Devil's Fruit (21+)

Berbuntut Triple Kill (21+)



Berbuntut Triple Kill (21+)

2Fruit 852: Berbuntut Triple Kill (21+)      4

Andrea berpikir lagi sejenak. Kemudian berkata, "Aku kok malah kepikiran kepingin bikin sanggar, yah!"      

Dante menatap sang istri dengan tatapan kaget. "Apa, sayank?"      

"Sanggar. Aku kepingin bikin sanggar. Kamu tau sanggar?" Andrea balas tatapan sang Nephilim.      

"Umm ... Yah, yang pernah aku ketahui tentang sanggar sih ... Suatu tempat untuk bertemu dan berkumpulnya orang-orang yang satu minat dalam suatu jenis kesenian, betul tidak?" Dante hanya menyebutkan apa yang dia ketahui saja. "Seperti sanggar tari, sanggar drama, sanggar melukis. Begitu, kan?" Ia ingin memastikan pengetahuan dia ke istrinya.      

"Iya, sih. Sanggar emang suatu tempat berkumpul suatu kelompok atau komunitas untuk melakukan suatu kegiatan. Dan biasanya emang berkaitan dengan seni." Andrea mengangguk. "Nah, ideku tadi gimana menurut kamu?"      

"Hm, membangun sanggar?"      

"Iya."      

"Untuk Ivy?"      

"Yups!"      

"Sanggar seperti apa?"      

Andrea mengangkat bahunya secara perlahan dan berkata, "I don't know yet. Mungkin sanggar cosplay?"      

"Sanggar cosplay?" Dante mengerutkan keningnya.      

"Yeah. Siapa tau di Tokyo ini belum ada banyak sanggar khusus cosplay, ya kan?" Andrea segera menggunakan tenaga Mossa dia untuk mengambil ponselnya.      

Tepp!      

Ponsel pun sudah tertangkap oleh tangan sang Cambion dan dia segera membuka Gugel untuk mencari informasi mengenai keberadaan sanggar cosplay di wilayah mereka.      

"Bagaimana, sayank?" Tuan Nephilim bertanya setelah menunggu beberapa menit saat istrinya berselancar di dunia internet untuk mencari informasi.      

"Hm, di sini yang ada cuma studio cosplay di Akihabara." Andrea kerutkan keningnya. "Sepertinya bisa kalau kita buka di Roppongi atau mungkin di daerah Ginza."      

"Harus cari lokasi dulu, sayank." Dante berkata.      

"Tentu aja. Dan mungkin aku besok akan muter-muter dulu nyari lokasi. Kamu mau ikut?" Andrea menoleh ke suaminya.      

"Mana mungkin aku tidak mendampingi istriku ini, hm?" Dante tersenyum kecil dan mulai menciumi leher dan pundak sang istri.      

"Dante, aiihh ... Astaga, kita lagi ngomongin tentang rencana sanggar, Dan." Andrea jadi kikuk sendiri akan ulah sang Nephilim yang tangannya sudah merayap ke bagian dadanya, meremas dua benda favorit Tuan Nephilim.     

"Iya, aku tau. Dan itu sudah fixed, ya kan? Hm?" Kini Tuan Nephilim sudah beranjak naik di atas tubuh sang istri dan membawa dua tangan Andrea ke atas kepala sambil dia mulai mencari-cari keberadaan benda mungil di puncak dada montok istrinya.      

Begitu benda itu tergapai mulut nakalnya, maka si mungil nan gemuk itu segera disesap secara agresif.      

"Arrghh, Dan ..." Suaminya ini memang bagai iblis Incubus yang berhasrat tinggi. Apakah itu karena Dante sudah pernah menerima darah iblis dari ayahnya, King Zardakh? Makanya si Nephilim ini kini lebih "buas" dan gampang birahi melebihi sebelumnya?      

Entah Andrea harus mengutuk sang ayah yang telah memberikan darahnya ke Dante, atau ini harus dia syukuri karena selalu terpuaskan setiap Tuan Nephilim berhasil membuat dia menyemburkan banyak jus cinta.      

