Devil's Fruit (21+)

Kerajaan Ivy Semakin Besar



Kerajaan Ivy Semakin Besar

1Fruit 1151: Kerajaan Ivy Semakin Besar      1

Seteah mendapatkan sebuah tongkat dengan ujungnya memiliki bola kaca kristal warna merah kehitaman, itu adalah hasil dari anak buah Ivy, seorang vampir iblis yang mencuri bola kaca itu dari ayah iblisnya, akhirnya Ivy menjajal keampuhan sihir pada bola tersebut.      

Ivy menjajal kehebatan bola kaca itu, mengayunkan ke sebuah pohon. "Jadilah kau pohon meliuk!" teriaknya.      

Usai itu, keluar cahaya merah gelap dari bola kaca itu ke pohon dan seketika pohon tersebut berubah menjadi meliuk seperti spiral. Melihat keberhasilan bola kaca itu, Ivy tertawa girang. "Ha ha ha! Aku bisa sihir! Aku bisa sihir! Ha ha ha!"      

Sudah sejak lama, Ivy mendambakan bisa memiliki kemampuan magis seperti para iblis. Dia sangat iri dengan hal tersebut, apalagi ketika dia hidup dengan dikelilingi keturunan iblis seperti Andrea dan kerabatnya di mansion, setiap hari bisa menyaksikan mereka menggunakan energi magis mereka, mana mungkin Ivy tidak kesal karena iri?     

Kini, dengan memiliki tongkat berhiaskan bola sihir, Ivy merasa dirinya sederajat dengan iblis. Dia sangat gembira mengenai ini.      

Kemudian, untuk semakin mengentalkan ikatan dia dengan sang bola sihir, Ivy meneteskan darahnya ke bola tersebut sambil mengucapkan mantra seperti yang diajarkan bawahannya, "Dengan darah ini, aku menjadikan kau ... milikku serta budakku! Patuhi aku!"      

Seusai kalimat mantra diucapkan, dari dalam bola itu mengeluarkan berkas cahaya warna hitam dan kemudian hilang.      

"Ratu, bola sihirnya telah terikat menjadi milik Ratu." Osvald berkata sambil membungkuk hormat ke Ivy.      

"Ha ha ha! Sungguh menyenangkan!" Ivy begitu girang mendapatkan apa yang dia idamkan selama ini. "Baiklah, kau boleh memerintahkan pekerja untuk membangunkan sebuah istana kecil untukmu sendiri."      

"Terima kasih, Ratu!" Osvald gembira menerima 'hadiah' dari Ivy. Selama ini dia sudah malas satu atap dengan banyak vampir iblis di sebuah istana bersama. Dengan memiliki istana sendiri, itu sangat menaikkan prestis dirinya.      

Segera saja dia membawa plakat kayu dari Ivy yang bisa membuatnya memerintahkan vampir pekerja untuk membuatkan dia sebuah istana. Sepertinya, mengkhianati ayah iblisnya tidak terlalu membawa kerugian baginya. Osvald juga sudah bosan diabaikan sang ayah yang sibuk dengan urusan sendiri, bagai tidak pernah menganggap dirinya ada di dunia ini.      

Ivy sungguh pandai memilih bawahan. Dia mengincar para keturunan iblis yang terbuang, yang menderita karena diabaikan orang tua mereka dan menawarkan sebuah kejayaan agar memiliki kuasa.      

Anak-anak setengah iblis itu terpikat dengan ucapan manis Ivy, apalagi ternyata Ivy mewarisi senyum magis milik Andrea. Senyum yang bisa membuat siapapun akan lemah dan patuh pada ucapan Ivy.      

Namun, senyum itu agak susah bertahan lama pada para keturunan iblis. Itulah kenapa, Ivy melakukan gerak cepat untuk memikat mereka dan lekas dia gigit sehingga para keturunan iblis tidak sempat melawan dalam kuasanya.      

Setelah mereka meminum darah Ivy usai digigit dan dibangkitkan, maka mereka sepenuhnya menjadi budak absolut bagi Ivy.      

"Kita tidak membutuhkan orang tua, bahkan kerabat yang tidak memedulikan kita. Karena itu, kenapa kita tidak membesarkan diri kita saja dan tidak perlu tergantung dengan mereka yang mengabaikan kita? Ikutlah denganku dan akan aku berikan kalian kejayaan yang tidak bisa diberikan orang tua kalian!" Demikian cara Ivy membujuk mereka sebelum dijadikan budak.      

Sebetulnya, jerih payah Ivy menciptakan sebuah kerajaan adalah sebuah langkah yang sangat hebat dan mengagumkan bagi seorang remaja belasan tahun. Tapi, sayang sekali kehebatan dia tertutupi dengan tindakan buruknya.      

