Devil's Fruit (21+)

Pesta Ulang Tahun Jovano



Pesta Ulang Tahun Jovano

2Fruit 818: Pesta Ulang Tahun Jovano      1

Tentu saja di ulang tahun Jovano, sepupu dia juga diundang. Seperti Vargana dan Voindra.      

Ivy juga boleh ikut bergabung. Gavin dan Kiran juga bergabung. Apalagi ketika Andrea mendatangkan Kevon dan Alyn. Semua remaja bersenang-senang di pesta musim panas tersebut.      

Yang agak berbeda kali ini, Ivy yang biasanya anti sosial, beberapa bulan belakangan ini lebih mau berbaur meski tetap dengan sikap dingin. Tapi setidaknya, dia sudah mau bergabung jika ada acara-acara di keluarga dia. Tidak seperti dulu yang harus dipaksa atau dibujuk dulu.      

Kini, Ivy dengan suka rela mau ikut acara apapun. Tapi, yah ... sikap dingin dan misterius dia masih tetap terlihat.      

Walaupun demikian, Andrea dan yang lainnya sangat lega akan perkembangan dari Ivy. Mereka berharap perkembangan itu akan terus dan terus meningkat nantinya hingga pada akhirnya, gadis cantik seperti boneka Jepang itu bisa lebih terbuka pada keluarganya.      

Perkembangan Ivy yang mencolok terutama pada kemodisan penampilan dia sekarang ini.      

Ivy semakin menggilai baju-baju ala cosplay dan juga baju bertema gothic. Ia menyukai warna hitam dan putih.      

Dan karena Ivy tidak bisa menggunakan kekuatan magis seperti anggota keluarga dia lainnya, dia pun belajar berdandan. Ia tak mau terus menerus meminta tolong pada sang ibu untuk menyulap penampilan dan dandanan dia seperti yang dia ingin tiru di majalah atau foto di Gugel.      

Oleh karena itu, meski usianya masih 11 tahun, Ivy mulai bisa berdandan menggunakan beberapa alat kosmetik. Itu juga dipicu dari para teman di sekolah dia yang terkadang ikut acara cosplay.      

Keimutan wajah Asia tentu tidak perlu diragukan untuk menjadi cosplayer. Apalagi wajah Asia Timur, sangat cocok jika didandani untuk cosplay.      

Sebenarnya Andrea kurang setuju jika Ivy berdandan bagai gadis dewasa di usia segitu. Namun, Dante menasehati Andrea agar jangan terlalu mengekang Ivy agar gadis cantik itu tidak lari dan introvert lagi.      

Mengikuti saran Dante, Andrea pun tidak lagi terusik jika sang putri sulung berdandan lengkap dengan bedak dasar, bulu mata, eyeliner dan lipstik tebal dalam beberapa acara.      

Seperti di acara ulang tahun Jovano, Ivy berdandan bagai cosplayer dan itu membuat banyak teman lelaki Jovano melolong terpesona.      

Gavin pun kesal dan hanya bisa menempeli Ivy saja agar menjaga tidak ada serigala berbulu domba yang hendak mendekat ke Ivy.      

Dan di pihak Ivy ... Dia merasa ada suatu kebanggaan dan kebahagiaan jika mengetahui ada lelaki yang terpikat padanya. Ia akan kerap melenggang dan melenggok di depan teman-teman sang kakak dengan wajah dingin seolah menimbulkan aura misterius yang menawan, khas banyak karakter perempuan muda di anime.      

Dan para lelaki semakin tergila-gila pada Ivy.      

Ini membuat Jovano kadang mengingatkan pada teman-temannya agar jangan mencoba berbuat macam-macam pada sang adik yang meski di usia 11 tahun, sudah bisa tampil memikat.      

Tapi Ivy menikmati kekaguman mereka. Bahkan dia memakai bikini hitam yang tak kalah seksi dengan teman perempuan kakaknya di sana.      

"Ivy, kau mau kuambilkan jus?" tanya Gavin setelah mengikuti Ivy kemanapun gadis itu melangkah, dan kini mereka duduk di kursi kolam renang.      

"Jus semangka." Ivy berkata dengan nada datar.      

"Oke, sip!" Gavin pun segera melesat mengambilkan jus semangka seperti yang dikehendaki gadis pujaannya.      

"Hi hi, lihat, kakakmu sudah seperti mister bucin!" Vargana dan para bocah Blanche lainnya berkumpul di sudut lain kolam sambil bergosip.      

