Devil's Fruit (21+)

Dianggap Turis Asing



Dianggap Turis Asing

0Fruit 847: Dianggap Turis Asing      1

Obrolan antara Jovano dan Ivy pun berlanjut dan setelah mereka selesai menghabiskan makanannya, si kakak mengajak adik perempuannya untuk pulang.      

Kemudian, keduanya berjalan bersama seperti tadi, Ivy menggamit lengan sang kakak lelakinya.      

"Ivy, kenapa Kak Jo nggak tau kamu ternyata pinter bikin desain?" Jovano bertanya sembari mereka berjalan menuju mobil Jovano terparkir.      

Lumayan jauh.      

Ivy tersenyum kecil dan menjawab, "Yah itu karena Kak Jo tidak terlalu fokus memperhatikan aku."      

Kening Jovano berkerut. "Eh? Tidak terlalu fokus memperhatikan kamu gimana? Kan kita sering pergi bareng. Kakak juga sering ke kamar kamu. Bagian mana dari Kak Jo yang gak terlalu fokus perhatian ke kamu?"      

Ivy mendongak ke Jovano di sampingnya. "Buktinya, Kak Jo tidak tau aku bisa menggambar desain."      

Jovano terkekeh mendengar jawaban sang adik. Ya, dia akui dia melewatkan mengenai hal tersebut. Dia hanya bersenang-senang saja dengan Ivy tanpa mengetahui adiknya suka melakukan apa dan hobi akan apa.      

"Eh, Ivy, Kak Jo kan punya toko online yang berkaitan ama anime dan cosplay. Kenapa kamu gak pernah minta tolong ke Kak Jo kalau kamu butuh suatu barang untuk hobi cosplay kamu?" Jovano agak heran juga mengenai itu. Dia memang memiliki toko online yang menjual beberapa peralatan dan aksesoris untuk cosplay.      

Ivy menggeleng sembari tersenyum. "Tidak, Kak. Aku tak mau merepotkan Kak Jo. Selama aku bisa mencari sendiri, aku akan cari."      

Sang kakak makin heran dan gemas. Bagaimana mungkin Ivy memiliki hobi cosplay tanpa bantuan manapun? Bocah itu melakukan semuanya sendiri? Mencari ini dan itu sendiri?      

"Pantas saja kamu sering belanja online, yah! Ehh, jangan-jangan kamu beli barang di toko online Kak Jo juga, nih? Hayo, ngaku deh!" Jovano menatap jahil ke adiknya.      

Ivy mengulum senyumnya dan menoleh dengan pandangan penuh misteri ke sang kakak. "Entahlah."      

"Eh, Ivy honey, kamu tuh harus kasi tau Kak Jo kalau kamu butuh sesuatu. Jangan apa-apa serba dipendam sendiri. Kak Jo nggak mau Ivy yang seperti itu." Jovano makin tak enak hati ketika memikirkan bisa saja sang adik menjadi pelanggan toko online dia.      

Tapi, jika memang Ivy merupakan pelanggan, tentu Jovano tau jika pesanan dikirim ke alamat rumahnya. Sedangkan selama ini, dia sepertinya tidak pernah mendapati adanya pesanan yang harus dikirim ke mansion mereka.     

Apakah Ivy memberikan alamat lain yang bisa dia ambil sewaktu-waktu? Bisa jadi, sih! Itu kadang sering dilakukan beberapa orang jika mereka tidak nyaman pesanan datang ke alamat rumah mereka karena mungkin ada banyak anggota keluarga.      

Jovano juga ingat sang adik pun sering bepergian sendiri ketika dia masih belum bisa pulang cepat. Ia sering mendengar keluhan dari ibunya mengenai itu.      

Yah, Andrea kadang mengeluh ke Jovano karena Ivy kerap pergi keluar sendirian memakai taksi online. Jika hendak diantar, Ivy hanya menjawab tidak mau secara ketus atau dingin. Karena Andrea tidak ingin terjadi sesuatu pada anaknya, yang bisa dia lakukan hanyalah menyuruh salah satu iblis sewaan dia untuk membuntuti Ivy dan menjaga gadis itu.      

Jovano pernah mendengar keluhan dari ibunya mengenai Ivy di luar rumah. Menurut Iblis yang membuntuti Ivy untuk melindunginya, si iblis pernah melaporkan bahwa Ivy beberapa kali membunuh orang yang berusaha mengganggu dia di jalan.      

