Devil's Fruit (21+)

2 Years Later



2 Years Later

2Fruit 844: 2 Years Later      3

The Hills, Roppongi, Japan.     

Pagi hari di mansion milik Andrea, sudah tentu akan ada banyak kegiatan dan aktivitas di sana dan sini. Semua orang menjadi sibuk. Apalagi jika ini adalah week day.      

Terdengar jeritan di sana sini pula dan sesekali ada teriakan mencari barang, menanyakan, dan tanpa boleh menggunakan kekuatan magis untuk itu.      

Ini adalah 2 tahun lebih semenjak liburan musim panas Jovano bersama teman-teman di ke Hakui, Ishikawa.      

Artinya, Jovano sudah berusia 19 tahun, sebentar lagi akan berulang tahun ke-20 dan dia sudah masuk universitas. Dia diterima di Aoyama Gakuin University (AGU), sebuah universitas swasta yang terbilang elit dan mahal, terletak di 4-Chome Shibuya.      

Jovano mengambil jurusan Sains dan Teknik. Tidak, itu bukan berupa 2 jurusan tapi 1 jurusan. Tadinya dia bimbang hendak mengambil jurusan sastra, psikologi, atau sains. Akhirnya dia putuskan untuk jurusan sains dan teknik.      

Sedangkan Ivy kini sudah masuk ke SMP Hiroo Gakuen Junior High school. Dia terlihat semakin cantik dan misterius dengan gaya dingin dia yang susah didekati. Hanya Jovano saja sang kakak yang bisa berkomunikasi dengan dia.     

Meskipun Ivy sudah diakui cantik, namun dia masih bisa geram jika ada orang yang membandingkan dia dengan ibunya, Andrea, yang awet muda dan masih sangat cantik. Apalagi jika dia mendengar orang memuji ibunya, dia bisa kesal seharian.      

Kedekatan Ivy pada Jovano kadang dinilai aneh dan tidak sewajarnya karena bocah itu terlalu menempel dan manja pada sang kakak.      

Sedangkan Zivena, dia baru saja merayakan hari ulang tahun dia yang ke-5 beberapa hari lalu. Tambah menggemaskan dan juga tambah bawel. Namun begitu, ia tetap sunshine girl.      

Zivena memang agak istimewa. Sejak dia bayi, dia sudah memiliki ability yang bisa dibilang unik. Dari setahun bisa jalan, dua tahun bisa bicara, tiga tahun bisa melukis, empat tahun bisa menyanyi bagai nyanyian malaikat, dan lima tahun kemarin, dia mengejutkan semua orang ketika dia memunculkan sepasang sayap kecil berwarna putih murni, bagai sayap burung yang indah.     

Sudah tentu kejutan itu sangat menggemparkan mansion. Bahkan King Zardakh yang dirumorkan sebagai musuh tersayang Zivena pun sampai melongo tidak bisa berkata-kata saking herannya. "Andrea, apa kau yakin kau melahirkan dia?"      

Andrea yang dibisiki ayahnya langsung kerutkan keningnya dan menampar lengan sang ayah. "Dikira aku mungut dia di antah berantah, gitu?" Ia mendelik ke King Zardakh.      

Tapi King Zardakh malah semakin serius bicara ke putrinya. "Nak, Ayah serius. Dia ... Anak bungsumu itu ..."      

Mau tak mau, Andrea ikut serius menatap ayahnya, bersiap mendengarkan.      

"... Dia berbau angel, Nak." King Zardakh sampai belalakkan mata saking membangun suasana takjub.      

Kerutan kening Andrea kian dalam ketika mendengar ucapan ayahnya. "Gimana maksud Babeh? Zivena bau Angel gimana, sih?"      

"Sayapnya. Sayapnya bau Angel sekali!" ulang King Zardakh dengan lebih jelas. "Dia seperti bukan cucu raja iblis!"      

"Beh, yang bener kalo ngucap, yak! Jangan ampe aku tabok Babeh ampe bisa mental ke planet Namec, loh!"      

"Csk! Kau ini!" King Zardakh berdecak kesal ke putrinya karena tidak mempercayai ucapan serius Beliau.      

"Yah, abisnya omongan Babeh aneh, sih!"      

"Lah, anakmu itu lebih aneh, Andrea!"      

Andrea memutar bola matanya. Ia hanya menganggap angin sepoi-sepoi saja ucapan ayahnya dan tidak lagi memikirkan itu.      

