Devil's Fruit (21+)

Hasil Tangkapan Baru



Hasil Tangkapan Baru

2Fruit 1169: Hasil Tangkapan Baru     0

Di kerajaan milik Ivy, kerajaan yang dinamai Scarlett Blood Kingdom, Ivy duduk gusar di singgasananya, wajahnya suram dan tertekuk karena emosi. Dia sudah mendapatkan telepati dari anak buah dia yang tertawan oleh pasukan kakaknya.      

Ini merupakan hal yang tidak diketahui oleh Jovano dan yang lainnya. Mereka tidak akan menyangka bahwa salah satu anak buah Ivy sebelum bunuh diri, mereka melaporkan terlebih dahulu penangkapan mereka oleh Jovano dan tujuan penangkapan itu juga dibeberkan melalui telepati.      

"Huh! Sungguh brengsek sekali mereka!" Ivy menghantamkan telapak tangannya pada pegangan kayu di bawah tangannya. "Para bajingan itu ingin menantangku!" Ia meremas ujung pegangan kursi singgasananya dan tak berapa lama, kayu itu pun hancur diremas Ivy.      

Bunyi kayu yang hancur membuat beberapa petinggi kerajaan Ivy tersentak kecil dan melirik ke ratu mereka yang sedang murka.      

Yah, mana mungkin Ivy tidak marah jika anak buahnya ternyata ditangkap dan diperlakukan demikian. Saat ini mereka sedang berkumpul untuk membahas mengenai ini. Meski begitu, mereka terdiam tidak ada yang bicara saat ratu mereka sedang murka.     

Memangnya siapa yang berani?      

Danang yang berada di sebelahnya segera menenangkan 'istrinya'. "Sayank, sudah, jangan emosi lagi. Tidak baik untuk kesehatan." Hanya dia satu-satunya orang yang akan dengan santai menyentuh Ivy ketika gadis itu sedang diliputi kemarahan tinggi.      

Ivy segera menoleh ke suaminya dan pandangan ganasnya seketika menjadi lembut saat matanya bertautan dengan Danang. "Hanya suamiku saja yang mengerti dan perhatian padaku." Ia mengelus pipi lelaki tercintanya.      

Sebaliknya, para petinggi di ruangan itu merasa bagaikan mereka menelan kotoran ketika mendengar ucapan Ivy. Mereka sedih karena Ivy tidak menganggap mereka mengerti dan peduli padanya.      

Bagaimana mereka harus bersikap saat Ivy marah jika dulu sewaktu Ivy marah dan berusaha ditenangkan salah satu dari mereka, Ivy justru menusuk jantung anak buahnya itu langsung dengan tangan kosong, melampiaskan kekesalannya.      

Yah, ratu mereka ini merupakan gadis yang sangat emosional dan meledak-ledak. Apalagi semenjak dia memiliki kekuatan dari tongkat yang dia bawa kemana saja. Tongkat itu memang sumber kekuatan Ivy.     

Ivy menamai tongkatnya Scarleza. Tongkat berukuran sepanjang setengah meter dengan ujungnya memiliki bola kaca kristal berwarna merah kehitaman, sumber kekuatan iblis bagi Ivy yang menjadi kebanggaannya.      

Tongkat itu merupakan benda penting bagi Ivy dan dia membawanya kemana-mana bahkan meski tidur pun akan ditaruh di samping bantalnya. Itu karena selain tongkat tersebut memiliki kekuatan yang Ivy idamkan, performa tongkat juga membuat Ivy terlihat seperti bangsawan Eropa kuno.     

Ketika Ivy memakai baju ala bangsawan Eropa abad pertengahan, rasanya sangat serasi dengan adanya tongkat, seolah tongkat itu menambah wibawa dan kharisma Ivy sebagai pemimpin.      

Bukan, tongkat itu tidak dijadikan alat yang diketukkan ke tanah ketika berjalan, melainkan hanya dipegang atau dikempit di ketiak dengan gaya elegan layaknya bangsawan Eropa jaman lampau.      

Kini, setelah Ivy mengetahui bahwa keluarganya sedang melakukan sebuah intrik untuk menangkap anak buahnya dan hendak menguji coba sesuatu pada bawahannya, mana mungkin Ivy tidak geram? Dia ingin membalas. Dia marah. Dendamnya kepada keluarganya pun semakin mendalam.     

-0-0-0-0-     

Sementara itu, di Cosmo, Andrea terus melakukan penelitian dia pada sebuah media untuk memulihkan kesadaran makhluk-makhluk yang telah diinfeksi Ivy melalui gigitannya.      

Padahal dia sudah berharap banyak pada kertas jimat sebelum ini, yang berwarna hitam dan bertinta keemasan. Namun, tidak disangka, itu masih belum sesuai dengan tujuannya.      

Meskipun kertas jimat itu bisa menempel sempurna di tubuh vampir iblis, namun malah meledakkan targetnya. Itu benar-benar tidak sesuai harapannya. Tujuan dia bukan membunuh tapi menyembuhkan!     