Saat mendengar itu, Jovano sempat kaget dan bertanya lebih intens ke sang ibu apakah berita dari iblis suruhan Andrea benar-benar fakta.      

Iblis itu dihadirkan di hadapan Andrea dan Jovano beserta Dante juga dan menceritakan kronologi seluruhnya. Bahwa ketika Ivy diganggu oleh preman atau lelaki mesum di saat sedang berjalan sendirian di jalanan sepi, Ivy akan menggigit orang itu hingga pengganggunya mati.      

Jika sudah demikian, maka sang iblis yang akan ketiban pekerjaan sebagai orang yang "membereskan" pekerjaan Ivy. Iblis terpaksa memusnahkan orang tersebut agar mereka tidak berubah menjadi vampir. Itu akan lebih merepotkan lagi.      

Pantas saja akhir-akhir ini banyak diberitakan orang hilang. Dan mungkin saja itu ada campur tangan Ivy dalam hilangnya orang tersebut. Yah, jika yang hilang orang dewasa dan lelaki yang tampak bajingan, sih. Karena iblis suruhan Andrea mengatakan Ivy tidak pernah berbuat jahat ke orang yang tidak menggangu dia.      

Andrea sebagai ibu, tentu saja khawatir mengenai Ivy. Tapi ketika dia mengetahui bahwa orang-orang yang dibunuh Ivy adalah jenis bajingan di jalanan, maka Andrea hanya bisa membesarkan hatinya, mengatakan bahwa itu pantas mereka dapatkan karena berniat jahat pada gadis belasan yang masih kecil. "Itung-itung mengurangi populasi orang jahat di Tokyo!" Demikian seloroh Andrea sebagai pemenang hati dia sendiri.      

Meski begitu, bukan berarti mereka baik-baik saja apabila Ivy seenaknya membunuhi orang-orang hanya karena mereka mengganggu dia di jalan. Itu juga tidak bisa dibenarkan.      

Sedangkan bila Jovano ataupun Andrea menegur Ivy mengenai perbuatan dia di luar rumah hingga mengakibatkan kematian seseorang, maka Ivy justru akan heran dan bertanya-tanya kenapa mereka tau. Dan akan lebih membuat Ivy marah lagi jika dia akhirnya mengetahui jika selama ini dia kerap dibuntuti iblis suruhan ibunya.      

Andrea tidak ingin hubungan antara dia dan Ivy yang masih rapuh akan bertambah berantakan karena itu. Nyonya Cambion masih terus berusaha mendekatkan dirinya ke si putri sulung, agar mereka bisa saling berkomunikasi dengan baik. Walau sering kali Ivy menolak niat baik ibunya.     

Mereka patut bersyukur bahwa Ivy tidak bisa mencium aroma iblis, sehingga dia masih bisa terus dibuntuti. Dengan begitu, Andrea tidak perlu cemas bila Ivy pergi sendirian jika Jovano tak ada di rumah.      

Ketika Jovano dan Ivy telah menempuh setengah perjalanan jalan kaki mereka, di saat mereka sedang melewati gang kecil untuk mempersingkat waktu, tiba-tiba saja di ujung lorong sudah ada beberapa pemuda yang sepertinya berusia 20an akhir.      

Ketika Jovano hendak balik badan untuk kembali ke trotoar besar sebelumnya, ternyata di sana sudah ada beberapa pria lainnya yang menghadang. Astaga. Inikah yang kerap dialami sang adik jika dia sedang bepergian seorang diri? Dihadang dan dikerumuni beberapa lelaki dewasa begini?      

Tak heran jika Ivy mengambil tindakan ekstrim untuk melawan agar dirinya tetap selamat.     

"Halo. Sepertinya kalian butuh tour guide." Salah satu lelaki itu berbicara. Dia sepertinya sudah membuntuti Jovano dan Ivy sejak tadi dan mengira Jovano adalah turis asing yang kaya. Bagian kayanya memang sudah benar, tapi turis asing itu yang tidak benar.      

Asumsi Jovano bahwa dia dikira turis asing adalah bahwa pria yang dandanannya menyerupai preman itu menggunakan bahasa Inggris untuk berbicara pada Jovano. Menandakan dia mengira Jovano turis asing yang mudah diperas.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.