Devil's Fruit (21+)

Tipe Idaman Dante



Tipe Idaman Dante

4Fruit 1185: Tipe Idaman Dante      0

Ada sepupu Revka yang diajak untuk ikut berperang di Kutub Selatan. Nama gadis itu adalah Serafima dan biasa dipanggil Sera oleh teman-temannya. Dia sama seperti Dante yang merupakan Nephilim darah murni, yaitu berorang tua angel dan manusia biasa.      

Dengan kata lain, kastanya lebih tinggi dari Revka yang merupakan Nephilim darah campuran. Orang tua Revka adalah Nephilim darah murni dan manusia darah campuran, jadi bukan angel murni, hanya keturunannya saja.      

Jika ayah Dante merupakan anggota dari Archangel, maka orang tua Serafima justru dari kasta lebih tinggi, yaitu Serafim, kasta tertinggi dari para angel.      

Serafima bisa disejajarkan kastanya dengan mantan Ratu Antedilluvian sebelum ini, yaitu Voira, yang sudah dijadikan budak oleh Pangeran Djanh di kerajaan Underworld dia.     

Meski kasta Serafima termasuk tinggi dan agung di antara Nephilim lainnya, dia sama sekali tidak gila kuasa dan memilih untuk menjadi Nephilim ''rendah hati" yang lebih menyukai kegiatan petualangan dan pertempuran ketimbang berkubang di pemerintahan Antedilluvian.     

Gadis itu berparas cantik namun tomboi. Sangat tomboi dengan penampilan bagaikan koboi dan sikap tegas ala lelaki. Cara bertuturnya juga tidak menggambarkan kelembutan perempuan pada umumnya. Dia sudah menempa dirinya dengan keras selama hidupnya.     

Karena dia menyukai pertempuran, maka saat dia menemui Revka dan mengetahui sepupunya hendak ke Kutub Selatan untuk berperang, tentu saja dia tidak akan melewatkan kesempatan menyenangkan ini.      

"Kau kenal dia?" tanya Andrea pada suaminya. Karena Serafima dikatakan sepupu Revka, bukankah itu artinya juga sepupu Dante?     

Dante menatap Serafima yang sedang memperkenalkan diri. "Hm, aku tidak begitu kenal dia. Kami jarang bertemu atau mengob-"     

"Ahh! Dante!" Serafima segera mendatangi Dante dan menonjok dada suami Andrea cukup keras sampai Dante terhuyung satu langkah ke belakang. "Ha ha! Hai! Halo, sepupu! Sudah lama tidak bertemu!"      

Andrea menatap curiga ke suaminya. Tidak begitu kenal, huh? Jarang bertemu, huh?     

"Sera, tolong kendalikan dirimu yang barbar itu." Dante mengusap bagian yang tadi ditonjok Serafima.      

"Ha ha ha! Jangan sok imut begitu, sepupuku!" Serafima malah tertawa lepas melihat Dante cemberut. Tapi, bukankah itu sudah menjadi bagian dari karakter Dante, kan? Maka dari itu, dia sama sekali tidak gentar melihat muka suram Dante. "Kau sekarang di sini? Pasti sibuk tebar pesona seperti biasa, ya kan?"     

Andrea semakin memicingkan mata ke suaminya. Ohh, jadi suaminya dikenal sebagai sosok yang gemar tebar pesona dulunya? Bukankah kata Dante dia ini tidak terlalu peduli dengan orang lain termasuk perempuan? Lalu, kenapa Serafima berkata lain?     

"Ehem!" Andrea berdehem sambil melirik suaminya.      

"A-Andrea! Bukan begitu! Sera hanya bicara ngawur dan dia kerap melebih-lebihkan sesuatu!" Mana mungkin Dante tidak panik menyadari deheman penuh arti dari istrinya?     

Andrea segera menampilkan senyum palsunya yang lebar sambil tepuk-tepuk keras punggung Dante dan berkata, "Wah, wah, wah! Tidak disangka reputasimu begitu bagus dulunya, yah prince charming! Aha ha ha!"     

Serafima memiringkan kepala penuh tanda tanya, siapa wanita berdada montok seperti Revka itu? "Siapa kau? Pacarnya Dante?" Lalu dia menoleh ke Revka untuk meminta penjelasan.      

"Dia istri dari sepupumu yang kau bilang suka tebar pesona. Namanya Andrea, dan dia Cambion burik jelek." Revka menjulurkan lidah ke frenemi dia, Andrea.     

"Woah! Istri?! Jadi si Dante benar-benar sudah beristri?! Ha ha! Kupikir itu hanya rumor saja agar para gadis di Antediluvian patah hati. Tak kusangka ternyata benar!" Serafima segera mendekati Andrea, mengamati sang Cambion dari atas sampai bawah dengan tatapan menyelidik. "Hm, Cambion, yah? Sungguh di luar dugaan! Sangat berbeda dari tipe Dante."     

"Se-Sera! Berhenti bicara sembarangan!" Dante mulai panik. Kalau sepupu jauhnya itu bicara yang aneh-aneh mengenai dirinya di depan istrinya, akibatnya akan tak terhingga.      

