Devil's Fruit (21+)

Mengetahui Semuanya



Mengetahui Semuanya

0Fruit 1158: Mengetahui Semuanya      3

Andrea sudah mendapatkan koneksi dari Revka mengenai kinerja alat Peek a Boom yang dijanjikan.      

Tak sampai menit berlalu, Andrea keluar dari alam Cosmo dan kembali datang bersama Pangeran Djanh dan Revka di Cosmo.      

"Bagaimana, Pangeran?" tanya Dante pada ayahanda Zevo. "Apakah sudah mendapatkan informasi tentang itu?"      

Pangeran Djanh paham yang dimaksud Dante dan dia berkata, "Apakah aku bisa langsung memaparkan di sini saja?" Ia melihat sekeliling. Dia tengah berdiri di depan pondok hunian Cosmo.      

Andrea dan Dante mengangguk bersamaan. Anggota Blanche lainnya juga mendekat ke sana karena ingin tahu. Jovano yang sedang berada di Pondok Senjata saja bergegas datang. Begitu pula Shiro dan Kiran dari tepi danau ikut datang.      

Mereka tahu informasi yang hendak disampaikan oleh Pangeran Djanh pastilah penting.      

Sang pangeran Incubus itu pun menatap seluruh orang yang telah berkumpul di dekatnya dan semuanya memandang antusias penuh harap padanya.      

Lalu, dengan sebuah gerakan elegan kibasan tangannya, Pangeran Djanh seakan sedang memulas udara dan seketika di depan anggota Blanche pun terlihat rekaman bagaikan mereka seperti menonton layar tancap hanya tanpa kain.      

Di refleksi itu terlihat jelas tertangkapnya beberapa serdadu iblis kerajaan Huvro dan mereka sekonyong-konyong telah berpindah tempat ke sebuah alam pribadi.      

Karena Peek a Boom terletak di mata para prajurit, maka yang ditampilkan adalah apa yang sedang dilihat prajurit itu.      

"Wah, lihat! Sepertinya itu istana, ya kan?" bisik Kuro cukup keras.      

"Sshhh!" Zevo menyentuh bibir Kuro menggunakan telunjuknya, mengisyaratkan agar istrinya diam sejenak atau lebih pelan bicaranya.      

Kuro pun paham meski tetap mengerucutkan bibirnya dengan kesal ke Zevo.      

Ya, ketika mata si prajurit membuka, dia melihat sebuah istana megah yang itu merupakan istana utama milik Ivy. Di beberapa tempat dekat situ juga berdiri bangunan mirip kastil istana namun lebih kecil.      

"Ratu! Kali ini kita mendapatkan hasil cukup banyak. Ada 12 tentara iblis berhasil kita tangkap." Salah seorang bawahan Ivy membungkukkan tubuhnya secara hormat pada Ivy.      

Ivy berjalan dengan anggun dan memancarkan aura kejam pemimpin tirani.      

"Dia ... dia berubah?" Voindra tak bisa mengekang keterkejutan dia. Matanya segera beredar ke rekan anggota lainnya sebagai permintaan setuju dari mereka atas apa yang dia katakan.      

Vargana dan lainnya membalas tatapan Voindra dan beberapa dari mereka mengangguk. Ivy di tampilan itu bukanlah Ivy yang terakhir mereka lihat namun seorang gadis di usia sekitar 20-an yang terlihat dewasa dan bertubuh matang.      

Tidak bisa tidak, pandangan Voindra jatuh pada Gavin di sebelahnya. Dilihatnya Gavin sedang melongo tanpa berkedip ke Ivy. Betapa kesalnya Voindra menyaksikan itu.      

Adegan berlanjut dengan Ivy berjalan anggun mengitari kedua belas prajurit malang yang sudah tidak berdaya, tak bisa apa-apa, dikarenakan telah terkena sihir pelemah dari Ivy.      

Dan mendadak saja Ivy melesat ke salah satu prajurit dan mengigit leher prajurit itu, sangat mengejutkan penonton di Cosmo.      

"Astaga, ternyata benar melalui gigitan!" desis Jovano sambil menatap nanar ke refleksi itu.      

Andrea dan Dante saling meremas tangan satu sama lain. Lalu Dante merengkuh bahu istrinya di samping dia. Adegan krusial pasti sebentar lagi terjadi.      

Sesuai yang dinanti-nantikan, para penonton itu melihat bagaimana seorang prajurit yang telah tergigit oleh Ivy kini dihempas ke tanah begitu saja dan menggelepar seperti orang terkena epilepsi.      

