Devil's Fruit (21+)

Andrea Pamer Kekuatan



Andrea Pamer Kekuatan

3Fruit 1166: Andrea Pamer Kekuatan      2

Setelah Jovano dan tim khususnya berhasil menangkap beberapa anak buah Ivy, Andrea pun dipanggil ke alam khusus tersebut. Namanya masih alam khusus Wadidaw. Entah apakah nama itu akan diganti nantinya oleh Jovano atau tetap begitu saja.      

Ketika Andrea tiba di alam Wadidaw bersama suaminya, dia menatap satu demi satu vampir iblis yang telah terduduk tanpa semangat di kerangkeng khusus di sana. "Ada satu yang luka?" Ia melihat seorang vampir iblis yang meregang nyawa di sudut sel.      

"Itu ...." Apakah Jovano perlu menyampaikan pada ibunya mengenai kemarahan Kenzo tadi?     

"Aku yang melakukannya, Tuan Putri." Kenzo menyambar ketika menyadari sang pangeran muda junjungannya nampak kebingungan menjawab. Yah, lebih baik bicara lugas apa adanya saja, ya kan? Tak usah ditutupi lagi.      

"Kamu, Zo?" Andrea menoleh ke salah satu panglima ayahnya yang paling akrab dengannya sejak remaja.      

"Ya, Putri. Aku yang melukai dia karena dia bicara tidak pantas." Kenzo meluruskan dagunya ke depan dan bersikap ksatria saat dia mengulang kronologi yang terjadi sebelum ini yang menyebabkan Kenzo harus menghukum si vampir iblis.      

Andrea mendesah pelan usai mendengar penuturan Kenzo. "Hahh ... aku tidak bisa komen apa-apa, Zo, hanya bisa minta maaf padamu karena kelakuan anakku, Ivy." Ia menepuk pundak panglimanya dan beralih pada para tawanan. "Hm, cukup banyak juga yah kelincinya." Ia tersenyum penuh arti pada vampir-vampir iblis di hadapannya.      

"Kau ... apakah kau ibu dari ratu kami?" tanya salah satu vampir iblis pada Andrea.      

Andrea sedikit terkejut mendapatkan pertanyaan tersebut. Apalagi yang bertanya menampilkan wajah penuh harap dan juga memelas. "Hn, ya. Aku ibu dari Ivy, kalau memang dia yang kalian sebut ratu."     

Segera saja, vampir iblis itu mendekat ke kerangkeng dan menggenggam baja khusus itu, tapi kemudian dia menjerit karena tangannya langsung tersengat listrik dan dia terhempas ke belakang, punggungnya menampar dinding batu khusus.      

Sungguh beruntung dinding batu khusus itu tidak menimbulkan serangan seperti baja khusus tadi, sehingga vampir iblis perempuan itu tidak perlu terluka dua kali.      

Mengeluarkan batuk darah dari mulutnya, vampir iblis itu dibantu berdiri oleh rekannya. Dia berkata, "Nyonya, tolong jangan kurung kami begini." Matanya berkaca-kaca ketika memohon pada Andrea.      

Mendesah lirih, Andrea menyisir rambut menggunakan jarinya sembari matanya terpejam dan menjawab, "Hghh ... maafkan aku, yah! Sepertinya itu tidak mungkin. Karena kalian diperlukan di sini, olehku." Ia kemudian menatap tajam ke vampir iblis perempuan tadi.     

Tatapan mata tajam Andrea menciutkan nyali si vampir iblis perempuan itu. Dia goyah dan berpegangan pada temannya. "Apakah ... apakah sebenarnya Nyonya yang hendak menjadikan kami bahan uji coba?" Suaranya bergetar saat menanyakan itu pada sang Cambion Hera.      

"Ya." Jawaban tegas dan lugas dari Andrea memupuskan semua harapan pada vampir iblis tadi. Dia mulai terisak karena takut, tidak menyangka hidupnya akan berakhir dengan cara begini. Menjadi bahan eksperimen saja.      

Sedangkan rekan sesama vampir iblis lainnya mulai melotot dan memarahi Andrea, "Kau! Kau ini adalah ibu dari ratu kami! Tapi kenapa kau keji? Kau tidak pantas menjadi ibu dari ratu kami!" bentaknya pada Andrea penuh dengan kebencian.      

Kenzo segera melesatkan pasak kayu dia yang tajam untuk menembus mulut vampir iblis yang baru saja memarahi Andrea, namun tangan sigao Andrea secara cepat menangkap pasak kayu Kenzo menggunakan satu tangan tanpa menoleh.      

Raut terkejut nampak dari wajah semua yang di sana. Seberapa cepat biasanya Kenzo melajukan serangan pasak kayunya? Sangat cepat! Tapi ... Andrea bisa menangkapnya bahkan menggunakan satu tangan saja, dan terlebih lagi ... tidak menoleh!     

