Devil's Fruit (21+)

Kebenaran di Balik Alam Pribadi



Kebenaran di Balik Alam Pribadi

1Fruit 1179: Kebenaran di Balik Alam Pribadi      4

Ivy sedang bertanya-tanya mengenai apakah benar dirinya sedang hamil atau tidak, dan akhirnya dia menyetujui saran salah satu pelayannya untuk mendatangkan dokter kenalan dia yang layak.      

Si dokter diculik dari bumi manusia, dia adalah dokter ras iblis yang menyamar menjadi manusia dan kini dia dijadikan anak buah Ivy.      

Ivy pun diperiksa lebih intensif oleh dokter tersebut dan itu semua dilakukan secara terang-terangan di depan Danang. Tapi pria malang itu belum mengetahui apa-apa hanya mengerti bahwa dokter datang hanya sekedar memeriksa istrinya yang akhir-akhir ini terlihat sedikit lemah.      

"Selamat, Ratu. Anda positif hamil." Demikian dokter itu berkata usai memeriksa Ivy.      

Danang termangu di tempatnya. Apa tadi? Hamil? Istrinya hamil? Sungguhkah? Ini tidak bohong, kan?      

"Suamiku, apakah kau tidak menyukai kalau di dalam perutku ada darah dagingmu?" goda Ivy ketika dia melihat suaminya masih saja tanpa suara hanya memandang bengong ke dia dan sang dokter bergantian.      

Disentil oleh istrinya menggunakan kalimat itu, Danang segera sadar. "A-ahh, itu ... sayank ... itu ... maksudnya ...."     

"Iya, maksudnya ... ada Danang kecil di dalam sini." Ivy mengusap pelan perutnya. Senyum terkulum sang ratu terkembang lebar.      

"Be-benarkah? Ini tidak bohong, ya kan? Kalian ... tidak sedang melakukan prank padaku, kan?" Danang masih belum percaya.      

Mendengar itu, Ivy seketika cemberut dan berkata, "Dari responmu sepertinya kau ini tidak suka dengan kehadiran anak ini. Ya sudah, aku gugurkan saja!"      

"Ehh! Jangan!" Lekas, Danang memegangi tangan Ivy dan kemudian menariknya untuk dia kecupi. "Jangan marah begitu. Aku bukannya tidak suka. Justru kebalikannya, sayank."     

Ivy hendak menarik tangannya dengan gaya kesal, tapi Danang bertahan memegangi tangan itu dan dibawa ke pipi sang pria lalu dikecup berulang kali. "Yah, habisnya ... kau sepertinya tidak suka begitu. Responmu jelek!" Ia merajuk manja.      

Dokter itu pun tersenyum melihat tingkah pasangan tersebut. Ia pun mohon diri membiarkan Ivy dan Danang di kamar.      

"Sa-sayank! Kumohon, jangan marah, yah! Aku senang, sangat senang! Sungguh! Ini hanya reaksi suka citaku! Aku ... ya ampun, aku sebentar lagi jadi bapak! Ha ha! Bayangkan, ada sebagian diriku dan sebagian dirimu di dalam sini." Danang pun memajukan tubuhnya untuk mengelus perut Ivy sebelum menciuminya.      

Melihat tindakan suaminya, Ivy tidak lagi merajuk kesal seperti sebelumnya dan mulai tersenyum malu-malu.      

-0-0-0-0-     

Jika di alam pribadi kerajaan Ivy sedang bersuka cita karena ratu mereka sedang hamil, maka kebalikan kondisinya dengan alam Cosmo.      

Semua orang di sana masih berduka atas tewasnya dua anak Noir dan diculiknya Sabrina. Bahkan, mereka tidak yakin jika Sabrina masih hidup, karena Ivy sungguh kejam sejak kecil. Maka dari itu, banyak penghuni Cosmo yang putus asa akan Sabrina.     

Hanya Andrea saja yang yakin Sabrina masih hidup. Itu karena jiwa dia dan Sabrina terhubung melalui ikatan kontrak mereka. Jika Sabrina benar-benar sudah tewas, Andrea pasti bisa merasakannya.      

Namun, meski Andrea bisa merasakan jiwa Sabrina masih ada, itu sangat tipis sampai-sampai Andrea sendiri begitu cemas mengenai itu. Ia sudah mengatakan ini pada Noir bahwa si macan betina masih hidup, hanya jiwanya berpendar sangat tipis.      

Ini bisa diartikan, Sabrina sedang sekarat. Andrea tidak bisa tidak memikirkan asumsi buruk itu.     

Sedangkan di koloni kingkong tubuh baja, ada 3 korban tewas dan 5 yang luka. Shona sudah ke sana untuk menyembuhkan korban luka setelah dia menyembuhkan beberapa luka kecil anak Noir.      

Serangan serdadu vampir Ivy saat itu memang terlalu kejam dan brutal. Selain menyerang, mereka juga menjarah di kebun buah energi roh dan inti kristal. Tapi, untung saja tidak terlalu lama bagi mereka bisa bertindak sesuka hati.     

Sementara itu, siang ini di dekat pondok kayu Cosmo, beberapa muda-mudi sedang berkumpul untuk berbincang usai makan siang.      

"Aku masih belum terima!" Terdengar suara Mason di sana menyebabkan para muda menoleh ke arahnya, pembicaraan mereka pun terhenti. "Harusnya Nyonya Andrea lekas mengeluarkan vampir-vampir jahat itu begitu mereka datang! Kalau segera dikeluarkan, pasti tidak akan ada banyak korban, ya kan?"     