Disaat prajurit itu antara hidup dan matinya, Ivy menggoreskan pergelangan tangannya dan meneteskan darah dia ke mulut prajurit tersebut.      

Para penonton Cosmo pun saling mendesis dan mendesah keras karena terkejut. Ternyata itu metode dari Ivy untuk merekrut bawahan. Menggunakan darahnya untuk membentuk pasukan yang patuh secara absolut padanya.      

Mata Pangeran Djanh berkilat membara melihat adegan dari Ivy.      

Sedangkan Andrea makin sedih, dia berharap dia tidak perlu melihat ini. Selain sedih dan kecewa, dia juga sangat malu akan kelakuan putrinya.      

Mengetahui perasaan istrinya, Dante memeluk tubuh Andrea, berusaha menguatkan sang Cambion.      

Dhuarr!      

Segera saja setelah Ivy memasukkan beberapa tetesan darah dia ke mulut prajurit tadi, si prajurit pun meledak.      

"Arrnghh!!!" Ivy menjerit dan terpental beberapa meter ke belakang. Beberapa anak buahnya yang berdiri di dekat dia juga sama-sama terpental.      

Penonton di Cosmo memekik tertahan saat kejadian meledaknya prajurit itu. Mereka juga melihat Ivy dan beberapa anak buahnya terluka kena ledakan itu karena pakaian yang dikenakan prajurit berbahan metal kualitas tinggi yang keras dan tajam jika menjadi serpihan.      

"Ivy! Ivy! Ada ledakan apa tadi?! Ivy!" Tanpa diduga-duga, muncul Danang yang berlari ke lokasi ledakan itu.      

Mata Andrea membulat sebulat-bulatnya tatkala melihat siapa yang muncul di layar refleksi. "Danang?!"      

"Om Danang?" Jovano juga ikut terheran-heran saat melihat kedatangan Danang.      

Anggota Blanche lainnya menoleh ke Andrea dan Jovano. Mereka bertanya-tanya siapa yang tadi disebutkan oleh keduanya?      

"Astaga! Danang! Itu Danang, kan?" Shelly berseru emosional. "Ndre!" Ia secara otomatis menoleh ke arah Andrea. Kedua wanita saling bertatapan dengan perasaan rumit.      

Belum hilang keheranan mereka akan munculnya Danang di alam milik Ivy, mereka diberi kejutan lainnya. Yaitu ketika Danang berlari ke Ivy yang terluka di tanah.      

"Ivy! Sayank! Kau tidak apa-apa?!" Danang menggapai tubuh Ivy yang berdarah-darah dengan wajah sangat cemas dan memeluk sambil berjongkok.      

Ivy tersenyum manis pada Danang saat satu tangannya mengusap sayang pipi Danang sembari berkata, "Aku tak apa, suamiku. Ini hanya luka sepele." Lalu dia bangun dibantu Danang dan benar saja, Ivy segera memulihkan luka dengan ability dia.      

"Dia ... mereka ... kok?" Shelly sampai tak tahu harus berkomentar apa melihat kedekatan dan kemesraan Ivy dan Danang.      

"Kok Ivy manggil dia suami?" Voindra tidak menahan suaranya ketika mempertanyakan itu. Ia melirik Gavin di sampingnya.      

Sedangkan Andrea, dia terguncang. Putrinya memanggil Danang dengan sebutan suami?! Apa-apaan itu maksudnya? Kenapa begini? Kenapa Andrea sampai tidak menyadari bahwa putrinya memiliki hubungan khusus dengan teman masa kecilnya?      

Mata Andrea dan yang lainnya semakin membelalak lebar ketika melihat Ivy mencium bibir Danang dan lelaki itu membalas secara emosional.      

Danang mencium liar bibir Ivy dengan menggebu-gebu dan kalut. "Urmmchh! Ivy! Ivy, kau menakuti aku! Hummchhh! Aku kira kau kenapa-kenapa dan aku tak bisa bertemu kau lagi, huummcchh!"      

Ivy terkikik geli mendapatkan kepanikan Danang dan mulai longgarkan pelukan lelaki itu sambil mengelus wajah suaminya. "Kau bisa tenang, suamiku. Aku ini tidak lemah. Istrimu ini kuat. Jangan sedih ataupun khawatir, yah!"      

"Tidak bisa! Mana mungkin aku tidak khawatir jika akan ada hal-hal seperti tadi menimpa kamu, istriku! Kau wanita tercintaku, tidak mungkin aku tidak cemas kehilangan dirimu!" Danang menyahut secara emosional.      

Gavin pun tertunduk, tidak sanggup menonton adegan di depan matanya. Voindra meliriknya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.