Devil's Fruit (21+)

Versi 3.3 Gagal!



Versi 3.3 Gagal!

0Fruit 1170: Versi 3.3 Gagal!      1

Saat ini, Jovano berhasil mendapatkan vampir anak buah Ivy cukup banyak sampai menyesaki kerangkeng khusus di alam Wadidaw dia.      

Tawanan itu tidak hanya vampir iblis namun juga ada vampir yang berasal dari manusia.      

Sebenarnya Andrea sedih melihat para tawanan itu. Dia sedih karena mereka semua menjadi begitu dikarenakan ulah putri sulungnya. Sebagai seorang ibu, mana mungkin dia tidak sedih?     

Namun, merupakan tanggung jawab dan kewajiban bagi dirinya sebagai ibu dari Ivy untuk membereskan kekacauan yang dibuat oleh putrinya, ya kan? Oleh karena hal ini yang menjadi pemikiran Andrea makanya dia berusaha menemukan cara untuk memulihkan iblis dan manusia yang dijadikan vampir oleh Ivy.      

Setelah para tawanan itu dipisah-pisah oleh sekat yang dibuat oleh Jovano, Andrea mulai mendatangi 2 tawanan yang berada di satu bagian sekat paling kanan dirinya.      

Kedua tawanan itu mulai bergidik ketakutan.      

"Tolong ... jangan lakukan ini pada kami, Nyonya. Kau adalah ibu ratu kami, tolong jangan sakiti kami." Salah satu dari dua tawanan itu memohon pada Andrea dengan wajah memelas.      

"Aku memang tidak akan menyakiti kalian tapi justru menyelamatkan kalian dari semua kekacauan ini." Andrea menyahut demikian pada vampir iblis di depannya.      

"Jurog, tidak usah memohon padanya!" Rekan di sebelahnya menyeru pada yang baru saja memohon pada Andrea. "Dia tidak pantas disebut ibu dari ratu hebat terhormat kita!"     

Andrea menebalkan telinganya dan dia pun memulai mengeluarkan kertas mantra yang baru saja dia berhasil buat versi barunya.      

Kemudian, menggunakan tenaga Mossa, Andrea menempelkan kertas jimat versi baru buatannya ke tubuh vampir yang mengutuknya tadi tanpa dia repot-repot menyentuh tawanan itu.      

Kertas mantra itu menempel pada tubuh vampir iblis dan tidak terjadi apapun. Andrea dan yang lainnya pun saling diam dan menunggu reaksi apapun yang akan diberikan oleh vampir iblis itu.      

"Wah, kayaknya yang ini kagak meled-"     

Dhuaarr!      

Baru saja Andrea hendak memuji hasil akhir kertas jimat versi terbarunya, tiba-tiba terdengar ledakan dari dalam tubuh vampir iblis tadi. Seketika wajahnya berubah suram.      

Sedangkan wajah para tawanan di sana yang mendengar bunyi ledakan di dalam tubuh rekan mereka pun mulai bergidik ngeri, terutama rekan yang satu sekat dengannya.      

Usai adanya ledakan di dalam tubuhnya, vampir iblis itu mulai meraung keras dan dari dalam dirinya muncul api yang mulai membakar dari dalam badannya hingga akhirnya keluar dan membuatnya terbakar hidup-hidup.      

"Huft! Versi 3.3 ternyata gagal." Andrea mendengus kecewa menatap tubuh vampir iblis yang sedang terbakar di selnya. Jovano segera saja memisahkan vampir itu menggunakan sekat tambahan agar tidak menerjang ke arah rekannya yang di sebelah dia dan turut membakar si rekan.      

Tak berapa lama kemudian, tubuh itu pun rubuh dan menyisakan jasad gosong di lantai sel. Rekan yang tadinya satu sekat dengannya menjerit histeris saking takutnya.      

Kemudian, vampir iblis lainnya mendadak saja mulai berjatuhan dengan kedua lutut di lantai dan mereka memegangi leher mereka.      

"E-ehh! Kenapa? Kenapa mereka pada begitu?" Andrea mulai terkejut menyaksikan satu demi satu vampir di dalam sel malah bertingkah seakan mereka sedang kesakitan.      

"Udara ... udara ...." Salah satu dari mereka mulai berbicara dengan susah payah.      

"Udara?" Andrea dan yang lainnya bingung apa yang dimaksud udara oleh salah satu dari tawanan itu.      

