Devil's Fruit (21+)

Obrolan Tentang Ayakashi



Obrolan Tentang Ayakashi

0Fruit 824: Obrolan Tentang Ayakashi     3

Sebenarnya, apa itu ayakashi yang diucapkan oleh Naru dan menjadi bahan pembicaraan mereka berlima saat ini?      

Ayakashi adalah nama kolektif untuk yokai yang biasanya muncul dari dalam air.      

Sedangkan yokai itu sendiri adalah penyebutan untuk hantu atau siluman.     

Ayakashi sering dikait-kaitkan dengan arwah pendendam dari orang-orang yang meninggal dan kebanyakan dari mereka akhirnya hidup dan menetap di air atau laut.      

Kemunculan ayakashi bisa menimbulkan bahaya bagi manusia yang masih hidup. Apalagi jika itu adalah jenis ayakashi jahat.      

Karena di kota Hakui terdapat pantai dan laut yang terbentang luas, maka tentu akan ada banyak mitos mengenai banyaknya ayakashi di sana. Namun karena namanya juga mitos, maka kebenaran dari cerita itu belumlah bisa diketahui dengan jelas.      

Namun, belakangan ini, ayakashi sering disamakan dengan yokai. Karena sama-sama disebut setan, makhluk astral, siluman, ataupun iblis.      

Jepang adalah negeri dengan banyak mitos mistis. Sama seperti di Indonesia. Dan sebenarnya, masih banyak masyarakatnya yang mempercayai mengenai keberadaan ayakashi atau yokai, terutama di daerah-daerah pelosok dan terpencil.      

"Eh, eh, bukannya ayakashi itu termasuk yokai juga?" Taka bertanya.     

"Setauku justru yokai dan ayakashi itu sama. Sebutan lainnya kan Mononoke, ya kan?" Ryu menyambung.     

"Juga Mamono, Ryu." Naru menambahkan.     

"Tapi aku jarang tau penyebutan Mamono," balas Ryu ke Naru.      

"Yah, semua tadi memang bisa dikatakan adalah nama lain dari yokai, sih. Dia bervariasi dari yang jahat, nakal suka mengganggu saja, atau yang bisa membawa keberuntungan." Sepertinya Naru adalah seorang expert mengenai yokai.     

Dex terkekeh. "Hantu bisa membawa keberuntungan? Yang benar saja! Yang ada malah mereka membuat takut kita, ya kan?" Sikap skeptis dia terhadap mitologi di Asia mengenai dunia mistik belum bisa menggoyang kepercayaan dia.      

"Ada kok, Dex ,contohnya Zashiki-Warazhi," ungkap Naru.      

"Ahh, ya benar! Zashiki dan Warazhi." Taka mengiyakan ucapan Naru.      

"Dan? Kau sebut itu dan? Bukankah yokai jenis itu hanya satu sosok saja?" Ryu mengerutkan keningnya.     

Taka pun segera beralih ke Naru untuk bertanya, "Naru, sebenarnya itu ada satu saja atau dua?"      

Naru menjawab bagai seorang ahli. "Zashiki-Warashi itu adalah dua yokai. Biasanya dua. Dan bentuk mereka seperti anak kecil perempuan yang senang bermain dan menggoda ala prank. Jika suatu rumah disambangi oleh Zashiki-Warashi, maka rumah itu akan dipenuhi keberuntungan dan kekayaan."      

"Wow! Bisakah mereka ditangkap dan disekap saja di rumah kita?" Dex seolah sedang meledek. "Lumayan, kan, jika kekayaan dan keberuntungan kita tak ada habis-habisnya jika menyekap mereka."      

"Jangan ngawur, Dex." Naru menatap tajam ke Dex yang seakan sedang mengolok mengenai mitos kepercayaan di Jepang. "Namanya yokai itu tidak bisa diperlakukan semudah yang kita bayangkan. Salah-salah malah akan membahayakan nyawa kita."      

Jovano melirik mereka di belakang melalui kaca spion tengah dan berkata, "Dex, jangan meremehkan hal-hal demikian. Kalau suatu hari kau ditemui salah satu dari yokai, bisa-bisa kau kencing berdiri, loh! Ha ha!"      

"Ha ha! Mungkin saja malah yokai yang akan mundur jika bertemu dengan Dex karena dia akan mengajak yokai itu untuk kolab dengannya tapi tidak dibayar." Taka berikan celetukan.      

Dex segera tatap kesal ke Taka. "Hei, bro, aku mencium bau aroma kekesalan darimu. Apa kau masih mempermasalahkan yang dulu aku tidak membayar kamu penuh sewaktu kolab?"      

