Devil's Fruit (21+)

Dilema Untuk Pangeran Djanh



Dilema Untuk Pangeran Djanh

4Fruit 1147: Dilema Untuk Pangeran Djanh     
1

Dante merasa cukup kesal karena ternyata Pangeran Djanh sejak tadi hanya sedang bermain-main saja dengan Monster Tarazqo. Tapi, sebagai seorang mantan Nephilim dan mengandalkan energi iblis dari ayah Andrea, apa daya dia?     

Meski geram dengan perbuatan iseng pangeran Djanh, Dante diam dan mengawasi saja pergerakan iblis dan monster tak jauh darinya.      

Lagipula, apa Monster Tarazqo itu jenis idiot? Dante bertanya-tanya dalam hatinya. Padahal jelas-jelas si pangeran hanya sedang mempermainkannya dengan menggunakan aroma cairan di botol kaca kecil itu, tapi Monster Tarazqo terus saja melonjak naik meski nantinya akan turun kembali ke tanah karena gagal menggapai botol kaca itu.      

Tapi Dante memiliki trik jitu untuk menghentikan perbuatan tak berfaedah sang pangeran Incubus. Dia menoleh ke Revka di dekatnya dan berkata kepada sepupunya, "Revka, sepertinya suamimu sangat bersenang-senang dengan mainan barunya itu, ya kan? Mungkin kita harus berkemah di sini untuk menunggu mereka selesai."     

Revka seketika cemberut dan keningnya berkerut tak senang sambil menatap sang suami sebelum dia menjerit keras. "Djanh sialan! Lekas berhenti bermain atau aku akan pergi dan jangan harap kau bisa bersenang-senang denganku!"     

Pangeran Djanh langsung saja menghentikan tindakannya dan menoleh ke istrinya sambil dia melesat cepat ke arah Revka. Dia segera membujuk, "Honey sweetie ... jangan marah begitu, oke? Aku kan hanya ingin membuat makhluk itu kelelahan saja."      

Revka tidak terlihat ingin berkompromi akan alasan apapun yang diberikan sang suami dan melotot galak ke Pangeran Djanh dan berkata, "Kau panggil aku sweetie dan juga panggil dia sweetie. Kalau kau masih saja ingin bermain dengannya, maka aku berhenti jadi istrimu dan kau bisa memperistri dia!" Telunjuk Revka tegas terarah ke spot terakhir Monster Tarazqo masuk ke tanah.      

Wajah Pangeran Djanh seketika jatuh mendengar ancaman tegas istrinya. "H-Honey! Kau tidak mungkin cemburu pada makhluk itu, kan?" erangnya sambil membujuk Revka menggunakan pelukan.      

Namun, sayangnya Revka sudah terlanjur kesal. Dia sejak tadi menunggu sia-sia tanpa melakukan apapun sampai bosan di tempat ini hanya untuk melihat suaminya bermain-main dengan monster yang dipanggil sweetie, begitu?! Dia harus tabah mengenai itu, begitu?!      

"Tidak perduli!" teriak Revka. "Aku beri waktu 10 detik untukmu mengurus makhluk brengsek itu atau lupakan aku sebagai istrimu!" Kemudian, Revka pun berbalik dan mulai melayang menjauh dari area itu.      

Andrea berdecak pada Pangeran Djanh. "Ck ck ck ... Djanh, sepertinya lu bakalan ngadepin dilema yang sulit, yah! Memilih antara mpok meong atau monster sweetie itu." Lalu dia lekas menyusul Revka setelah menjulurkan lidah ke pangeran Incubus yang wajahnya sudah mengenaskan.      

Dante mengangkat bahunya dan tidak berkata apa-apa selain mengikuti istrinya. Pangeran Djanh ditinggalkan.     

"Sudah berjalan 5 detik, Djanh!" teriak Revka dengan lantang tanpa menoleh ke belakang.      

Pangeran Djanh pun bergegas. Menggunakan kemampuan telekinesis yang mirip kekuatan Mossa milik Andrea, dia menjatuhkan cairan merah pekat kehitaman di botol kacanya ke tanah. Ini adalah trik yang dia lakukan sebelumnya untuk memancing Monster Tarazqo.      

Dan benar saja, pada detik berikutnya, Monster Tarazqo muncul melonjak dari dalam tanah hendak menggapai cairan yang sudah hampir jatuh menyentuh ke tanah.      

Namun, Pangeran Djanh secara sigap menggunakan tenaga telekinesis dia untuk membuat cairan itu kembali ke botol dan dia langsung menangkap si makhluk tadi dan dipenjarakannya Monster Tarazqo pada sebuah wadah khusus yang dia miliki.      

"Sudah hampir sepuluh, loh Djanh!" teriak Revka keras-keras lagi. "Delapan! Sembilan! Se-"     

"Sayank, kamu sungguh tidak sabaran, hm?" Tiba-tiba saja, Pangeran Djanh sudah meraih tubuh istrinya dan membopong sambil terbang.      

