Devil's Fruit (21+)

Alasan Pemberian Jimat



Alasan Pemberian Jimat

0Fruit 1088: Alasan Pemberian Jimat     
3

Setelah semua siswa Adora di aula mendapatkan omamori buatan Andrea pribadi, maka dia mempersilahkan para siswa untuk kembali ke kelas masing-masing.      

"Selanjutnya, tolong para staf dan pengajar yang hadir untuk datang ke aula juga." Andrea kini hendak 'mengurus' para staf dan pengajar Adora.      

Mereka lekas berkumpul di aula seperti yang diperintahkan oleh Andrea dan berdiri berjejer rapi.      

"Tutup mata kalian!" seru Andrea memberikan titah absolut. Segera saja mereka menutup mata. "Jangan buka kalau tidak aku suruh!" Dan seperti yang terjadi pada para siswa, Andrea menggunakan tenaga mossa dia untuk menggerakkan kertas jimat warna biru agar menempel pada semua yang ada di aula.     

Kertas jimat warna biru itu segera merasuk masuk ke tubuh masing-masing orang. Beberapa staf pengajar Adora yang merupakan keturunan iblis hanya mengernyitkan kening mereka, jelas mereka merasakan sesuatu memasuki tubuh mereka, tapi karena mereka percaya pada Andrea, mereka diam saja.     

Sedangkan staf pengajar yang benar-benar manusia biasa, mereka sama sekali tidak mengetahui bahwa di dalam tubuh mereka kini bersemanyam kertas jimat dari Andrea.      

"Oke, buka mata kalian." Andrea memerintah dengan nada biasa, tidak berteriak seperti tadi. Dan lagi-lagi ada beberapa omamori di atas meja yang telah dipersiapkan oleh sang Cambion saat mereka menutup mata. "Silahkan pilih, dan kuharap ini tidak pernah jauh dari kalian, meski kalian di kamar mandi sekalipun, tetap dekatkan meski harus selalu kering, yah!"      

Bagi orang Jepang, mereka sudah familier dengan omamori. Ada yang menjadikan itu sebagai kalung, ada yang menaruhnya di tas yang biasa mereka pakai, ada juga yang menyimpannya di dompet.      

Omamori buatan Andrea memiliki tujuan khusus, melebihi omamori yang biasa dijual di kuil-kuil Shinto atau Buddha.     

Ketika para staf dan pengajar Adora sudah selesai memilih omamori mereka, Andrea mempersilahkan mereka kembali ke ruang masing-masing sesuai tugas mereka. Lenn dan Zuho tetap tinggal di aula itu menunggu sampai rekan-rekan mereka pergi dari sana.      

"Andrea-san, sebenarnya apa tadi yang kau masukkan ke tubuh kami?" tanya Zuho yang merupakan seorang iblis yang dipekerjakan oleh Andrea untuk divisi seiyuu.      

Seringaian muncul di wajah cantik Andrea, dan dia malah balik bertanya, "Kira-kira untuk apa, coba?"     

"Tsk! Nyonya, kau ini sepertinya sedang iseng pada kami, yah?" Lenn menyahut akan ucapan bosnya. Dia juga keturunan iblis yang dipekerjakan di divisi dance.     

"Fu hu hu hu ..." Andrea malah terkikik sambil satu telapak tangan menutupi mulutnya, bersikap sok misterius. "Begitukah yang kamu kira, Lenn? Ohh, mana 80? Aku jarang melihatnya." Ia menanyakan pengajar dance bernama unik 80-35 atau Eiji Sango.      

"80 sudah beberapa hari ini memang tidak datang ke Adora, katanya ras dia sedang kisruh perang internal. Dia harus membantu di Underworld." Lenn menjawab.      

"Hm, perang internal, yah?" Andrea jadi teringat dengan peperangan ras Lust belum lama ini. "Oke, kalau nanti dia sudah kembali, suruh dia mencari aku."     

"Andrea-san, kau belum beritahu kami mengenai tujuanmu memasukkan kertas jimat ke tubuh kami." Fumiaki Zuho belum ingin berhenti menanyakan itu. Sepertinya pria iblis itu belum tentram kalau belum mendapatkan jawaban dari Andrea.      

"Tsk! Zuho, kupikir kau ini cerdas," ledek Lenn.     

"Maksudmu?" Zuho terpancing kesal atas ledekan Lenn.      

"Apa kau menutup mata pada banyaknya kekacauan belakangan ini dengan banyaknya makhluk hitam yang merasuki orang-orang?" Lenn berucap tak sabar kepada rekan kerjanya, Fumiaki Zuho.      

"Sialan kau Lenn, tentu saja aku tidak buta, yah! Aku sudah melihat beberapa manusia yang dirasuki makhluk hitam itu." Fumiaki Zuho memandang kesal ke Lenn.      

