Devil's Fruit (21+)

Makhluk Asap Hitam Merajalela



Makhluk Asap Hitam Merajalela

1Fruit 1020: Makhluk Asap Hitam Merajalela     4

Tak berapa lama kemudian, tim Andrea keluar dari alam pribadi Jovano. Mereka tiba di mansion si Putri Cambion.      

"Guys, jadi begini ..." Andrea hendak mengatakan sesuatu pada mereka sebelum mereka pergi sendiri-sendiri. "... kayaknya para makhluk asap ini kembali mengusik manusia, deh. Aku minta ke kalian, kalo kalian ketemu yang kayak gitu en udah masuk ke badan manusia, tangkap tanpa dibunuh, yak! Nanti aku bantu lenyapin mereka."      

"Mengerti, Ma."      

"Oke, Mom."      

"Jangan khawatir, Aunty."      

"Aku akan mengingat pesan Anda, Tuan Putri."      

"Iya, sayank."      

Mereka menjawab perkataan Andrea dan sepakat dengan keinginan putri Cambion.      

"Apakah kita juga harus kasi mereka iming-iming buah energi roh biar mereka keluar dari tubuh manusia?" tanya Vargana ke Andrea.      

"Yah, kalo kalian bisa bernegosiasi pake buah energi roh, gak apa, sih. Tapi kalo bisa yah setelah mereka ambil buah energi roh, ledakin mereka kalau kalian punya api ungu emas atau mungkin jenis api hitam level tinggi juga bisa, sih!" Andrea berkata.      

"Aku baru aja dapat informasi dari Zevo, Mom. Dia baru dikasi tau bokapnya." Jovano berkata, menginterupsi pembicaraan antara ibunya dengan Vargana.      

"Apa itu, Jo?" Andrea menatap putranya penuh rasa ingin tahu.      

"Zevo dikasi tau bokapnya kalau manusia yang udah pernah disusupi makhluk asap itu, kagak bakal bisa disusupi lagi." Jovano menyampaikan. Rupanya dia baru saja mendapatkan kabar dari Zevo melalui anting komunikasi di telinganya.      

Mata Andrea bersinar disertai wajah gembira dia dan menyahut, "Ohh, kalo gitu, bagus banget, dah! Ini bagus banget! Kita jadi gak repot kalo bener gitu." Andrea terlihat lega sekaligus senang.      

Apabila makhluk asap hitam itu hanya bisa memasuki tubuh manusia sekali saja, maka hanya butuh bujukan pada makhluk itu agar keluar dari badan manusia untuk dilenyapkan. Andaikan tidak bisa dilenyapkan pun ketika sudah keluar dari manusia, mereka tidak akan bisa masuk lagi di tubuh yang sama.      

"Ohh, dan itu berlaku untuk semuanya." Jovano menyambung sembari tangannya menekan anting komunikasi dia pertanda dia masih berkomunikasi dengan putra sulung Pangeran Djanh. "Zevo bilang, manusia yang udah pernah dimasuki makhluk itu, gak akan bisa dirasuki makhluk asap lainnya."      

"Dari mana tuh si Djanh bisa ngerti ini itunya, yah!" Kening Andrea berkerut.      

"Mungkin mereka sudah mengadakan penelitian mengenai makhluk itu, sayank." Tuan Nephilim yang menjawab.      

"Hm, yah mungkin juga, sih!" Andrea mengangguk saja meski masih ingin tau lebih banyak mengenai makhluk itu. Hal ini karena serangan para makhluk asap hitam terus saja terjadi akhir-akhir ini.      

-0-0-0-0-     

Serangan makhluk asap hitam makin meningkat. Dalam seminggu, bisa hampir setiap hari ada berita yang menyatakan orang-orang menjadi aneh, bertingkah tidak sewajarnya, seperti kesurupan.      

Selain itu, ada juga yang bertingkah membahayakan orang lainnya. Polisi harus mengamankan orang-orang yang dinyatakan kesurupan dan mengumpulkan mereka dalam sebuah penjara tersendiri.      

Bagi yang hanya 'kesurupan' ringan, mereka hanya dibawa ke rumah sakit atau ke klinik orang pintar ala Jepang.      

Di kampus, Jovano didekati oleh Naru, teman masa SMA dia yang merupakan seorang onmyouji.      

"Jo, apakah kau sudah mengetahui fenomena kesurupan besar-besaran akhir-akhir ini?" tanya Naru pada Jovano ketika mereka duduk berdua saja di sudut kantin kampus.      

Jovano mengangguk. Dia berkata, "Sebelum ada serangan besar-besaran itu, aku dan keluargaku sudah beberapa kali bertemu makhluk itu."      

"Makhluk?" Naru mendelik kaget. "Jadi, dugaan tetua kami benar!" Itu adalah makhluk! Bukan hanya energi buruk!"      