Untung saja Zivena bisa mengatur keluar masuknya sayap dia. Bahkan dia juga bisa menyembunyikan sayap sehingga tidak terlihat dan teraba oleh manusia.      

Dengan adanya sepasang sayap kecil itu, Zivena sebenarnya bagaikan malaikat mungil yang menggemaskan yang sering digambarkan di banyak gambar-gambar dan lukisan cupid. Hanya, Zivena tidak telanjang seperti cupid.     

Karena Zivena sudah berusia 5 tahun dan perayaan ulang tahun dia kemarin diadakan di Joglo Fiesta, bocah itu sudah bersekolah di bekas sekolah TK dua kakaknya, K-Space.      

Di sekolahnya, Zivena termasuk murid yang aktif dan mudah bergaul. Semua orang menyukai berada dekat dengan Zivena. Dia benar-benar sunshine girl. Meski kadang omelannya bisa membuat kita melongo.     

"Kak Ivy, kau harus memperhatikan sikap kamu, Kak. Kakak harusnya lebih berinteraksi dengan semua orang di mansion. Kami semua sangat ingin mengobrol dengan Kak Ivy."      

"Cerewet." Ivy hanya memberikan balasan ketus itu ketika suatu hari Zivena mencoba menasehatinya.      

"Kak Ivy, kenapa tidak ikut Mama belanja tadi? Padahal menyenangkan, loh! Tadi aku dan Mama menemukan boneka Lolita yang sangat cantik. Tapi ketika ingin membeli untuk Kak Ivy, Mama sempat bimbang, khawatir Kak Ivy tidak suka."      

"Bawel!" teriak Ivy di hari lain ketika Zivena mencoba berkomunikasi dengan dia.      

Zivena hanya bisa melompong menyaksikan sang kakak perempuan malah lari kabur ke kamarnya sendiri. "Padahal kan aku belum selesai cerita. Huff, Kak Ivy memang tidak sabaran." Ia mencoba berpikir positif akan sikap kakaknya.      

Dan ketika suatu hari Zivena berusaha menasehati kakak perempuannya karena sang kakak sudah sering memakai make-up tebal ala gothic girl, dia mendapatkan teriakan kesal dari Ivy. "Bisa tidak, sih, kau tidak menggangu aku?! Tidak usah mengurusi hidupku. Kau urusi saja hidupmu!" Dan Ivy masuk ke kamarnya sambil membanting pintu.     

Andrea yang mendapati kejadian itu, segera menggapai bungsunya. "Hayo, ngapain Kak Ivy, nih? Kok ampe kakakmu semarah itu?"      

"Mam, aku hanya mencoba menasehati Kak Ivy agar jangan selalu memakai make-up tebal!" Nada melengking Zivena terdengar lucu dan imut. "Aku kan sudah benar memberi tau Kak Ivy agar jangan seperti itu karena belum pantas untuk usia dia."      

Andrea terkekeh dan mengajak sang putri bungsu turun ke bawah untuk duduk di ruang tengah. "Zizi sayank, tidak semua orang bisa menerima kritik dan nasehat. Apalagi jika dikritik akan sesuatu yang dia sukai. Dan kau tau sendiri kan, kakakmu Ivy orangnya keras dan tidak suka diusik apa kesukaan dia."     

"Maksud dan tujuan aku kan baik, Mam." Zivena berkilah.     

Ibunya mengangguk. "Iya, Mama percaya kau memang bertujuan baik dan karena rasa sayang kamu ke kakakmu. Tapi, menasehati orang juga harus melihat bagaimana orang itu, sayank. Juga melihat situasi dan kondisi orangnya, siapa tau dia sedang kesal dengan hal lain atau sejenisnya. Sudah, jangan terlalu mengganggu kakakmu untuk hal-hal begituan, yah!"      

Zivena mengerutkan bibirnya sambil berpikir. "Aku pikir aku sudah melakukan yang terbaik."      

"Iya." Andrea merengkuh tubuh sang putri bungsu ke dekapan. "Mama percaya Zizi pasti melakukan yang terbaik dan baik. Tapi ada kalanya kita tidak bisa main paksa mendobrak seseorang begitu saja untuk memasukkan opini kita ke dia."      

Zivena diam termenung. Kalau mengira dia tidak paham ucapan dan pilihan kosakata ibunya, itu salah. Di usia sekecil itu, Zivena sudah paham semua makna kosakata dan kata apapun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.