Devil's Fruit (21+)

Peperangan Dimulai



Peperangan Dimulai

1Fruit 1188: Peperangan Dimulai     
0

"Serbu!!!" Teriakan kembali bergema dari pihak Ivy disertai melesatnya para vampir iblis dan makhluk asap hitam.      

Seluruh kelompok Blanche langsung bersiaga dengan serbuan musuh. Beberapa dari mereka tidak ingin bersikap pasif begitu saja dan lekas menghambur menyambut musuh bagai tidak sabar untuk membinasakan siapapun di hadapannya.      

"Kalian semua harus mati!" teriak Vargana ketika dia menerjang maju ke musuh. Kekuatan elemen angin menderu-deru di belakangnya membentuk bagaikan kincir angin raksasa yang bergolak.      

Beberapa vampir iblis yang menetapkan Vargana sebagai lawan mereka segera mengerahkan kekuatan terbaik mereka, gabungan dari kekuatan iblis dan juga kecepatan vampir.      

Ketika mereka hendak mencapai ke Vargana, berharap gadis itu tidak sekuat penampilannya karena masih tergolong sangat muda, ternyata itu dibuktikan sebaliknya oleh Vargana.      

Dua tangan Vargana bergerak sehingga pusaran kincir angin di belakangnya pun tiba-tiba berubah bagaikan belati. Ini adalah kekuatan baru Vargana, belati angin. Dari kincir besar itu, keluarlah belati angin menyerbu ke para lawan di depannya.     

Wusshh! Zuurpp! Zuupphh!      

Semua belati angin itu menghujani beberapa vampir iblis yang meremehkan Vargana. Bahkan ada yang langsung merasakan kejamnya pusaran angin yang melingkupi tubuh mereka dan mencabik-cabik tubuh yang dikurung.      

Memang, jangan pernah meremehkan musuh, meski apapun tampilannya. Muda bukan berarti lemah. Muda bukan berarti tanpa ketangguhan. Apalagi darah centaur ganas yang diwarisi Vargana dari ibunya, mana mungkin dia lemah dibandingkan iblis biasa?     

Di dekat Vargana, Voindra sedang berjuang menghadapi lawannya sendiri. Ia dikepung sekaligus oleh belasan vampir iblis. Lagi-lagi musuh meremehkan Voindra hanya karena gadis itu terlihat mungil dan tak berbahaya.      

Namun, jangan salahkan apabila kini mereka yang meremehkan Voindra telah dikurung menggunakan kristal yang diciptakan Voindra dan kemudian tubuh di dalam kristal itu makin dihimpit kristal yang mengecil dan mengecil hingga akhirnya menggencet mereka tanpa ampun menjadi bubur daging.     

Saat kristal diledakkan, cipratan darah hitam dan remah kecil-kecil daging mereka berhamburan. Manusia biasa pasti akan muntah karena jijik.     

Namun, Voindra malah terkekeh senang. Ia langsung melirik ke kakak iparnya, Pangeran Abvru yang mengajari teknik tersebut karena keduanya sama-sama memiliki kekuatan elemen kristal.      

"Bagus, Adik Ipar!" seru Pangeran Abvru sambil dia melawan vampir iblis yang mengepung dia. Belasan kristal terbentuk dan mengurung musuh-musuhnya tanpa mereka sempat menghindar dari perangkap tersebut dan melonjak di udara sebelum dijadikan bubur daging.      

Sementara itu, Pangeran Zaghar membawa cahaya kemerahan dari kekuatan elemen lava miliknya di kedua tangan saat dia seperti ksatria mengamuk yang menggerakkan cairan lava panas itu untuk membentuk tali besar yang mengikat lawan-lawan di depannya.      

"Arrghh! Panas!"     

"Arrghhh! Ini sakit! Sakit!"      

Vampir iblis meraung ketika tali lava itu menggenggam tubuh mereka dan kemudian melelehkan menjadi bubur dalam sekejap saja.      

"Jangan salahkan aku kalau kejam begini pada kalian!" seru Pangeran Zaghar sembari dia melecutkan tali-tali lava merahnya ke vampir iblis terdekat. "Aku ingin melihat, seberapa sanggup kalian menerima hukuman karena berkhianat dari bangsa iblis dan menjadi budak vampir!"     

Crrsshh! Cssshhh!      

Bunyi lelehan daging vampir iblis pun terdengar disertai aroma daging terbakar sampai leleh jadi bubur yang akhirnya menjadi final bagi mereka yang berani melawan Pangeran Zaghar.      

Tak jauh dari Pangeran Zaghar, Shona menyemburkan air dari mulutnya yang segera saja itu berubah menjadi belati es dan tentu saja tidak akan ada yang berharap ingin ditembus belati tersebut.      

Sekali mereka bisa ditembus belati itu, maka tubuh mereka akan membeku dari dalam menjadi patung es dan akhirnya akan meledak menjadi serpihan kecil es. Metode yang kejam sekaligus anggun, sangat sesuai dengan imej Shona.      