Kepala Jovano mengangguk. "Itu memang berwujud makhluk asap warna hitam. Mereka licik dan manipulatif. Mungkin mereka punya level-level di golongan mereka."      

"Wow, level! Pantas saja ada yang hanya seperti orang kerasukan ringan, dan ada yang sampai dinyatakan berbahaya!" Naru jadi makin tertarik ingin tau tentang makhluk asap hitam.      

"Ya, kalau menilik dari apa yang dikatakan di berita, aku jadi yakin mereka memiliki tingkatan level. Dan yang sering aku temui yang licik dan jahat. Sepertinya itu yang jenis berbahaya." Jovano benar-benar yakin akan apa yang dia duga ini.      

"Bagaimana caranya agar bisa menaklukkan mereka? Keluargaku pernah berhadapan dengan salah satu dari manusia yang dirasuki tapi kami malah hampir tak berdaya karena mereka menggunakan tubuh manusia. Kami tak bisa bertindak sembrono, kan!" Naru menghela napas teringat keluarganya kerepotan saat berhadapan dengan manusia yang telah dirasuki makhluk asap hitam.      

"Mereka ... Makhluk asap hitam itu, hanya bisa diperdaya pakai buah energi roh milik bangsa iblis. Mereka sangat tergila-gila dengan buah itu. Dan dengan sedikit trik menggunakan buah energi roh, kami bisa melenyapkan mereka." Lalu Jovano pun tidak segan-segan membeberkan apa saja informasi mengenai makhluk itu.     

Naru mendengar semua penjelasan Jovano sambil mulutnya ternganga, tidak mempercayai apa yang dia dengar.      

Buah energi roh? Bagaimana mungkin keluarga Naru bisa mendapatkan buah macam itu? Apalagi itu disebutkan adalah buah dari dunia iblis.      

"Apa-apakah aku boleh lihat seperti apa wujud buah energi roh?" Naru bertanya penuh harap.      

Jovano mengangguk dan dia pelan-pelan mengeluarkan buah itu di telapak tangannya. Dari tangan si pangeran muda muncullah buah warna merah keemasan sebesar jeruk Bali.      

Naru terpana ketika Jovano bisa dengan entengnya mengeluarkan sesuatu di tangannya bagai sedang melakukan trik sulap. Apalagi ketika dia menatap buah energi roh itu. Lagi-lagi mulutnya ternganga takjub. "Bu-buahnya indah!" Naru berbicara jujur.      

"He he, ini biasa kami makan kalau tenaga kami menipis ketika sedang berperang atau berlatih." Jovano terkekeh sambil mengawasi keadaan sekitar, berharap tidak ada siapapun di kantin itu yang melihat perbuatannya.      

"Jo, bagaimana kau bisa mengeluarkan buah sebesar ini seperti sulap?" Naru heran serta penasaran.      

"Ohh, karena aku punya yang namanya cincin ruang." Jovano tidak menutupi.      

"Cincin ruang?" Naru makin ingin tau. Kenapa ada benda-benda hebat yang dimiliki bangsa iblis?      

"Ya, ini seperti alat penyimpanan. Ada yang berbentuk cincin seperti yang aku pakai ini," ucapnya sembari memperlihatkan cincin biru tua yang melingkari jari tengahnya. "dan ada pula yang berbentuk kantong kain, bentuk tas cangklong, bentuk saku. Tapi yang paling umum sih berbentuk cincin karena lebih mudah dibawa kemana sa-"      

"Awwrrghhh!" Tiba-tiba dari arah luar kantin, ada seorang mahasiswa yang berlari cepat bagai kesetanan ke arah Jovano. Karena kantin yang ditempati Jovano berbentuk seperti pondok kayu tanpa ada dinding utuh, sehingga siapapun bisa melihat apa yang ada di pondok tersebut.      

"Awas!" Jovano berteriak dan dia menarik Naru agar terhindar dari terjangan mahasiswa itu.      

Bruakk!      

Bagian pembatas kayu pada area tempat Jovano tadi duduk dengan Naru sudah diterjang mahasiswa itu dan menyebabkan kehancuran di sana.      

Pemilik kantin sampai kaget luar biasa, mengira ada terjangan meteor di salah satu bagian kantinnya, bertanya-tanya apakah sungguh ada meteor jatuh? Kalau iya, lumayan sekali jika bisa dia jual sampai bermilyar-milyar Yen, betul kan?      

Sayangnya, itu tidak seperti yang diharapkan pemilik kantin. Bukannya meteor yang menabrak salah satu sisi pondoknya melainkan mahasiswa gendeng yang bertingkah aneh.      

Jovano dan Naru sudah menghindar dan mereka menatap heran mahasiswa itu.      

Naru berteriak, "Jo, matanya menghitam!"      

"Shit! Itu dia!" Jovano mengutuk kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.