Devil's Fruit (21+)

Mulai Perjalanan Pulang



Mulai Perjalanan Pulang

2Fruit 842: Mulai Perjalanan Pulang     4

"Tsk! Emangnya dia tuh punya berapa alam, sih? Aku musti minta lagi ke dia alam yang keren lainnya. Awas aja kalo dia berlagak pelit." Andrea menggumam keras.      

"Setahuku, baginda Raja memiliki 3 alam yang sudah aku lihat sendiri. Alam Schnee, Alam Magma, dan Alam Asri." Kenzo mengusap dagunya usai berpikir dan mengingat-ingat.      

"Alam Magma?" tanya Andrea.      

"Ya, baginda raja pernah mengeluarkan alam itu untuk membawa petinggi vampir untuk diinterogasi." Kenzo menjelaskan.      

"Tuh kan! Dia pasti punya banyak, tuh!" Andrea menepuk pahanya sendiri. Berbagai rencana untuk meminta salah satu alam ke ayahnya pun mulai dirancang di otak dia.      

"Mom, Mom itu sudah punya alam yang keren seperti Cosmo. Kali ini giliranku untuk punya alam juga, dong!" Jovano mengerang.      

Mereka mengobrol hingga 2 jam lebih dan mulai pamit pulang pada Jovano dan teman-temannya.      

"Tante, Om, terima kasih atas makanan dan minumannya!" serempak teman-teman Jovano ketika rombongan Andrea hendak masuk ke mobil.      

"Iya, santai saja, boys." Andrea tersenyum. "Kalau besok Tante ke sini lagi, Tante bawakan makanan lebih banyak lagi. Oh ya, parfaits-nya kalau masih sisa, jangan lupa taruh di kulkas, yah! Ada, kan? Kalau tidak ada, akan kami belikan sebentar."     

"Ada, kok Mom, jangan khawatir." Jovano acungkan jempolnya.      

"Oke, see ya, jaga diri kalian, yah boys! Jangan nakal!" Andrea melambai ke mereka di teras penginapan.      

Setelah itu, rombongan Andrea kembali menuju ke tempat yang agak sunyi. "Kayaknya di sini oke untuk teleportasi." Nyonya Cambion berkata. Namun, dia sempat mengundang lagi dua iblis bawahan Myren yang dia sewa sebelum melakukan teleportasi. "Jaga penginapan Jovano."     

"Baik, Tuan Putri." Dua iblis itupun mengangguk dan terbang ke penginapan Jovano. Mereka segera masuk ke pohon besar di depan penginapan dan satunya lagi masuk ke tanah untuk menjaga penginapan dari bawah karena Kyuubi Tobito tadinya berdiam di dalam tanah di bawah penginapan, makanya susah dideteksi Jovano.      

Di penginapan, sudah pasti Jovano bisa merasakan adanya iblis di dekatnya dan dia tau itu pasti suruhan ibunya lagi. Bahkan ini ada 2!     

Ketika dia membicarakan itu dengan Zevo, putra Pangeran Djanh itu berkata, "Sudahlah, biarkan saja mereka menjaga di sini. Asalkan tidak mengganggu kita, tidak apa-apa, kan? Pasti itu karena ibumu syok kau diserang Kyuubi."     

"Hm, okelah untuk kali ini. Emak-emak mungkin emang begitu, yah! Ha ha!" Jovano pun mulai mau memahami kekhawatiran sang ibu.     

"Lagi pula, kau dan aku justru bisa bersantai menikmati liburan ini, kan? Bukannya malah setiap malam berjaga melulu," imbuh Zevo.     

"Oke, oke, ha ha, aku akan menerima itu. Mungkin memang sesekali bersantai tidak buruk, ya kan?" Jovano tergelak dan membiarkan dua iblis menjaga penginapan dan sekitarnya.      

-0-0-0-0-     

Setelah itu, acara berlibur mereka jadi lebih menyenangkan dan benar-benar membuat Jovano santai bersama teman-temannya.      

Andrea dan rombongannya juga sempat datang lagi beberapa hari menjelang kepulangan para bocah itu ke Tokyo. Dan memang seperti janjinya, dia membawakan lebih banyak makanan dan berbagai minuman dingin dan es krim.     

Para bocah sangat girang dan kembali merasa bagai berpesta selama dua hari sampai semua makanan dari Andrea pun habis.     

Dan ketika kelompok para bocah remaja pria itu akan pulang, Jovano sempat menghentikan mobil di minimarket terdekat. Kemudian, dia dan Zevo berlagak hendak ke kamar mandi kecil untuk berkemih dulu sembari yang lain sedang belanja.      

