Devil's Fruit (21+)

Menjahili Istri



Menjahili Istri

0Fruit 1171: Menjahili Istri      4

"Pergi! Pergi dariku!" Vargana melesat pergi menjauh dari iblis asing yang mengejarnya. Tentu saja itu adalah penyamaran dari Pangeran Abvru.     

Voindra ikut mengejar untuk membantu kakaknya. "Hei! Jangan ganggu kakakku!" teriaknya sambil terus mengejar dua orang di depannya.     

Shona juga terbang cepat menghindari iblis asing yang memburu dia. "Jangan mendekat!"      

Kuro lekas saja menyerang iblis asing yang mendekati dia dengan gas hitam korosifnya. Tapi Zevo yang sedang dalam penyamaran pun sudah siap sedia akan serangan istrinya.      

Yang paling tak berdaya adalah Shelly ketika dia diterjang oleh iblis asing yang sebenarnya adalah Kenzo, suaminya sendiri. Meski begitu, tidak ada yang menyelamatkan dia.      

Namun, saat Gavin melihat ibunya sedang disentuh iblis antah berantah menjijikkan dan mengerikan, pemuda itu segera menyerang tanpa menyadari itu adalah ayahnya.      

Sedangkan Shiro, dia secara tidak terduga, melayang ke arah Kiran dan berniat menggoda menggunakan penampilan samaran dia. Lekas saja Kiran terbang menjauh dari sana untuk menghindari kejaran Shiro.      

Jovano dan dua panglima di sampingnya tertawa lepas melihat kelakuan rekan mereka pada pasangannya.      

Sedangkan pasangan Sabrina dan Noir, serta Kyuna dan Rogard yang masih bertahan di sana segera memasang sikap waspada.      

Sepasang singa dan harimau sudah menggeram siap untuk mencabik lawan di depan mereka.     

Andrea dan Dante sudah pergi begitu saja dan meninggalkan iblis asing di sini. Maka, kini hanya ada mereka yang bisa memberikan pertahanan pada Cosmo dari serangan makhluk asing.      

"Bibi Kyu, apa kau tidak mengenali aku?" tanya Jovano ketika melihat Kyuna sudah mulai mengeluarkan 9 ekor kyuubi dia hendak menyerang habis-habisan ke Jovano. "Bibi Bree, jangan menggeram menakutkan begitu. Paman Noir juga."     

Kyuna mengerutkan dahinya. Kenapa iblis asing itu menyebut dia bibi? Bibirnya secara refleks bertanya dengan suara ragu, "Jo? Tuan Muda Jo?"      

"Ha ha ha!" Iblis asing di depan Kyuna itu tertawa lepas. "Tentu saja!" Mendadak, Jovano mengembalikan wujud aslinya dan menggantikan sosok mengerikan dia sebelumnya. Itu juga diikuti oleh Ronh dan Orvaz.      

"Astaga, kalian!" Kyuna segera menyimpan kembali 9 ekor panjangnya yang sebelum ini sudah meliuk-liuk ganas hendak menyerang Jovano dan kedua panglima di sisinya.      

"Tuan Muda, kalian ini mengagetkan kami saja." Rogard juga menyimpan pedang petir kembali masuk ke telapak tangannya.      

"He he he, maaf." Jovano menggaruk belakang kepalanya. Cengiran nakalnya masih tersisa di wajah.      

"Ya ampun, Tuan Muda ini. Kalian sungguh iseng sekali." Sabrina juga mengendurkan dirinya, urung menyerang Jovano. Macan sabertooth itu tersenyum diikuti suaminya yang juga mulai santai.      

"Ha ha, maaf! Aku beneran minta maaf karena sudah mengerjai kalian. Yah, sebenarnya yang mengerjai kalian kan yang lainnya yah!" Ia teringat akan bagaimana para gadis muda rekan Blanche lainnya harus menghadapi ulah iseng suami-suami mereka.      

.     

.     

Pada malam harinya ketika mereka semua berkumpul di depan pondok untuk diubah menjadi ruang makan luas karena anggota mereka cukup banyak, masing-masing dari gadis-gadis muda yang dikerjai para suami mereka pun menuturkan kekesalan mereka, kecuali Shona.      

Malam itu, Shona dan Pangeran Zaghar tidak ikut makan. Tentu saja mereka sudah paham kenapa keduanya tidak ikut makan. Mereka bukan bocah cilik lugu lagi, ya kan?     

Mungkin hanya Kuro saja. "Sho kenapa tidak ikut makan malam? Aku akan mencarinya." Ia hendak bangkit dari kursinya ketika tangan suaminya mencegah.      