"Ara, ara!" Andrea menyunggingkan senyum palsu lebarnya ke Serafima yang sedang melakukan scanning tatapan pada dirinya. "Memangnya seperti apa tipe Dante?"     

"Tipenya? Kurus, tinggi dan kurasa bukan berdada melon seperti kau dan Revka." Serafima mengelus dagunya. "Dante pernah berkata kalau wanita berdada melon hanya enak untuk diremas saja namun biasanya otaknya kosong karena sudah pindah ke dada semua."     

"Pffttt!" Jovano sampai harus mati-matian menahan tawanya menyembur keluar.      

"Ohh, jadi tipenya yang berdada minimalis sepertimu? Begitu?" Andrea masih memaksakan senyumnya tampil meski mungkin di dahinya sudah nampak persimpangan merah besar berkedut-kedut bagai di anime.     

"Hm?" Serafima segera saja menatap dadanya dan malah meremas sendiri keduanya dengan sikap santai. "Apakah yang begini minimalis?"     

"Arrghh, bocah ini!" Revka tak tahan dan menyeret sepupunya menjauh dari Andrea. "Kau ini kapan bisa menjaga mulut, hah? Tak bisakah kau pasang saringan di sana?" Dia juga ikut tersinggung dengan ucapan sembrono Serafima mengenai dada melon tadi.      

"Aku kan hanya mengulang apa yang diucapkan Dante dulunya. Dante, jangan katakan kau tak pernah mengatakan itu. Atau ... kau sekarang berubah tipe ideal?" Serafima tanpa dosa menyeru ke Dante yang berkeringat dingin.      

"Y-Ya! Aku sudah ganti tipe! Aku sekarang suka sekali yang begini, dan hanya ini saja yang aku sukai! Tidak ada yang lainnya!" Dante merengkuh bahu istrinya, berharap tidak mendapatkan hukuman macam apapun dari Andrea, terutama yang berkaitan dengan duri sepanjang 30 cm.     

Tanpa sadar satu tangan Dante mengusap pantatnya, memastikan di sana tidak ada duri tertancap. Jakunnya naik turun.      

"Tsk! Ya sudah kalau memang sudah berganti tipe, tidak apa-apa, kok! Nanti aku sampaikan pada fans-fansmu di Antediluvian agar mereka tak perlu lagi menaruh harap padamu." Tangan Serafima membentuk gestur yang menandakan "oke" ke Dante.      

Andrea menoleh ke Dante sambil mengulum senyum.      

Lekas saja Dante berkata, "Sungguh, sejak aku mengenalmu, aku hanya memiliki 1 tipe saja, yaitu tipe Andrea." Kemudian dia buru-buru mengecup pipi istrinya.      

"Hm, not bad, lah!" Andrea mengangguk-angguk kecil.      

"Jadi ... dia istri Dante. Apakah mereka sudah memiliki anak?" tanya Serafima kepada Revka di sebelahnya.      

Telunjuk Revka mengarah ke Jovano. "Itu anak sulung mereka, seumuran Zevo-ku."     

Melihat Jovano ditunjuk Revka, Serafima pun melesat dan menghampiri Jovano, melakukan scanning lagi pada pemuda itu. "Hm, aku seperti mencium ... bau unik padamu."     

Jovano balas tatapan lekat Serafima dan tersenyum kecil. "Yang pasti bukan bau busuk, kan?"     

"Hm, semoga tidak. Ini ... bau ... yang tidak biasa. Seperti bau angel tapi bukan angel, dan samar-samar ada bau ... ahh, entahlah! Aku tidak bisa menjabarkannya melalui kata-kata." Serafima menggeleng dan kembali ke sisi Revka.      

"Sepertinya aku ingin berpenampilan seperti dia saja!" Vargana yang memuja Lara Croft pun mulai melakukan sihir pada dirinya dan mengganti penampilannya mirip seperti pujaannya.     

Pangeran Abvru di sisinya hanya bisa menatap bingung. Tadinya sang istri memakai pakaian ksatria wanita, kini diubah menjadi hampir seperti Serafima, bercelana kulit ketat dengan sepatu bot setinggi di bawah lutut persis, lalu kemeja putih pas badan dengan dihiasi belt untuk wadah senjata api.      

"Bagaimana? Aku keren, kan? Pasti lebih keren dari yang sebelumnya." Vargana bangga pada penampilannya sendiri.      

Suaminya mengerutkan kening. "Memangnya kau punya senjata api?" Ia masih tak yakin dengan ikat pinggang untuk wadah pistol di bahu dan pinggang Vargana.      

"Tentu saja!" Vargana memunculkan 4 senjata api dari cincin ruangnya. "Koleksiku ini keren, ya kan?" Ia pun memasukkan pistol-pistol tadi ke masing-masing lubang senjata pada belt-nya.      

"Woahh! Kau juga bisa keren!" Serafima berkata takjub pada Vargana. Mendadak, mereka langsung cocok satu sama lain.      

"Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang!" Andrea berseru.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.