Devil's Fruit (21+)

Dia Tergigit!



Dia Tergigit!

1Fruit 1175: Dia Tergigit!     
2

Ketika Andrea dan anggota Blanche sedang bersuka cita atas keberhasilan kertas jimat terbaru buatan sang Cambion Hera, kejadian sangat tidak terduga terjadi di depan mata mereka ketika tawanan-tawanan itu dibebaskan dari sel mereka oleh Jovano atas perintah ibunya.      

Salah satu dari tawanan mengeluarkan sebuah bola kristal sebesar bola voli dan segera saja dari dalam bola kristal itu, muncul keluar sosok yang sangat dikenal anggota tim Blanche, terutama Andrea dan keluarganya. Ivy.     

Ivy muncul dari bola kristal itu bersama dengan para prajurit dia. "Serang mereka!" teriak Ivy lantang.      

Kejadian itu begitu cepat dan sangat mengagetkan semua orang di belakang pondok Cosmo. Tim Blanche terlalu terkejut hingga respon mereka kurang cepat.      

Segera saja, para tentara Ivy sudah menyerang tim Blanche secara cepat, berusaha menggigit mereka. Kekacauan segera tercipta dan terus menjalar.      

Sebagian tentara Ivy menyerbu ke tim Blanche, sedangkan para vampir iblis yang tertawan sebelumnya, mereka melesat terbang cepat ke area perkebunan inti kristal dan buah energi roh. Mereka hendak menjarah sebanyak mungkin dua benda berharga dan langka tersebut.      

"Ivy! Hentikan! Hentikan, Nak!" seru Andrea yang masih bingung. Dilema lekas menerpa dia. Haruskah dia bertempur melawan anaknya sendiri? Bertarung hidup dan mati dengan anak yang pernah dia kandung setahun setengah lamanya itu?      

Sementara itu, setiap anggota tim Blanche berusaha berjuang dari gempuran serangan vampir iblis prajurit Ivy. Memang itu semua bukan tandingan tim Blanche, namun tetap saja karena perbedaan jumlah yang terlalu besar, itu cukup merepotkan.      

Rupanya, sebelum ini, Ivy sudah merancang sebuah rencana brilian. Dia meminta beberapa anak buahnya untuk menjadi umpan tim Blanche agar ditangkap. Sedangkan Ivy menyuruh ketua tim prajurit yang menjadi umpan untuk membawa bola kristal alam pribadi Ivy bersama mereka.      

Ivy memerintahkan mereka semua untuk berpura-pura patuh pada efek mantra Andrea agar bisa dilepas. Dia pula yang menyuruh anak buahnya untuk berakting pingsan di alam pribadi Jovano sehingga bisa dipindahkan ke alam milik ibunya.     

Ternyata rencana Ivy berjalan sangat baik. Andrea dan yang lainnya terperosok pada muslihatnya, meski dia sempat ketar-ketir saat Shiro berusaha mencegah Andrea agar tidak membebaskan tawanan.      

Ya, meski Ivy berada di alam pribadinya, tapi dia bisa mengetahui yang terjadi di luar apabila dia memang menginginkannya. Ini sama cara kerjanya dengan alam Cosmo milik Andrea yang tetap bisa memantau keadaan di luar alam tersebut.      

Kali ini, Ivy sungguh brilian dan Andrea sangat menyesal tidak mendengarkan ucapan Shiro. Tapi mau bagaimana pun dia menyesal, itu tidak dibutuhkan saat ini. Yang penting kali ini adalah bagaimana agar Ivy dan pasukannya bisa keluar dari alam dia.      

Saking paniknya, Andrea sampai lupa bahwa dia bisa mengendalikan siapa yang ingin dia masukkan dan ingin dia keluarkan dari alam pribadi dia. Ditambah, keadaan begitu kacau.      

Anak-anak Sabrina dan Noah, juga kedua anak Kyuna dan Rogard dikejar-kejar pasukan Ivy, namun Vargana dan beberapa gadis lainnya segera menghalangi.      

Sementara itu, Shiro dan Zevo mengejar vampir iblis yang ingin menjarah kebun inti kristal dan buah energi roh.      

Jovano tiada henti menggunakan kekuatan dua telapak tangan dia pada para vampir bawahan Ivy yang hendak menyerang penghuni Cosmo.     

Anggota Blanche lainnya terus berjuang menahan gempuran pasukan Ivy yang dimunculkan ke Cosmo.      

Sabrina, Noir, Kyuna dan Rogard bertarung ganas untuk melindungi anak-anak mereka. Terutama kedua big cat itu, karena anak mereka cukup banyak, ada pula yang masih kecil dan belum mampu bertarung dengan benar. Mereka harus melindungi dari serangan para vampir.      

Kenzo, Ronh dan duo pangeran kembar mengejar para vampir yang melesat ke arah pedalaman Cosmo, tempat koloni king kong tubuh besi berada.      

Ketika Ivy menyeringai senang dengan munculnya kekacauan yang dia buat, dia pun melesat hendak menyerang ibunya sendiri. "Kau! Kau pengkhianat!" serunya ke Andrea dengan wajah penuh kebencian.      

Selama ini, Ivy membenci Andrea karena ia menganggap sang ibu sudah menyakiti hati ayahnya dengan menikahi Dante selain menjadi istri Giorge.      