"Wah ... Apa, nih? Apakah ada yang aku belum ketahui?" Ryu menoleh lagi ke belakang dengan wajah antusias serta penasaran.      

Maka Dex pun mulai menceritakan masalah yang sempat terjadi antara dia dan Taka di tahun pertama sekolah mereka.      

Keduanya berkolaborasi untuk akun Yutub mereka mengenai game dan Dex sebagai pihak yang mengajak pun bersedia membayar sejumlah uang ke Taka yang namanya sebagai yutuber gaming yang cukup terkenal di sekolah mereka. Masalah muncul ketika ternyata subscribers dari Dex yang juga akhirnya men-subscribe Taka dan Dex kesal mengenai itu.      

Dex jadi merasa seperti dia malah menyediakan panggung bagi Taka, padahal dia ingin Taka juga mempromosikan dia di akun media sosial Taka, namun tidak dilakukan ketika Dex hanya membayar setengah saja dari pernjanjian yang telah mereka buat.     

Memang saat ini masalah sudah selesai dan mereka tidak ribut lagi. Namun, ucapan dari Taka tadi seperti mengorek luka lama saja. Itu yang tidak disukai Dex.      

Sebelum terjadi keributan di dalam mobil, padahal perjalanan baru saja dimulai, maka Jovano pun harus segera bicara agar perjalanan panjang ini tidak menimbulkan situasi canggung. "Dex, lain kali, kau harus menepati janjimu dan katakan saja jika kau memiliki keinginan lain pada orang yang kau ajak kerjasama."      

"Oke, oke." Meski Dex terdengar belum terima, tapi jika Jovano sudah berucap, dia memilih untuk patuh saja. Ia menghormati Jovano.      

"Dan kau, Taka, tidak baik mengulik lagi permasalahan lama yang sudah usai dan sudah didamaikan. Not good, not wise, man." Nasehat Jovano pada Taka juga agaknya berefek karena Taka segera meminta maaf kepada Dex.      

"Wah, sayang sekali tidak jadi ada keributan." Ryu enteng berkata.      

"Ryu, jangan bandel." Jovano menegur pemuda di sebelahnya.      

"Siap, pak bos! He he ..." Ryu berlagak memberikan hormat pada Jovano.      

"Ini sudah sampai mana? Sepertinya sudah melewati Toshima." Naru membelokkan arah percakapan ke topik lain saja.      

"Ini memang sudah keluar dari kota Toshima dan masuk ke Itabashi." Jovano menyahut.      

"Wow. Jalur kota Itabashi padat juga, yah!" Ryu berujar.     

"Iya. Padahal ini sudah termasuk jalur cepat, kan?" Dex ikut bicara sambil menatap banyaknya kendaraan yang membaur di sekeliling mereka.      

"Mungkin karena ini sudah masuk ke libur musim panas." Taka menimpali.     

"Bisa jadi." Jovano harus pandai-pandai meliuk-liukkan mobilnya di antara banyak mobil lain di dekatnya.      

Jalurnya memang ramai saat ini. Entah apakah ini sudah biasa atau karena liburan musim panas.      

Hingga akhirnya mereka pun masuk ke kota Saitama.      

"Wow! Sudah sampai Saitama!" Ryu melihat suasana di luar jendela dia.      

"Jangan lupa masuk ke jalur rute Omiya, Jo." Naru masih mengingatkan.     

"Oke." Jovano mengiyakan.     

"Setelah ikut rute Omiya, ke baypass Shin-Omiya, lalu masuk ke rute Saitama Shintoshin." Naru masih menyambung.     

"Roger." Jovano menyahut santai. Dia padahal sudah mempelajari rute perjalanan ini selama berhari-hari dan telah menghafalnya. Meski begitu, dia tetap rendah hati dan mengiyakan arahan dari Naru agar tidak menyinggung perasaan Naru.     

"Hei, Naru, menurutmu ... apa yokai yang paling keren?" Ryu tiba-tiba mengembalikan topik pembicaraan ke sana lagi.      

"Yokai paling keren menurut aku?" Naru terdiam sejenak setelah mengatakan itu.      

"Ahh, gila kau, Ryu. Bisa-bisanya mengatakan keren ke yokai." Dex terkekeh menertawakan Ryu.      

"Loh! Yokai juga banyak yang keren, loh! Contohnya Kyuubi atau Tengu." Ryu tak mau kalah.      

"Apa tadi? Kyuubi? Tengu?" Dex tampak heran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.