yang sebenarnya terjadi dengan Vargana dan kelompoknya ketika sedang dihisap.      

Sungguh mengerikan.      

"Astaga! Cepat sekali!" Revka menjerit tak bisa menahan terkejutnya.      

"Rupanya daya hisap tanah ini begitu kuat, sampai beast segede gitu masih kagak bisa lolos keluar. Coba lihat, bahkan tanah itu sok-sokan berakting inosens ampe kondisi dia bisa kayak semula waktu kita ke sini sebelum Djanh naruh beast ke tanah." Andrea jadi sebal sendiri dengan akting si tanah.      

"Bayangkan saat Vargana dan rombongan dia terjebak di sini sampai dua hari, pasti mereka berada dalam keadaan genting dan kritis. Untung saja mereka semua bisa kembali dengan selamat meski sampai harus berjuang luar biasa." Dante geleng-geleng kepala setelah menyaksikan kehebatan tanah itu melahap beast besar.      

Saat mereka bertiga sedang berdiskusi mengenai tanah itu, tangan Pangeran Djanh mulai terjulur ke arah beast itu menghilang. Rupanya dia sedang mendeteksi daya hidup peliharaannya. "Hm, sudah mati."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.