"Mason, hentikan!" Jaida menggeram ke saudaranya. "Ayah sudah melarang kita untuk membicarakan ini lagi."     

"Tidak bisa! Aku tidak mau! Apa kita harus berkompromi dengan hal itu? Apa kita harus santai saja dengan tewasnya adik-adik kita? Dan mungkin juga ibu?" Mason keras kepala, tidak ingin patuh pada apa yang sudah dinasehatkan oleh ayahnya.      

"Kak Mason ...." Jovano bersuara. Semua orang menoleh padanya, bertanya-tanya apakah Jovano akan bertengkar dengan si liger jantan itu setelah ini karena membela masing-masing keluarga. "Ada yang akan aku jelaskan pada Kak Mason dan kalian semua."     

"Apa itu, Jo?" Vargana menyahut. Hatinya berdebar-debar, jangan sampai ada perkelahian mengenai ini.      

"Bahwa ... untuk memasukkan dan mengeluarkan seseorang dari sebuah alam pribadi itu ... jujur saja ... membutuhkan energi yang tidak sedikit." Jovano menatap mereka satu demi satu dan berakhir di Mason.      

"Begitukah?" Voindra menimpali.      

Anggukan kepala Jovano menjadi respon awal sebelum dia berucap, "Ya, memang seperti itu. Karena aku juga memiliki alam pribadi, maka aku bisa berkata seperti itu. Dan ini juga sudah aku tanyakan ke Opa-ku, dia bilang memang begitu jika berurusan dengan alam pribadi."     

"Maksudnya, energi murni akan terambil apabila kita memasukkan atau mengeluarkan seseorang atau objek ke alam pribadi kita?" Gavin ingin mengonfirmasi penjelasan dari Jovano.      

"Benar, Gav. Itu akan menguras energi murni pemilik alam pribadi itu. Apalagi jika dalam jumlah masif, itu bahkan bisa membuat pemiliknya pingsan apabila energinya terhisap kering akibat memindahkan banyak orang atau objek." Jovano menjelaskan sedikit lebih banyak.      

"Ohh! Pantas saja dulu ketika Mama selesai memindahkan koloni kingkong tubuh besi, dia terus ada di kamar beberapa hari, kata Papa sih sedang tidur. Ternyata saat itu Mama kehabisan energi, yah!" Kuro akhirnya mengingat momen tersebut ketika dulu mereka masih berkelana di alam Feroz milik Pangeran Djanh.      

"Rupanya itu yang membuat Mama harus beristirahat sehari atau dua hari." Shiro menggumam lirih namun tetap terdengar oleh yang lain.      

"Ahh, makanya kemarin aunty Andrea seperti orang kepayahan setelah selesai mengeluarkan alam pribadi Ivy, yah!" Shona akhirnya mengerti sekarang. Sikap lunglai Andrea kala itu memang cukup aneh di mata dia. Dan kini terjawab sudah kenapa bisa seperti itu.      

Jovano mengangguk. "Ya. Apalagi sampai harus mengeluarkan sebuah alam pribadi dari alam kita, itu sangat menguras energi. Saat alam pribadi Ivy masuk saja itu sudah membuat energi Mom kacau karena sebenarnya tidak bisa dibenarkan alam pribadi seseorang masuk ke alam pribadi orang lain. Pemilik alam pribadi yang didatangi akan mengalami kekacauan energi dalam tubuhnya."     

"Tapi, waktu dulu itu ... Mama kan sudah ada Cosmo ketika di ada di alam papanya Zevo." Kuro mengerutkan keningnya, masih tidak paham.      

Jovano terkekeh. "Apa Kak Kuro masih meragukan energi milik Pangeran Djanh, mertuamu?"      

Dari ucapan Jovano, sudah bisa menjelaskan bahwa Pangeran Djanh benar-benar iblis yang sangat kuat. Selain dia memiliki alam Feroz yang memiliki begitu banyak makhluk di dalamnya, dia juga tidak terlalu terpengaruh ketika Andrea memiliki Cosmo ketika berada di Feroz.      

"Dengan penjelasan Jovano ini, maka aku hanya bisa menyimpulkan bahwa ketika alam Ivy muncul, itu sudah cukup mengacaukan energi murni di tubuh Putri Andrea." Pangeran Zaghar berucap, "Maka dari itu, Putri Andrea seperti orang linglung dan tindakannya terlihat tidak tangkas seperti dia biasanya. Jadi itu dari efek masuknya alam orang lain, ya kan?"     

"Benar, Kak Za." Jovano mengangguk. "Selain efek seperti itu, Mom juga bingung dan kaget karena kemunculan Ivy yang tiba-tiba. Jadi, dua hal itu memang menjadi penyebab kenapa Mom bertindak cukup pasif waktu itu. Dan kalian bisa lihat waktu alam pribadi Ivy sudah dikeluarkan dari Cosmo, Mom terlihat kepayahan dan lekas dibawa Dad ke kamar untuk rehat."     

Para muda-mudi di situ pun mengangguk-angguk mengerti. Hanya Mason yang terdiam menundukkan kepala.      

"Kak Mason, kami minta maaf atas tragedi yang menimpa ibu dan dua adik Kak Mason," tutur Jovano. "Sayang sekali waktu tidak bisa diputar seenaknya. Maka dari itu, yang bisa kami janjikan adalah mencoba menyelamatkan bibi Bree. Semoga saja benar bibi Bree masih hidup di sana karena Mom berkata dia masih merasakan jiwa bibi Bree."     

Mason mendongak mengangkat kepalanya, memandang Jovano.        


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.