"Brengsek memang kau ini, Djanh sialan!" Revka memukul keras rahang suaminya namun sang pangeran malah tertawa memaklumi tindakan kesal istrinya.     

Wow! Jika istri manusia hanya memukuli dada dengan cara manja saat kesal dengan suaminya, Revka memukul rahang suaminya keras-keras tanpa ragu untuk melampiaskan kekesalannya. Yah, namanya juga beda ras!     

"Ha ha ha ... iya, aku salah, Kitty honey ...." tawa sang Incubus. Lalu Pangeran Djanh menoleh ke Andrea dan berkata, "Tuan Putri, bisakah kau mengeluarkan kami dari titik ini? Aku sudah tidak sabar ingin memberikan pelayanan pada istriku ini."     

Andrea memutar matanya seakan jijik dengan makna ucapan Pangeran Djanh. "Oke. Dan trims udah nangani monster tadi." Usai bicara demikian, sang Cambion cukup menggunakan pikiran dia untuk mengeluarkan dua iblis tadi dari alam Cosmo dia.      

"Akhirnya semua problem sudah selesai di daerah sini, yah sayank." Dante mendekati istrinya dan memeluk pinggang sembari mereka terbang. "Ehh, kenapa kita tidak mencoba menjelajah alam Cosmo ini? Pasti menyenangkan, kau setuju kan sayank?"      

Senyum penuh arti ditambah dengan tangan merayap Dante di bagian peka Andrea, membuat sang Cambion sangat memahami apa sebenarnya maksud dan kemauan sang suami.      

Keduanya pun tidak langsung kembali ke Cosmo dan justru jalan-jalan terlebih dahulu ke bagian lain dari alam itu. Tentu saja akan ada kegiatan ekstra terjadi di antara mereka selama acara tersebut, ya kan!     

Andrea dan Dante kembali ke Cosmo keesokan harinya, sampai di pondok sambil Dante membopong mesra istrinya yang wajahnya merona malu. Jelas sebelumnya mereka sudah melalui masa-masa bulan madu entah keberapa juta kali sebelum tiba di pondok.      

"Ya ampun, Ndre ... kamu lama sekali!" Shelly menyambut dia di teras pondok dengan wajah cemas.      

"Loh! Bukannya aku udah kasi tau Jo dan Kenzo kalo aku pulang hari ini?" Andrea heran juga sambil dia diturunkan Dante dari gendongan.      

Shelly cemberut dan berkata, "Huff! Kenzo pasti lupa bilang ke aku. Semalam dia tidak berkata apa-apa mengenai kepulangan kamu hari ini. Aku khawatir banget, Ndre. Takut kamu kenapa-kenapa kayak Vava sebelumnya ma rombongannya."     

Gemas karena sikap Shelly ketika cemas sangat imut, Andrea pun memeluk sahabatnya. "He he he ... udah, udah, gak ada apa-apa, kok!"     

"Unghh ...." Shelly pun mengangguk dalam pelukan Andrea, lalu melonggarkannya saat bertanya, "Oh ya, bukannya kalian pergi bareng Revka dan suaminya, kan?"     

"Ohh, mereka udah keluar, kok!" Andrea menggandeng Revka masuk ke pondok meninggalkan Dante di depan.      

Dante melirik Gazum yang sedang bertengger nyaman di ranting besar favoritnya.     

Sedangkan Gazum menyadari tuannya tersenyum-senyum sejak tiba dan juga Dante sempat melirik ke Gazum. "Tuan, jangan memamerkan senyum menghina Tuan di depan saya. Huft ...."      

Terkejut, Dante tertawa ringan. "Ha ha ha! Gazum, kenapa berkata begitu? Kau ini sungguh sensitif sekali."     

"Mana mungkin aku tidak tahu Tuan sedang memamerkan hal menyenangkan melalui senyum Tuan." Gazum menutup matanya, malas berdebat lagi. Hatinya berdarah-darah membayangkan semua orang di alam ini sudah memiliki pasangannya sendiri-sendiri, sedangkan dia ....     

"Apakah kau masih bisa memimpikan perempuan untuk kau ajak bercinta seperti dulu, Gazum?" tanya Dante, teringat akan sebuah mutiara dari King Zardakh yang pernah diberikan ke prajurit perang Kutub Selatan dan juga Gazum serta Raja Naga Heilong ke otak mereka agar ketika tidur, mereka bisa menciptakan perempuan imajinasi sesuai keinginan mereka untuk disetubuhi dalam mimpi.     

"Hm ... masih, Tuan. Baiklah, saya lebih baik tidur saja agar tidak kalah dengan Tuan," keluh Gazum sambil benar-benar memejamkan matanya, bersiap untuk bercinta dengan apapun yang otaknya mampu ciptakan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.