Devil's Fruit (21+)

Mana Mungkin?



Mana Mungkin?

4Fruit 1154: Mana Mungkin?     
4

Setelah memberikan pengarahan pada prajuritnya, Myren dan Ronh pun kembali ke tempat mereka dan menghubungi Andrea menggunakan anting komunikasi. "Kemarilah, Ndre, aku mau cerita tentang Ivy."     

Tidak berapa lama kemudian, Andrea sudah muncul di depan Myren sambil membawa Dante dan juga Jovano. "Kak."     

Myren mengangguk menerima sapaan adiknya. "Tadi aku bertemu Ivy."     

"Ehh?! Beneran, Kak?" tanya Andrea dengan mata membola lebar. Ia bergegas mendekati kakaknya, khawatir kalau terlalu jauh nanti tidak bisa mendengar informasi dari Myren dengan jelas.      

"Ya, aku bertemu dia waktu dia mo gigit prajuritku untuk jadi tawanan dia." Myren pun mulai menjelaskan kepada Andrea dengan rinci dan tanpa terlewatkan satupun detail.      

Andrea dan yang lainnya mendengarkan penuh seksama penuturan dari Myren. Andaikan Myren bukanlah kakaknya, mungkin Andrea tidak akan memercayai apa yang dia dengar. Ivy, putrinya, menyakiti prajurit milik keluarganya?      

"Sebenarnya apa yang hendak direncanakan Ivy dengan menangkap para prajurit itu, yah?" Andrea dan yang lainnya belum mengetahui sama sekali apa yang sedang dilakukan Ivy terhadap para prajurit tersebut.      

"Apakah Ivy bermaksud menjadikan mereka tawanan?" Myren juga ikut bertanya-tanya kebingungan. "Kenapa mereka harus digigit dan dimasukkan ke dalam alam pribadi dia?"     

"Benar, ini sungguh aneh." Ronh ikut berkomentar. "Kalau memang Ivy ingin membunuh atau membasmi iblis, untuk apa dia melakukan penggigitan dan penawanan pada para prajurit itu?"      

Dante diam tidak memberikan respon, sedangkan putra sulungnya justru mengerutkan keningnya dengan penuh pemikiran curiga. Sang ayah menyadari anaknya yang berwajah mencurigakan dan menyadari jika putranya pasti menemukan sebuah asumsi yang mendekati kebenaran. "Jo, apakah kau bisa menemukan tujuan adikmu melakukan itu?" Ia menoleh ke putranya.      

Jovano membalas tatapan ayahnya dan menjawab, "Aku tidak tahu apakah ini tepat atau hanya sebuah asumsi ngawur aja dari aku, Dad."     

"Jo, ngomong aja apa yang kamu pikirkan. Salah juga gak apa daripada kita pada buntu di sini." Andrea menyemangati putranya untuk berkomentar. Ia juga sama percaya dengan suaminya bahwa Jovano pasti menemukan sesuatu.      

"Begini," ucap Jovano sebagai permulaan. Dia berkata, "Kalian pasti sudah pernah aku ceritakan waktu aku dan kak Shiro ketemu Ivy dan tarung ama anak buah dia, ya kan?"     

Andrea dan yang lainnya menganggukkan kepala. Itu memang sudah pernah mereka dengar dari Jovano.      

"Nah, di situ aku dan kak Shiro lumayan kaget waktu liat anak-anak buah Ivy tuh bisa magis kayak kita-kita ini, bahkan pada bisa keluarkan bola api segala." Jovano menatap mereka satu demi satu.      

"Lalu? Apa yang kamu temukan mengenai itu?" tanya Myren terlihat tak sabar.      

"Aku dan kak Shiro sempat berpikiran kalo anak-anak buah Ivy itu para iblis atau ... keturunan iblis." Jovano berhenti sejenak sambil menunggu tanggapan dari yang lain.      

"Iblis atau keturunan iblis?" tanya Myren dan Andrea hampir berbarengan.      

Anggukan Jovano menyiratkan kemantapan dia akan ucapannya sendiri. "Ya, itu yang aku yakini dengan kak Shiro."     

"Tapi, kan ...." Myren nampak bingung mendengarkan asumsi Jovano. "... bagaimana bisa vampir menjadikan iblis ataupun keturunannya menjadi bawahannya?"     

Kali ini, respon Jovano adalah gelengan kepala. "Kalo soal itu, aku nggak tau, Aunty. Mungkin aja Ivy udah menemukan metode untuk membuat iblis dan keturunannya tunduk ama dia."     

Myren dan Ronh saling berpandangan dan seketika merinding pada punggung mereka.      