"Ehem!" Andrea berdehem untuk melerai mereka. "Nah, seperti yang Lenn katakan tadi, bahwa jimat yang aku kasi ke kalian memang berhubungan dengan bencana supernatural yang akhir-akhir ini terjadi. Jimat yang aku masukkan ke tubuh kalian bisa membuat kalian tidak bisa dirasuki makhluk asap hitam, sedangkan omamori tadi ... itu sebenarnya jimat api hitam."     

"Apa?! Jimat api hitam?!" Segera saja, Lenn dan Fumiaki Zuho berteriak dan lekas mengeluarkan kantung kain omamori dari dalam saku mereka, melemparkannya ke meja dengan mimik ketakutan.     

"Aha ha ha ha!" Andrea malah tertawa. "Kalian ini sangat takut sekali pada api hitam, yah?" goda Andrea. "Hm, gak heran sih karena kalian ini kan iblis, yah! Tentu aja panik kalo liat api hitam, hi hi hi!"      

"Nyonya! Jangan main-main dengan api hitam!" Lenn berkata penuh keluhan.      

"Andrea-san, apa kau ingin kami terbakar gosong?" Fumiaki Zuho juga ikut mengerang penuh keluhan seperti Lenn.      

"Hi hi hi ... kok kalian gak percaya ma aku, sih?" Andrea akhirnya memakai bahasa santai dia pada dua orang di depannya. Ia yakin sebagai iblis, mereka paham berbagai macam bahasa apapun di dunia ini. "Yang di dalam omamori itu emang api hitam yang aku tuang di jimatnya, tapi itu gak akan bikin gosong kalian sebagai pemakainya. Dengan kalian mengakui jimat itu milik kalian, maka dia kagak akan celakai kalian sebagai pemilik."     

Lenn dan Fumiaki Zuho seketika menghela napas lega mendengar penjelasan Andrea. Hampir saja jantung mereka loncat dari dada saat mengetahui isi dari dompet kain omamori adalah api hitam yang dijadikan mantra jimat.      

"Lalu ... kenapa kau membagikan omamori api hitam pada kami, Nyonya?" Lenn bertanya, sama sekali tidak memiliki dugaan apapun.      

"Itu untuk menangkal kalian dari gigitan vampir." Andrea mengerling jenaka ke dua orang itu.      

"Va-vampir?!" Dua pria iblis itu hampir menyalak bersamaan.      

Andrea mengangguk. "Kalian kira hanya bencana dari makhluk asap hitam aja yang ganggu kita? Ada juga ras baru vampir yang mencoba bangkit dan lagi merekrut anggota." Ia tidak memberitahukan pada mereka bahwa pemimpin ras vampir era baru itu adalah putrinya sendiri, Ivy.      

"Ohh, jadi sekarang ras vampir bangkit lagi, yah! Karena yang aku dengar ras mereka sudah Nyonya basmi beberapa tahun lalu, ya kan?" Lenn teringat mengenai cerita epik itu dari rekan pengajar lainnya yang sama-sama berbangsa iblis.      

"Ya, namanya sesuatu itu tidak bisa langsung musnah semuanya. Pasti akan ada sisa-sisa dan cikal bakal barunya." Andrea mengulum senyumnya dan kembali bicara, "Pokoknya, kalian sebagai ras iblis pun tidak akan lolos dari serangan vampir generasi baru kalau kalian lengah. Makanya aku bikin jimat api hitam, karena vampir juga takut api hitam, ya kan?"     

Kini masuk akal kenapa Andrea mengumpulkan banyak orang di aula untuk diberikan jimat biru yang dimasukkan ke tubuh agar tidak bisa dirasuki makhluk asap hitam, dan jimat api hitam dalam kantung kain omamori agar mereka tidak bisa didekati oleh vampir yang hendak menggigit mereka.     

Rupanya, Andrea selama berada di Cosmo, dia juga membuat jimat-jimat itu sebelum dia akhirnya keluar untuk yang terakhir kali. Dia sudah memikirkan bagaimana agar para manusia tidak bisa dirasuki lagi oleh makhluk asap hitam. Dan mengenai jimat api hitam itu juga hasil dari olah pikir dia sendiri agar mengurangi wabah vampir di Jepang, terutama di Tokyo.      

"Kalian tolong beritahu ke resepsionis, agar para siswa yang nanti sore atau malam datang ke sini, harus buruan datang ke kantorku." Andrea berpesan pada Lenn dan Fumiaki Zuho sebelum kedua pria iblis itu kembali ke ruang mereka masing-masing.     

Sang Cambion hendak memberikan dua jimat pada seluruh siswa Adora agar dia tidak lagi khawatir pada keselamatan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.