Kecerdasan Ivy dipergunakan dengan jalur yang keliru, yang pada akhirnya justru malah melukai perasaan orang-orang terdekatnya. Semua hanya karena kesalahpahaman, bukankah itu miris dan ironis?     

Ketika para vampir iblis melihat Osvald mendapatkan wewenang memiliki istana sendiri seperti halnya Douga yang diberikan bangunan istana besar (meski tidak sebesar istana untuk Ivy) karena Douga-lah yang mempersembahkan alam pribadi yang kini ditempati Ivy dan kerajaannya, itu membuat mereka juga ingin memberikan sesuatu kepada Ivy agar bisa memiliki istana pribadi juga.      

Karena itu, para vampir iblis banyak yang mulai berlomba-lomba memberikan barang ajaib dengan harapan itu disukai Ivy dan mereka dihadiahi bangunan istana pribadi.      

-0-0-0-0-     

"Ndre, keluar sebentar dari Cosmo." Andrea mendapatkan sambungan telepati dari kakaknya, Myren, melalui anting komunikasi.      

Bersama Dante, Andrea pun keluar dari alam Cosmo dan menemui sang kakak di huniannya. "Ada apa, Kak?"     

"Kamu harus tau, anakmu semakin menggila." Myren berwajah serius ketika mengatakan itu.      

"Anakku?" Andrea berpikir dan heran. Bukankah Jovano dan Zivena berada di alam Cosmo? Bagaimana mereka bisa meng-- oh, astaga, dia langsung sadar siapa yang dimaksud kakaknya. "Ivy?"     

Myren mengangguk, mengiyakan. "Ya, dia. Anakmu itu sudah mulai mencomot banyak manusia dan keturunan iblis dari luar Jepang. Anak buahnya merekrut anggota sampai ke belahan Eropa dan Amerika, Ndre. Tidak hanya Asia."     

"Apakah sudah begitu banyak?" Andrea juga kaget, tidak menyangka putrinya bisa berbuat sejauh itu.      

"Sudah cukup banyak. Serdadu iblis kita bahkan beberapa juga ditaklukkan Ivy ketika mereka lengah, tapi itu tidak banyak dan hanya serdadu level rendah yang lemah yang berhasil diserang dan dikuasai Ivy." Myren mendesah ketika menceritakan bagian ini.      

Mengetahui bahwa ada prajurit miliknya yang ternyata bisa dikalahkan anak buah Ivy, mana mungkin Myren bagai tidak tertohok karena malu dan kecewa? Sepertinya dia harus lebih keras lagi melatih semua pasukannya. Tidak boleh sampai dipermalukan seperti itu!     

"Sebenarnya apa tujuan akhir dari tindakan Ivy yang merekrut banyak anggota dan malah mendirikan kelompok?" Andrea bergumam pelan.      

Namun, Myren mendengar dan menjawab, "Kelompok apanya, Ndre? Dia sudah mendirikan kerajaan! Kerajaan, Ndre! Bukan lagi kelompok!" Myren sedikit meninggikan suaranya agar Andrea sadar akan apa yang telah dicapai Ivy.      

"Kerajaan ...." Andrea tertegun, tidak pernah menyangka putrinya bisa melakukan hal sebesar itu di usia sangat muda belia. "Untuk apa dia mendirikan kerajaan?" Ia tenggelam dalam pikirannya.      

"Yang pasti ... aku yakin bukan untuk tujuan baik." Myren berkata tegas. "Ndre, ini harus lekas dihentikan sebelum semuanya terlambat dan akhirnya susah diberantas."     

Andrea menatap Myren. "Lalu, aku ... aku harus gimana, Kak?"      

Myren paham, pasti Andrea akan tidak tega menangani Ivy karena bagaimana pun, Andrea adalah ibunya Ivy. Mana ada seorang ibu yang sanggup membasmi anaknya? "Ndre, aku tau kamu pasti gak tega ke Ivy, tapi Ndre, kamu harus jelas memilih dan memilah, mana kepentingan pribadi dan mana kepentingan banyak orang."     

"Tapi, Kak ... kalau bisa menyadarkan Ivy, dan menghindarkan perang dengannya, bukankah itu bagus?" Andrea masih ingin menyelamatkan sang putri dari kekeliruannya.      

"Bagaimana, Ndre? Kamu udah dapat solusi untuk itu?" tanya Myren dengan wajah mencemooh Andrea. Ketika adiknya tidak bisa menjawab, Myren melanjutkan, "Ndre, kamu harus sadar, korbannya Ivy dan anak buah dia itu banyak. Dan itu termasuk para manusia, Ndre. Kamu rela ngeliat manusia yang kamu lindungi itu dijadikan vampir atau bahkan mungkin dijadikan makanan mereka?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.