"Jika ... Ivy sampai berhasil menemukan metode menaklukkan ras iblis ... itu akan gawat sekali." Myren masih menatap suaminya sambil nada suaranya bergetar.      

Kecemasan Myren ini sangat beralasan, karena jika memang Ivy bisa menguasai para iblis, bukankah akan terjadi kekacauan dan akan timbul ketidakseimbangan di kehidupan banyak alam nantinya?     

"Hm, kira-kira apa yang dilakuin Ivy ampe bisa bikin iblis dan keturunannya takluk ma dia, yah?" Andrea kerutkan kening sambil elus-elus dagunya dengan jemari, menandakan dia sangat keras berpikir.      

"Um, kalo aku boleh menduga, sih ...." Jovano meringis canggung ketika mengatakan kalimat menggantung itu.      

"Udah, ngomong aja, Jo, gak apa. Walo itu se-absurd apapun dugaanmu, kita bakal dengerin, kok!" Andrea menatap penuh yakin ke putranya. Se-absurd apapun putranya berspekulasi, tidak akan terlalu jauh dari kenyataan, biasanya.     

"Um, jadi gini ...." Jovano menarik napas dahulu sebelum mengemukakan pendapatnya. "Kan namanya vampir itu memang menularkan 'virus' mereka pake gigitan, ya kan?" Saat Jovano menyebutkan mengenai virus, tangannya membentuk tanda petik.      

"Ya." Semuanya bersamaan menjawab Jovano sambil menanti kalimat berikutnya.      

"Nah, kalau dugaanku nggak meleset, nih ... mungkin aja Ivy berhasil menaklukkan mereka dan menjadikan iblis anak buahnya ... dari gigitan itu." Suara Jovano sedikit melemah di akhir kalimat karena dia sendiri sebenarnya tidak begitu yakin akan dugaan dia.     

Andrea dan yang lainnya spontan saja melongo dan bahkan mata Andrea nyaris keluar dari rongganya saking terkejutnya akan spekulasi putra sulungnya.      

"Da-dari gigitan!" ulang Andrea dengan suara syok. Ia kemudian saling berpandangan dengan yang lainnya.      

"Yah, ini kan baru dugaan aku aja, Mom. Siapa tau ini salah." Jovano jadi tak enak hati sendiri melihat respon mereka.      

"Sepertinya ... aku percaya pemikiran Jo." Ronh merupakan yang pertama kali merespon Jovano dengan keyakinannya. Semuanya memandang ke arahnya dan dia melanjutkan berkata, "Yah, memang benar kalau vampir menularkan virus mereka dengan gigitan, kan? Mereka sudah sangat terkenal menggunakan metode itu untuk menciptakan vampir baru."     

Kening Myren berkerut mendalam atas ucapan suaminya. Meski Ronh adalah seseorang yang tak banyak bicara, namun sekalinya bicara, itu pasti sesuatu yang penting untuk didengarkan. "Kalau begitu, mungkin benar bahwa Ivy menginfeksi mereka semua memakai metode gigitan vampir."     

"Tapi, Kak ... apakah emang bisa vampir gigit ras iblis dan gitu aja bisa bikin iblis jadi vampir?" Tapi, Andrea masih kurang percaya meski itu sebenarnya sebuah penyangkalan dia akan tingkah putrinya saja. Sudut hatinya tetap memberikan rasa yakin akan penilaian putra sulungnya tapi dia masih dikuasai penyangkalan atas kejahatan Ivy.      

"Mom, yah ini aku juga kan udah bilang kalo aku cuma sekedar spekulasi ngasal, kalo salah yah maklumi aja." Jovano mendadak paham ibunya tidak terima jika adiknya menjadi biang kerok dari semua kekacauan ini.      

Dante lekas merangkul sang istri. "Benar atau tidaknya, memang belum bisa disimpulkan sekarang, tapi alangkah baiknya kalau kita berhati-hati, waspada di mana pun di luar begini, jangan sampai lengah."     

Andrea menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca, tapi dia tidak ingin meluruhkan air matanya.      

"Tidak ada salahnya bersikap waspada, kan?" Dante tersenyum memberikan ketenangan pada hati istrinya. Dia tidak membenarkan ucapan Jovano dan juga tidak menyangkalnya.      

"Sebaiknya sekarang, kita harus mencari cara untuk menangkal serangan vampirnya Ivy." Myren tahu adiknya belum bisa menerima perbuatan putrinya, tapi sebagai seorang jenderal yang diserahi tanggung jawab besar oleh ayahnya, mana mungkin dia bersikap lemah hanya karena Ivy adalah keponakannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.