Kiran yang diajak bicara Vargana hanya diam dan melihat ke arah Ivy duduk. Tanpa siapapun tau, sebenarnya Kiran juga mengagumi Ivy, sama seperti sang kakak, Gavin.      

Tapi tentu saja kekaguman Kiran pada Ivy murni kekaguman antara wanita saja. Kiran merupakan gadis yang cukup pemalu dan pendiam. Pesona Ivy akhir-akhir ini membuat Kiran diam-diam mengidolakan Ivy.      

Itu karena Kiran tau Ivy tadinya juga sosok pendiam dan tertutup seperti dirinya. Dan Kiran berharap, dengan dia mengagumi sosok Ivy, dia bisa terpacu untuk lebih melampaui sikap pemalu dia dengan Ivy sebagai panutan.      

Kiran ingin secantik Ivy. Kiran ingin sepercaya diri Ivy. Kiran ingin semempesona Ivy.      

"Hei, lihat, itu Ivy didekati cowok! Wah, tampan!" Kuro menunjuk ke arah Ivy sedang duduk santai sedangkan Gavin belum datang dengan jus semangkanya.      

"Hai, Ivy." Pemuda tampan bertampang Jepang itu mendekat ke Ivy dan menunduk sambil berkata, "boleh duduk di sini?"      

Ivy melirik pemuda itu yang sedang menunjuk bangku kolam di sebelahnya. Lalu ia pun kembali rebahkan kepalanya seperti sebelumnya sambil berkata, "Terserah."      

Mendengar jawaban dari Ivy yang sebenarnya datar dan harusnya terdengar menyebalkan, pemuda itu justru tersenyum senang dan dengan gembira mendekatkan bangku kosong itu ke sebelah Ivy.      

Ivy hanya melirik sekilas dan kembali pejamkan mata, tidak peduli lagi. Ia hanya ingin berjemur dan menampilkan pesona dia. Setampan apapun lelaki yang mendekati dia, dia tidak tergoyahkan. Dia memiliki standar tampan tersendiri.      

Ketika pemuda itu sudah duduk rebah di sebelah Ivy, pemuda itu mulai bertanya, "Ivy, apa kau suka anime?"      

"Umh." Jawaban yang diberikan Ivy begitu singkat dan berupa gumaman saja. Tapi di Jepang, jawaban seperti itu diartikan iya.      

Maka, pemuda itu bertanya lagi. "Kau suka datang ke acara anime seperti Comic Con atau misalkan Comiket?"      

"Umh."      

"Nipponbashi?"      

"Umh."      

"Wuaahh! Kapan-kapan kita harus datang bersama, yah! Kau mau kan, Ivy?"      

"Entah."      

"Nanti aku akan ijin pada kakakmu, jangan khawatir. Atau kita ajak juga kakakmu!"      

Ivy diam sejenak. Mungkin untuk berpikir dan mempertimbangkan. Kemudian dia menjawab, "Terserah." Sebagai gadis yang ingin tetap terkesan misterius, Ivy harus tidak langsung mengiyakan ajakan lelaki. Tapi berpura-pura mempertimbangkan dulu.      

Dia harus terlihat misterius meski bisa diajak, dan mudah diajak meski tetap misterius dan susah digapai. Seperti itu yang hendak dicapai Ivy untuk membangun imejnya.      

"Hei, hei, kenapa kau ada di sini?" Gavin sudah ada di depan Ivy, membawa dua gelas jus semangka dingin menyegarkan, dan kini marah karena ada pemuda lain di sebelah Ivy.      

Pemuda teman sekolah Jovano itu hanya acuh tak acuh angkat bahu dan menjawab, "Kenapa aku ada di sini? Tentu karena aku memiliki kaki. Apa lagi?"      

"Ohh, begitu." Gavin menyeringai. "Bagaimana jika aku patahkan kakimu? Apakah kira-kira kau masih bisa merangkak ke sini?"      

Para bocah Blanche yang melihat kejadian itu saling menahan napas. Dalam sepenalaran mereka semua yang paham kekuatan Gavin, pemuda itu meski jauh lebih tua dan lebih besar dari Gavin, namun pasti akan langsung pingsan jika dipukul oleh Gavin.      

Jangan remehkan Gavin hanya karena dia masih berumur 13 tahun. Dia seorang prajurit yang hebat di medan perang. Kemampuannya sudah teruji di alam Schnee, Kutub Selatan, dan di Transylvania.      

Apakah Gavin akan sungguh-sungguh mematahkan kaki pemuda itu?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.