Inilah yang menjadi dasar pemicu kebencian Ivy pada ibunya. Dia mengira sang ayah menderita sakit hati karena harus berbagi istri dengan lelaki lain.     

Oleh karena itu, Ivy bertekad akan membalas dendam sakit hati ayahnya. Yang Ivy tidak ketahui, bahwa sang ayah sama sekali rela berbagi istri dengan Dante, karena dia merasa dialah orang yang hadir di tengah asmara Andrea dan Dante.      

Sayang sekali Giorge tidak pernah memiliki kesempatan untuk menjelaskan itu pada putri kesayangannya. Ivy terlalu sepihak menyimpulkan semuanya.      

Ivy menggunakan kekuatan dari tongkat kebanggaannya untuk bertarung dengan Andrea dan Dante. Daya magis iblis di batu kristal di ujung tongkat itu cukup besar dan lumayan merepotkan bagi Andrea.      

Dante tidak ingin istrinya terluka dan dia pun segera beralih mendekat ke Andrea yang sedang diserang Ivy.      

Ivy yang melihat kehadiran Dante, matanya bersinar merah terang dengan raut wajah penuh kebencian pada Dante. "Kau perusak rumah tangga orang!" serunya pada sang ayah tiri. Kini giliran tongkat itu diarahkan ke Dante.      

Dante mengelak saat cahaya merah tua menerjang ke arahnya, hendak menembus jantungnya. Itu adalah kekuatan dari kristal iblis milik Ivy.      

Ketika Dante hendak membalas serangan Ivy menggunakan petir iblis miliknya, Andrea segera saja menerjang suaminya, menghalangi Dante sambil berteriak, "Jangan, Dan! Jangan! Jangan sakiti anakku!"      

Dante pun urung dan sedikit lengah. Ivy memanfatkan ini dan menembakkan laser iblis dia ke dada Dante, berharap lelaki itu bisa mati dan mengurangi kebencian di hatinya meski tidak sepenuhnya.      

Sayang sekali, Dante sigap berkelit. Meski begitu, lengannya masih tersambar laser iblis itu dan meninggalkan lubang berdarah di lengan tersebut. "Aarrghh!" Dante tak bisa menahan teriakan kesakitan dia. Rasa sangat panas menyengat menguasai lengan itu dan seakan dia sedang dibakar api yang tak bisa padam.      

"Dante!" Andrea bergegas menolong suaminya. Ia mengambil sebuah pil dari cincin ruang RingGo dia dan memasukkan ke mulut suaminya. Kemudian, dia menoleh ke putrinya dan berkata, "Ivy! Hentikan! Jangan begini! Kita bisa bicarakan baik-baik, Nak!"     

"Tidak perlu! Dan tidak butuh!" teriak Ivy sambil menyeringai penuh benci ke Andrea. Ia segera menyerbu ke ibunya yang sedang memeluk Dante yang terluka.      

Saat Ivy sudah semakin mendekat ke Andrea dan Dante, seketika kesekelebat bayangan menerjang di tengah-tengah, mengakibatkan Ivy berhenti dan terkejut.      

Rupanya itu adalah Noir, si singa petir. "Jangan harap bisa menyakiti Tuan dan Nyonya!" geram Noir yang tubuhnya membesar setinggi rumah. Sikapnya penuh dominasi menatap ganas ke Ivy yang terlihat kecil di bawah sana.      

Ivy menyeringai meremehkan Noir. "Kau pikir kau hebat hanya karena kau bertubuh setinggi rumah? Sungguh menggelikan!" Ivy pun mengarahkan tongkatnya ke arah Noir, hendak menembakkan cahaya iblis ke singa petir itu.     

Noir tidak ingin mengalah dan tetap berdiri menjadi tameng bagi Andrea dan Dante. Ia juga mulai mengeluarkan kekuatan petirnya.      

Kekuatan Ivy dan Noir saling bertabrakan satu sama lain dan mereka sama-sama tidak mau menyerah. Dua kekuatan itu saling mengunci dan tidak bisa lepas begitu saja, saling bertahan dan menempel di antara mereka.      

"Haarrghhh!" Noir berusaha bertahan agar kekuatan petirnya bisa mendesak kekuatan sinar iblis Ivy. Ia akui, sebagai hewan iblis biasa, tentu saja kekuatannya masih di bawah kekuatan para iblis, namun dia tidak akan menyerah jika itu berkaitan dengan keselamatan kedua majikannya.      

Dia sudah berjuang bersama-sama dengan Andrea dan Dante sejak dahulu mula. Mana mungkin sebagai hewan terkontrak dia rela melihat majikannya terluka? Selain dia menyayangi dua majikannya, dia juga bisa ikut binasa andaikan majikannya juga binasa.      

Di saat keadaan Noir makin terdesak, tiba-tiba sosok lain menerjang ke Ivy dengan cepat. Sabrina. Istri Noir tidak rela jika suaminya menderita dan terluka, oleh karena itu, Sabrina nekat menerjang Ivy untuk menghentikan gadis vampir tersebut.      

Namun, yang tidak diduga Sabrina, Ivy sudah sempat melihat Sabrina sebelum si macan sabertooth itu menerjangnya.      

Deppp!     

Satu tangan Ivy mencekal leher Sabrina yang tebal, lalu dia pun menghujamkan taringnya ke leher Sabrina. Macan itu pun tergigit!     

"Tiidaakkkk! Jangaaannnn!" Andrea menatap ngeri pada adegan itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.