Sangat kontras, kan? Membunuh dan menyembuhkan.     

Tatapan Andrea mau tidak mau berlabuh pada tumpukan tinggi kertas jimat hitam tinta keemasan yang sudah dia buat dalam produksi banyak. Mungkin ada sekitar ratusan lembar.      

Ia menyesal, harusnya dia membuat sedikit saja dulu untuk uji coba agar tidak buang-buang material. Tetapi karena waktu itu dia begitu bersemangat, dia malah keterusan dan memproduksi terlalu banyak.      

Mendesah kecewa, Andrea kembali menatap ke kertas jimat baru yang hendak dia buat dengan metode lain.      

"Bagaimana, sayank?" Dante bertanya dari samping ketika mendengar istrinya mendesah lirih dengan raut suram.      

Andrea menggeleng, lalu menyahut, "Masih belum juga ketemu apa bahan yang pas untuk ini. Aku cuma bisa menghilangkan efek ledakannya aja. Kayaknya buku-buku kuno yang aku pinjam dari Druana kagak menyebutkan apapun mengenai pemulihan dari gigitan vampir."     

"Tidak ada?" tanya Dante.      

"Gak ada. Kayaknya sih gak ada, karena setelah aku baca berulang-ulang metode dan ulasannya, ujung-ujungnya cuma pelenyapan aja." Andrea mengerucutkan bibirnya ke bawah, kecewa.      

"Mungkin itu karena kaum iblis memang tidak menginginkan vampir disembuhkan karena bukankah vampir merupakan ciptaan mereka? Jadi, bisa saja mereka beranggapan, kalau makhluk ciptaan mereka memberontak, cukup lenyapkan saja, tidak perlu dipulihkan."     

Andrea menatap suaminya. "Haruskah aku nyerah, Dan? Haruskan mereka dilenyapkan aja ketimbang jadi hama di bumi?" Ia masih tidak bisa menerima apabila harus membunuh manusia. Meskipun mereka sudah menjadi vampir, apakah tidak ada cara untuk menyembuhkan dan mengembalikan mereka ke asal mula mereka?     

Dante sudah hendak berkata sesuatu ketika Andrea menahan dengan isyarat tangan agar Dante berhenti bicara dulu. Ia melihat Andrea memejamkan mata dan seperti berkonsentrasi. Dari situ, dia mengetahui sang istri pasti sedang menerima telepati dari putra mereka.      

Benar saja, karena setelah itu, wajah Andrea terlihat berbinar senang. "Mereka dapat tangkapan baru, Dan!"      

Dante ikut senang mendengarnya. "Ayo kita lihat ke sana!"     

Andrea mengangguk penuh antusias dan bersama dengan suaminya, dia pun keluar dari alam Cosmo dan Jovano memasukkan mereka berdua ke alam Wadidaw.      

Ketika Andrea datang ke alam Wadidaw, matanya semakin berbinar sewaktu dia melihat ada sekitar puluhan vampir yang diyakini anak buah Ivy. "Wuaahh! Ada banyak beneran!" Ia sangat senang.      

"Tapi, Mom, ini kayaknya sih mereka campuran." Jovano menimpali ibunya.     

"Maksudnya?" Andrea memicingkan mata.      

"Yah, ini sepertinya campuran vampir yang diubah dari iblis dan juga dari manusia, Mom." Jovano menjelaskan.      

"Ada berapa mereka semuanya?" Andrea menatap tawanan yang kini berhimpitan di sel khusus itu.      

"Totalnya ada sekitar 23 orang." Jovano sudah menghitung mereka sebelum ini. "Mereka semua ditangkap dari tempat yang beda-beda, Mom. Tim kami dapat semua dalam sehari itu."      

"Hm ...." Andrea mengangguk-angguk dengan raut gembira, namun dia juga was-was karena ada vampir manusia di kumpulan tawanan itu. Dia tidak boleh salah lagi dan tidak boleh ada yang meledak kali ini!      

Tawanan-tawanan itu ada yang berteriak memaki, ada yang memohon dibebaskan, dan ada pula yang terdiam seakan sudah paham akan seperti apa nasibnya tidak lama lagi.      

"Oke, ayo kita mulai sekarang. Jo, coba pisahin mereka jadi kelompok kecil. Dan bisakah jerujinya gak ada listriknya dulu?" pinta Andrea pada sang putra sulung.     

"Bisa, Mom. Opa udah kasi tau cara menghilangkan efek listriknya tanpa mengurangi ketahanan jeruji." Jovano mengangguk dan dia pun mulai merapalkan mantra sambil satu tangan terjulur ke sel. "Oke, udah, Mom!"     

Andrea mengangguk dan Jovano pun segera memisah sel menjadi beberapa bagian dengan sebuah mantra lainnya seperti hari yang lalu. Para tawanan menjadi panik ketika mereka dipisahkan paksa menjadi beberapa kelompok kecil.     

Akankah Andrea berhasil kali ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.