Seberapa meningkatnya kekuatan Andrea sekarang ini? Bahkan Dante sebagai suami yang setiap hari tidur bersama Andrea saja terkejut menyaksikan kekuatan dan ketangkasan sang istri.     

"Udah, Zo, udah, jangan lagi bikin mereka terluka, plis!" pinta Andrea sambil menoleh sebentar ke Kenzo disertai senyum lebar dan mata menyipit.      

Ohh, sang panglima sangat kenal dengan senyuman Andrea yang tipe itu. Bisa dikatakan, itu adalah jenis senyuman 'yandere'[1] dari Andrea. Si Cambion terlihat tersenyum lucu dan imut, namun di balik itu, jika Kenzo berani membantah, maka jangan tanya dosa nantinya.      

Pasak kayunya saja bisa ditangkap dengan mudah oleh satu tangan Andrea, maka hukuman macam apa nantinya yang bisa dia terima kalau tidak mematuhi sang Cambion Hera itu? Seketika, tulang punggung Kenzo merinding. Seperti apa itu? Yah, bayangkan saja sebisanya.      

"Ba-baik, Tuan Putri." Wajah Kenzo mendadak pucat dengan keringat dingin meleleh di tepi wajahnya. Dia sudah pernah mendapatkan hukuman dari Andrea dikarenakan dia tidak segera mematuhi sang Cambion.      

Dan itu berkaitan dengan duri besar yang dipunyai Andrea di cincin RingGo dia. Duri itu juga konon pernah menghukum Dante di waktu lampau, walaupun Dante tidak pernah mau mengakuinya karena terlalu memalukan.      

Andrea lalu tersenyum lembut dan tulus ketika melihat panglimanya sudah menjadi kucing jinak di hadapannya. "Nah, kalau mereka semua sehat, kan aku juga bisa lebih maksimal menguji mereka, ya kan Zo?" Ia melirik Kenzo.      

"I-iya, Tuan Putri!" Kenzo menunduk tanpa berani menatap mata anak junjungannya. Memangnya dia belum kapok dengan duri khusus Andrea?     

Diam-diam, Dante menatap Kenzo dan bertanya-tanya penuh curiga, kenapa Kenzo bisa setakut itu secara mendadak? Jangan-jangan ... ahh, tidak, mungkin itu hanya imajinasi liar aku saja, demikian bisik benak Dante.      

Maka, meski dimaki sekeras dan sepedas apapun Andrea oleh para tawanan itu, si Cambion hanya tersenyum yandere saja. "Fu hu hu hu ... kalian ini memang vampir-vampir anyaran yang nakal, yah! Nanti biar aku cubit satu demi satu."      

Para vampir iblis itu ada yang masih memaki Andrea dan yang lainnya terdiam karena tadi sudah menyaksikan kekuatan Andrea menangkap serangan Kenzo bagai sedang menangkap rambut saja.      

"Jo, bisa kau buat sel ini terpisah menjadi beberapa bagian?" tanya Andrea pada putranya.     

"Tentu aja bisa, Mom." Jovano mengangguk.      

Mengetahui bahwa yang memiliki kerangkeng itu adalah anak Andrea yang berarti dia adalah saudara dari Ivy, para vampir iblis lekas saja berganti memaki-maki ke Jovano.      

Namun, makian mereka terhenti ketika mendadak, ada sederetan baja khusus yang muncul dari dinding di belakang mereka dan memisahkan mereka menjadi tiga kelompok.      

"Wargo!"     

"Narla!"     

"Zoin!"      

Mereka saling meneriakkan nama-nama rekannya yang terpisah-pisah dari sel. Meski begitu, mereka tidak berani menyentuh baja sel itu karena sudah mengerti seperti apa efeknya.      

"Nah, yuk mari kita mulai!" Andrea menatap ke seorang vampir iblis yang kini hanya sendirian dalam 1 bagian sel.      

------------     

[1] yandere adalah kata dari budaya pop Jepang yang berarti seseorang berlagak tersenyum atau menampilkan wajah manisnya tetapi sebenarnya itu bermakna dia bisa melakukan tindakan kejam di menit berikutnya jika dia tidak mendapatkan yang dia mau. Semacam flip action. Sikap yang berubah dengan cepat. (ini kesimpulan dari author, sih!) Yandere ini kebalikan dari tsundere.     

Dan menurut wikipedia, yandere adalah sebuah istilah Jepang untuk orang yang awalnya sangat mengasihi dan lemah lembut kepada seseorang (atau setidaknya polos) sebelum sifat mereka menjadi destruktif secara alamiah, sering kali lewat kekerasan dan/atau kebrutalan. Istilah tersebut berasal dari kata yanderu yang artinya sakit mental atau emosional, dan deredere yang artinya rasa kasih sayang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.