Devil's Fruit (21+)

Kehidupan Kembali Tenang



Kehidupan Kembali Tenang

0Fruit 816: Kehidupan Kembali Tenang      4

"Menurut aku, jangan deh Mom. Biarkan craft itu dijual online shop punya Om Danang sendiri." Jovano yang masih ada di sana, memberikan opini dia.      

Andrea berpikir sejenak untuk merenungkan ucapan sang anak. Lalu, ia pun mengangguk-anggukkan kepalanya, menandakan dia setuju dengan pendapat sang putra sulung.      

Jovano benar juga, bahwa jika dia juga ikut menjual craft milik Danang, maka itu sama saja dia seperti bersaing dengan Danang, dan Andrea tidak ingin hubungan baik dia dan sang sahabat masa kecil akan buyar hanya karena online shop.      

Akhirnya, Andrea malah menambahkan barang dagangan dia di toko online dia, yaitu Orbtho Mango Moscato, produk mango wine andalan dari Restoran Schubert.      

Tidak hanya mango wine, tapi juga mango margarita, mango whiskey, mango Vodka, serta mango champagne. Semua merupakan minuman liquor (beralkohol) yang diberi campuran ekstrak buah mangga.      

Semua tadi memang produksi dari King Zardakh, oleh karena itu diberikan nama dagang Orbtho.     

Selain dari mangga, produk andalan dari minuman Schubert yang dicampur dengan liquor adalah buah stroberi, markisa, nangka, dan leci.      

"Yank, kamu gak ingin pajang juga coklat liquor Schubert?" Dante mengingatkan pada produk Orbtho Liquor Bonbon Choco.      

"Tapi aku belum tau gimana cara packaging coklat. Takut kalo lumer di perjalanan. Apalagi kalo luar negeri." Andrea menyahut.      

"Mommy pelajari, dong, gimana agar barang rentan seperti coklat bisa tetap keras dan kencang tidak lumer ketika perjalanan lama. Jangan nyerah gitu, dong Mom. Seperti bukan kau yang biasa ngotot ingin tau apapun." Jovano memberikan suntikan semangat dengan cara menyindir ibunya.      

"Beuh! Bocah ini! Ha ha, iya, iya, nanti Mama bakalan cari ilmunya!" Andrea sambil menjepit leher putra sulungnya di ketiak dia, namun dia malah hampir terbanting oleh Jovano.     

"Ha ha! Watch out, Mom!"      

"Bjir nih bocah! Gue hampir aja dihempas ke lantai!"      

Dante mendengus geli melihat itu.      

-0-0-0-0-      

"Andrea."      

Nyonya Cambion pun datang ketika namanya dipanggil sang suami. Kemudian dia duduk dan menghadap sebuah mangkok dengan isi hidangan berkuah.      

"Hati-hati, sayank, masih panas." Tuan Nephilim memberikan peringatan terlebih dahulu.      

"Kenapa tidak kamu dinginkan dulu agar lebih bersahabat dengan suhu lidah?" Andrea membungkuk untuk mencium aroma masakan di depannya.      

"Nanti kalau aku terlalu dingin memberikan itu padamu, rasanya tidak akan enak lagi." Dante memberikan alasan.      

"Oh, oke, oke, mister bucin sudah terbiasa ngeles ama apapun ucapan aku." Ia mengucapkan dengan bahasa Indonesia dan seperti biasa, akan ada banyak subtitle untuk semua penonton seluruh dunia.      

Itu memang sebuah konten akun Yutub mereka.      

"Ayo, yank, coba dan beri review jujur." Tuan Nephilim tidak sabar dan mengabaikan sindiran Andrea tadi.      

Andrea pun mulai meniup-niup sebentar kuah bening di depannya dan perlahan memasukkan itu ke mulutnya. "Hm! Soto Kudus?"      

Sang Nephilim mengangguk. "Bagaimana rasanya?" Ia menatap penuh harap pada istrinya yang kembali menyuapkan sesendok penuh soto Kudus tersebut.      

"Enak! Cocok banget untuk sarapan pagi aku, yank. Tapi ..." Andrea mengangguk beberapa kali dan menggantungkan kalimatnya.     

"Apa?" Dante terlihat berdebar-debar. "Tapi apa, yank?"      

"Satu yang kurang menurut aku."      

"Ayo, katakan apa itu, yank?"      

"Nasi." Andrea tersenyum simpul. "Sebagai orang Indonesia, orang Asia, nasi itu wajib, apalagi kalo untuk sarapan pagi."      