"Huss! Tidak perlu, sayank!" Zevo menahan tangan Kuro dan menarik agar Kuro kembali duduk.      

Tapi, Kuro membalas dengan mata melotot pada Zevo. "Kau! Aku belum melakukan perhitungan padamu atas yang tadi, yah!"     

Mendadak, Zevo jadi gugup. Dia mengingat tadi dia sudah 'sedikit' memperkosa istrinya dalam kondisi masih menyamar, dan kembali ke wujud aslinya ketika Kuro mulai menangis. Dia hanya iseng tapi ternyata Kuro tidak mengenalinya meski dia sudah memberikan banyak kode dan hint.     

Yah, siapa suruh dia memiliki istri yang kadang terlalu lugu dan clueless cara berpikirnya? Tak apa. Itu baginya justru menjadi daya pikat tersendiri mengenai Kuro.      

Anggota Blanche yang lainnya terkikik geli melihat sepasang suami istri ajaib itu. Kuro dan Zevo memang memiliki cara interaksi yang pasti akan mengundang tawa kecil di hati masing-masing mereka.      

Yang satunya begitu polos dan sering terjebak masuk dalam perangkap pasangannya dan yang satu lagi gemar bermuslihat untuk memerangkap pihak satunya dalam jebakan seksualnya.      

Ini merupakan keunikan di mata anggota Blanche. Ayahnya, raja naga iblis Heilong kadang hanya bisa menghela napas tak berdaya akan anak putrinya yang terlalu lugu sehingga nyaris mendekati level bodoh karena selalu bisa masuk ke jebakan suaminya.      

"A-aahh ... untuk yang tadi ... ehem! Iya aku mengaku salah, Kuro sayank." Zevo mana mungkin tidak meminta maaf meski itu akan selalu dilakukan usai dia 'menggarap' Kuro sepuasnya. Kalau tidak karena kasihan istrinya lemas saja dan butuh makan, dia tidak mau ikut makan malam bersama begini. Ia ingin terus menahan Kuro di kamar. "Sudah, sudah, pokoknya kau duduk dulu, yah!"     

"Tidak mau! Sho pasti kenapa-kenapa sampai dia tidak makan bersama kita!" Kuro masih bersikeras mengkhawatirkan Shona.      

"Kuro, duduk saja, sayank." Andrea terpaksa ikut berkomentar karena paham bagaimana keras kepalanya anak angkat dia. Kadang dia heran, menurun dari siapa sifat itu? Tidak mungkin dari dia, kan?     

"Tapi, Ma-"     

"Kuro, Shosho lagi super sibuk di kamarnya, sama kayak kamu tadi."     

Ucapan dari Andrea seolah menjadi sebuah ketukan keras di kepala Kuro. Astaga! Kenapa dia baru paham Shona dan suaminya tidak datang ke acara makan malam bersama ini?     

Lihatlah! bahkan Vargana yang biasanya ikut membela dia saja sampai tidak mengatakan apa-apa sejak tadi dan hanya menahan dengus geli di samping suaminya yang nampak sangat terpuaskan.      

Kuro pun mulai duduk secara diam-diam dan menunduk malu. Bagaimana bisa dia tidak memahami situasi Shona dan Pangeran Zaghar? Padahal dia sendiri juga mengalaminya. Tapi dia tetap melayangkan tatapan ganas penuh kesengitan pada Zevo.      

Zevo tak berdaya dan tersenyum canggung menerima tatapan membunuh dari sang istri. Jika tatapan bisa mengeluarkan belati, dia pasti sudah tertikam jutaan kali sejak tadi.      

Di saat para anggota Blanche sedang bersuka cita menikmati acara makan malam mereka di depan pondok hunian, para tawanan mendesah pasrah di belakang pondok di dalam kerangkeng mereka.      

"Nasib kita akan tamat sebentar lagi." Salah satu tawanan menghela napas keras saat mengungkapkan kesedihannya.      

"Tidak! Jangan menyerah! Ratu pasti akan melakukan sesuatu untuk kita!" Tawanan lainnya berujar dengan keyakinan penuh akan Ivy.      

Sementara yang lainnya sedang saling meratap dan sedih karena tertawan di alam antah berantah tanpa mereka ketahui itu di mana, salah satu tawanan yang merupakan pemimpin kelompok hanya diam saja memandangi satu demi satu bawahannya yang sedang mengeluh.      

Apa yang dipikirkan pemimpin kelompok itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.