"Udara di sini ... sangat buruk! Urrghh! Kami ... kami lama-lama tercekik!" Vampir lainnya menimpali dan tubuhnya mulai roboh sepenuhnya ke lantai.      

"J-Jo! Buruan pindahin mereka ke Cosmo, bisa kan?" Andrea seketika panik. Jika mereka harus kehilangan bahan uji coba padahal sudah susah payah menangkap sebanyak itu, alangkah meruginya, kan?      

Jovano juga heran kenapa alam pribadinya bisa buruk bagi para vampir itu. Tiba-tiba saja dia teringat akan sang adik, Ivy, yang pernah diungsikan sementara di alam Wadidaw ini dan Ivy mengaku dia sangat tidak nyaman berada di Wadidaw.      

Jadi, ternyata udara di alam pribadinya ini sangat mempengaruhi para vampir dan membuat mereka tidak nyaman? Seperti Ivy sebelum ini?      

Mengetahui apa yang menjadi permasalahan, Jovano pun mengangguk pada ibunya dan menjawab, "Bisa, Mom!"      

Maka, atas persetujuan dari Jovano, Andrea berhasil memindahkan kerangkeng besar nan khusus itu ke alam Cosmo dia. Dia berharap, udara di Cosmo tidak menjadi masalah bagi para vampir.      

Dan benar saja, begitu tawanan beserta kerangkengnya dipindahkan ke Cosmo, satu demi satu para vampir tawanan itu mulai sadar dan tidak menggelepar lagi seperti sebelumnya.      

Mereka mulai bisa bangkit berdiri meski masih tampak kepayahan.      

"Ya udah, kalo gitu, mendingan mereka taruh di sini aja, deh!" Andrea pun berkeputusan demikian. Yang lainnya mengangguk setuju. Memangnya mereka bisa menolak? Alam Cosmo adalah milik Andrea, mana mungkin mereka berani membantah Andrea?     

"Ya, sepertinya memang lebih baik di Cosmo saja," timpal Dante. "Lagi pula, bisa lebih memudahkan mobilitasmu, sayank."      

Andrea mengangguk. Dia juga merasa lebih mudah jika tawanan berada di alam dia sendiri karena dia bisa lekas memberikan tindakan saat melakukan uji coba. "Oke, aku bakalan ke Pondok Alkemia lagi dan bikin versi 3.4. Moga-moga aja yang baru bisa sukses."      

Sepeninggal Andrea dan Dante kembali ke Pondok Alkemia, tawanan di dalam kerangkeng itu ditaruh di belakang pondok hunian Cosmo. Mereka semua sudah kembali ke Cosmo.      

Ketika rombongan itu datang ke Cosmo, Vargana dan yang lainnya kaget karena Cosmo tiba-tiba saja kedatangan serombongan iblis asing dan juga ada semacam sel penjara cukup besar ditempatkan di belakang pondok.      

Vargana dan yang lainnya mendekat penuh waspada pada gerombolan iblis asing di dekat pondok.      

"Siapa kalian?" Vargana menatap curiga pada salah satu iblis yang memandangi dia.      

Yah, tadi sewaktu kembali ke Cosmo, Jovano dan tim khususnya belum memulihkan penyamaran mereka.      

Tapi, sepertinya kondisi ini dan juga kecurigaan teman tim mereka bakalan menjadi bahan iseng Jovano dan tim khususnya.      

Mendadak, masing-masing dari iblis asing itu menghambur menerjang ke Vargana, Shona, Kuro dan yang lain. Tentu saja mereka menerjang ke pasangan masing-masing. Hanya penyamaran Jovano, Ronh dan Orvaz saja yang masih berdiam di tempatnya.      

Memangnya mereka bertiga hendak menerjang mengisengi siapa?      

Vargana dan yang lainnya menjerit kaget saat diterjang para iblis asing itu.     

Meski mereka datang bersama Andrea dan Dante, namun mereka sungguh asing ... dan menjijikkan.      

Mana bisa tidak disebut menjijikkan jika para iblis asing itu berpenampilan aneh dan mirip monster, apalagi dari tubuh mereka mengeluarkan bau tak enak, dan juga ada yang berlendir menetes di tanah.      

Bagaimana mungkin penampilan menjijikkan seperti itu bisa ditolerir oleh para penghuni Cosmo yang terbiasa bersih?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.