Dante tanpa ba-bi-bu segera menyodorkan sepiring nasi yang tidak terlalu banyak. "There you go."      

"Thanks, my dear mister bucin." Andrea menerima piring nasi tersebut dengan wajah senang.      

"You're so welcome, sweetheart." Dante membalas dengan senyuman kecilnya yang menawan.      

"Wait! Ada lagi yang kurang menurut aku."      

"Apa lagi, sweetie?"      

Andrea menjangkau sebuah toples di dekat dia dan mengeluarkan isinya. "Ini! Peyek kacang favorit!"      

"Astaga, aku pikir apa!"      

"He he ..." Kemudian, Andrea mulai makan dengan lahap.      

.     

.     

Siang harinya, Andrea kembali dipanggil Dante.      

"Sayank, aku buatkan makan siang spesial, kesukaan kamu." Tuan Nephilim berseru cukup keras sehingga Andrea akan bergegas datang.      

"Apa, sih?" Andrea datang dengan memakai kemeja kedodoran dan hotpants sambil ada kacamata bingkai hitam yang menampilkan seolah dia sedang sibuk membaca ketika dipanggil.      

"Honey, you look so sexy." Dante berbisik nakal di dekat telinga sang istri.      

Andrea lekas saja sodok pinggang suaminya menggunakan siku. Wajahnya merona. "Apaan, sih Dante. Gaje, deh!"      

"Oke, aku singkirkan dulu otak mesumku jika melihat kau berdandan seperti itu, dan coba review yang ini." Tuan Nephilim sodorkan sepiring hidangan dan tidak lupa ada sepiring nasi putih juga sebagai pelengkap.      

Andrea paling tidak bisa menghindar dari keagungan sang nasi dalam hidupnya.      

Dan ketika matanya menatap hidangan buatan sang suami, ia pun berseru senang. "Semur jengkol pedas!" Wajah sumringah dia sudah menandakan perasaan di hatinya.      

Tanpa ba-bi-bu lama, Andrea sudah asik dengan semur jengkol pedas dia. Sedangkan Dante lebih menikmati menyaksikan sang istri makan.      

"Humh! Enyaakk!" Andrea tanpa malu-malu berbicara sambil mengunyah. Belum lagi, dia memakai tangan telanjang untuk makan. Tak lupa satu kaki diangkat dan ditopang ke pahanya. "Makan makanan ini tuh enaknya duduknya gini. Berhubung ini di kursi tinggi, gak bisa duduk kayak di warung Indonesia, ha ha!"      

Yang dimaksudkan oleh Andrea adalah duduk satu kaki diangkat dan ditekuk untuk digunakan sebagai penopang tangan kirinya.      

Mister bucin tidak terlalu peduli dengan bagaimana cara makan Andrea ataupun bagaimana sikap sang Cambion saat makan.      

"Umh! Ini enak banget, anjir! Mantap pokoknya, dah!" Mimik wajah Andrea seakan sudah menjelaskan bagaimana rasa makanan buatan Dante tersebut.      

Di kolom komentar, segera saja muncul teman-teman sekolah Andrea dulunya.     

"Duh! Duh! Kamu kok beruntung banget, sih Ndre?! Dulu kamu peletnya pake Semar mesem apa jaran goyang?"      

"Kenapa sih Andrea melulu yang lucky? Lakik ganteng, hidup tajir, bisnis pada sukses, nih dimasakin mulu ma lakiknya! Dunia emang udah mulai gila, sekarang lakik yang demen masak untuk bininya!"      

Andrea tertawa terbahak-bahak membaca komentar teman dia barusan. Ia sama sekali tidak marah atau tersinggung, dan malah membuat dia makin bersemangat untuk menaikkan taraf iri mereka.     

Hari demi hari yang dilalui keluarga Andrea begitu terasa nyaman dan damai. Semua terasa menyenangkan dan penuh kondusif.      

Meski Ivy kembali ke sikap asal ketika Danang tidak ada, itu tidak terlalu mengganggu mereka.      

Jovano juga mulai menggeluti lagi seni penempaan senjata dia yang sudah beberapa tahun dia abaikan dulu.      

Sesekali dia akan masuk ke Alam Cosmo bersama dengan ibu dan ayahnya untuk belajar menempa dan membuat jimat serta mempelajari array.      

Meski Dante tidak turut belajar, namun dia senang mengamati keduanya saling berkutat dengan ilmu yang sedang mereka pelajari masing-masing.     

-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.