Jovano dan Zevo berteleportasi ke penginapan dan mereka pun mengembalikan penginapan ke wujud sebenarnya, reruntuhan rumah.     

"Kalian, kembalilah." Jovano berkata ke dua iblis yang masih ada di sana.     

"Tidak, Tuan Muda. Kami akan tetap menyertai Tuan Muda hingga Tuan Muda kembali ke mansion." Salah satu iblis berkata.     

"Jika kami tidak menuntaskan tugas kami, kami justru akan menerima hukuman seperti iblis sebelumnya." Iblis satunya berkata.      

Jovano pun teringat akan iblis yang pernah dia suruh pulang ketika mereka di perjalanan ke Hakui. "Hm, baiklah kalau itu memang tugas yang diberikan pada kalian." Jovano tak bisa berdebat mengenai itu. Ia juga merasa tak enak hati pada iblis sebelumnya yang malah kena hukuman hanya karena menuruti dirinya.      

Mungkin lain kali dia akan lebih bijak lagi untuk menentukan sesuatu agar tidak merugikan pihak lain.      

Akhirnya, perjalanan pulang dilanjutkan dengan rute yang tidak sama seperti keberangkatan. Rute pulang nanti mereka akan melewati Kahoku, Nanto, Takayama, serta Kofu, sebelum akhirnya akan tiba di Roppongi. Tidak melalui Saitama lagi.      

"Perjalanan nanti akan lebih lama atau lebih cepat, Jo?" tanya Ryu yang masih setia duduk di kursi navigasi di sebelah Jovano.      

"Sepertinya akan lebih cepat, yah ... sekitar satu jam lebih cepat daripada berangkatnya, sih!" Jovano mulai menyetel map dia di dasbor mobil.     

"Kan biasanya begitu, Jo." Taka bicara dari jok belakang. "Yang biasanya sih, perjalanan pulang selalu terasa lebih cepat dari pada perjalanan berangkat."     

"Tapi ini rutenya memang benar-benar lebih singkat, Taka." Ryu menoleh ke Taka.      

"Kenapa rute berangkat kita tidak sama dengan rute pulang saja? Agar lebih cepat sampai, begitu." Taka mengernyitkan dahi.      

"Karena memang jalurnya kan beda, Taka. Sudah ditentukan oleh pihak berwenang, tak bisa seenaknya ambil rute atau nanti bisa kacau." Dex menimpali.      

"Iya, deh. Iya ..." Taka mengalah.      

"Ya, memang iya, kok!" Dex membalas.      

Jovano melirik dari kaca spion tengah dan berkata, "Sudah, dong. Sudah, jangan terlalu mesra begitu, ahh!"     

"Ihh, Jo!"     

"Euuwhh!"     

"Ha ha ha! Abisnya, kalian sudah mirip sepasang suami istri saja kalau ribut." Jovano tertawa. "Jadi, kalau aku dengar kalian masih pada ribut, maka aku akan menganggap kalian memang pantas sebagai suami dan istri, yah!"     

"No!"     

"Jo, it's disgusting!"     

"Ha ha ha! Kita lihat saja nanti."     

Setelah Jovano berkata demikian, terbukti itu manjur untuk meredakan pertengkaran tak penting antara Taka dan Dex. Ryu yang ada di sebelah Jovano hanya bisa menatap kagum akan cara Jovano menghentikan perdebatan konyol dia temannya di belakang.     

Sedangkan Naru, dia sedari tadi tetap diam tanpa berkata apa-apa. Naru masih terheran-heran sejak kemarin. Dia terkejut ketika bertemu dengan keluarga Jovano, karena dia mendapati di antara semua anggota keluarga Jovano, dia hanya menemukan 1 orang saja yang merupakan manusia murni, yaitu Shelly. Lainnya, dari sepengendusan Naru ... bukan beraroma manusia.     

Namun, meski tau itu, Naru tidak merasakan aura jahat dari keluarga Jovano, makanya dia tidak terlalu fokus ingin memusnahkan keluarga sang teman. Selama mereka baik, apapun ras dan jenisnya, Naru dan keluarga onmyouji-nya tidak akan meributkan mengenai itu.      

Naru hanya ... takjub dengan temuannya akan keluarga Jovano. Dia pun bertanya-tanya, jangan-jangan keluarga Zevo pun demikian.     

Ketika mobil kedua bocah tiba di terowongan daerah Matsumoto, Naru mengernyitkan dahinya. Jovano dan Zevo juga.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.