Revka menatap putrinya dan senang bahwa Shona kini telah berhasil membangkitkan kekuatan elemen lanjutan, yaitu es. Ini membuktikan bahwa sang putri tidak mengecewakan dalam melatih kekuatan elemennya.      

Sementara putrinya sedang menampilkan keindahan sekaligus keganasan kekuatan esnya, Revka menggunakan elemen air dia untuk bertarung.     

Tadinya, dia memiliki kekuatan cukup besar sebagai Nephilim, namun semenjak kekuatan itu dilucuti oleh tetua Angel, dia hanya bisa puas dengan sisa kekuatan elemen air yang dia miliki dan suaminya menyuntikkan energi iblis padanya agar menguatkan kekuatan air miliknya.      

Di tempat lain, Zevo sudah bertarung berdekatan dengan istrinya karena dia masih saja mengkhawatirkan kalau-kalau Kuro bertingkah sembrono. Dia terlupa bahwa Kuro sudah terbiasa bertarung bahkan sebelum Zevo lahir.      

Zevo dengan bangga menggunakan golok hitamnya yang terlihat megah sekaligus mengintimidasi lawan di depannya. Dengan ayunan saja, maka ada beberapa tubuh lawan terbelah seketika.      

Meski para vampir iblis itu cepat dalam pergerakan, namun kelompok Andrea juga tidak bisa diremehkan dalam aspek tersebut. Mereka sudah menempa dirinya dan menyesuaikan gerakan mereka dengan cara vampir.     

Mengakui bahwa goloknya yang gagah dan ganas, Zevo membantai banyak vampir iblis di dekatnya, tidak ingin menyisakan sedikitpun pada rekannya. "Sayank, serahkan saja padaku!" teriaknya ke Kuro yang sedang melelehkan lawan menggunakan kabut korosifnya.      

"Tidak mau! Enak saja! Ini bagianku! Sana kau cari bagianmu sendiri!" Kuro membalas teriakan suaminya seakan mereka sedang berebut kue saja.      

Shiro di dekat keduanya tak bisa berkomentar selain helaan napas terdengar lirih dari mulutnya. Dia merasa beruntung dirinya tidak seperti Kuro, bahwa dia bisa bersikap dewasa dan pantas.      

Selain bertempur, mata Shiro terus mengawasi Kiran yang bertarung di dekatnya. Dia harus memastikan gadis remaja itu baik-baik saja. Meski ada Kenzo yang juga mengawasi Kiran, namun tak ada salahnya dia juga ikut mewaspadai segala kemungkinan.      

"Sepertinya kau salah satu dari pemimpin mereka." Salah satu vampir iblis yang berpenampilan kuat dan tinggi besar berhadapan dengan Kenzo. Tatapan bermusuhan segera menguar dari matanya yang besar dan merah.      

"Kau banyak omong kosong! Budak vampir!" Kenzo melesat terlebih dahulu dan memunculkan pedang iblis miliknya. Pedang itu bisa mengeluarkan api hitam mengerikan yang segera dihindari vampir iblis tadi.      

"Sepertinya kau bukan lawan yang mudah dihadapi." Vampir iblis itu berusaha menganalisa kekuatan Kenzo.      

"BACOT!" seru Kenzo keras-keras sambil menerjang maju lagi sambil mengibaskan pedangnya untuk menebas vampir iblis tinggi besar di depannya.      

Jovano lebih bisa santai menghadapi lawannya. Dia cukup mengandalkan kekuatan mengerikan dari kedua telapak tangannya saja dan banyak vampir iblis yang bergelimpangan dengan tubuh tak utuh lagi.      

Setelah mengurus puluhan vampir iblis, Jovano mulai menargetkan serangannya ke kumpulan makhluk asap hitam. Ia mengambil sesuatu dari cincin ruangnya. Itu adalah jimat yang dulunya pernah dibuat oleh ibunya untuk para makhluk asap hitam.     

Sungguh beruntung dia masih memiliki beberapa dari mereka dan menyimpan di cincin ruang.      

"Sial! Harusnya aku masih menyimpan kertas jimat itu!" teriak Andrea ketika dia melihat putranya menggunakan jimat untuk menghadapi makhluk asap hitam. Ia menyesali membakar jimat-jimat itu karena mengira sudah tidak akan lagi menemui makhluk asap hitam sebagai lawan.     

Ternyata, pemikirannya keliru dan Andrea hanya bisa menggigit gerahamnya dalam penyesalan dan melanjutkan pembasmian dia pada puluhan vampir iblis bagiannya.      

Sementara medan perang ricuh dengan teriakan dan jeritan bagi yang terluka dan sekarat, Ivy duduk angkuh di atas punggung Sabrina dengan 4 punggawa terkuatnya. Tak jauh darinya, melayang sosok hitam yang diyakini Andrea sebagai dalang dari makhluk asap hitam.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.