Dante pun memunculkan kloning dirinya. Itu karena dia akhirnya menyadari bahwa jika dia bersenggama menggunakan kloning yang turut bersama dia, maka kenikmatan seksual yang didapatkan juga berlipat ganda. Dia suka itu. Dan ia yakin Andrea juga menyukai hal tersebut.      

Kini satu kloning Dante sedang berada di Utara kepala Andrea, merundukkan diri agar bisa meremas dan menghisap pucuk dada sang istri.      

Sedangkan dia sendiri, Dante yang asli, berada di selatan Nyonya Cambion, membuka paha Andrea lebar-lebar untuk menghisap sebuah mutiara mungil yang sensitif setelah dia harus menyibak sebuah tabir terlebih dahulu dan membentangkan tabir itu agar sang mutiara terdeteksi oleh mata, berikut juga oleh mulut agresif dia.      

Andrea sibuk melenguh. Tadi dia sudah membuat array penghalang sehingga dia akan bisa mengerang dan menjerit sesuka hati tanpa khawatir akan terdengar makhluk lainnya.      

"Haahghhh! Dante! Arrghh!" Andrea memejamkan matanya, hendak mengunci konsentrasi dia akan rasa nikmat yang diberikan sang suami. Tangannya menggapai ke atas menyentuh batang perkasa milik sang Nephilim ketika tubuh kloning itu masih sibuk dengan dua gunung montok dia.      

Andrea kian menjerit ketika dua jari Dante diselipkan masuk ke sebuah liang hangat nan ketat sembari mutiara sensitif masih dimanjakan. Tangannya terus mengocok batang panas suaminya sambil dia terus mengerang keras. Pinggulnya terangkat secara otomatis sebagai respon terhadap perbuatan mulut dan tangan Tuan Nephilim.      

Setelah jeritan melengking Andrea yang pertama mengudara dan dibarengi meloncat keluar cipratan air bening nan lengket dia dari liang istimewa, Dante mereguk semua rasa di sana hingga si Cambion menggelinjang kegelian.      

"Arrghh!!!" Andrea berseru keras tatkala ada benda tumpul yang tegas masuk menghujam liang ketat dia secara tiba-tiba. Matanya terbelalak menatap ke selatan, dimana dirinya sudah menyatu dengan sang suami.      

Namun, Dante tidak berniat untuk membiarkan Andrea terlalu lama termangu dan dia lekas memacu batang pusaka dia secara cepat, mengakibatkan napas Andrea tersengal-sengal menjadi pendek-pendek sembari tubuh sang Cambion terlonjak-lonjak secara sensual.      

"Ahh! Ahhh! Dante! Argh! Aghh! Haaghh!"     

Ketika Andrea masih melenguh dan sibuk menebarkan erangan dia sebagai bukti dia menikmati permainan dari suaminya, tiba-tiba saja kloning Dante sudah menyumpalkan batang milik si kloning ke dalam mulut Andrea.      

Secara responsif, Andrea paham. Dan tangannya bersatu padu dengan mulutnya untuk ganti memanjakan pusaka arogan sang Nephilim.      

Dante ternyata ingin lebih menggila. Dia memunculkan lagi satu kloning dia yang segera naik dan mengangkangi dada Andrea agar bisa menjepitkan batang berurat besar itu di antara kedua gunung besar yang disatukan oleh tangan sang kloning kedua.      

Untuk mempermudah posisi mereka, Dante mengubah posisi sang istri menjadi berada di ujung bawah tempat tidur.      

Posisi itu menjadikan kepala sang Cambion bisa menjuntai ke bawah sementara tubuhnya masih berada di kasur dan terus dihujam keras-keras oleh pusaka lapar Dante, sedangkan dua gunung besar dia digunakan untuk menjepit tongkat jantan kloning kedua, dan kepala menjuntai Andrea menerima batang kebanggaan kloning pertama Dante yang berdiri di utara kepala Andrea.     

"Oorghh ... orrghh ... mmrrgghh ..." Mulut Andrea terus menerus bersuara sesuai dengan desakan batang besar yang menggunakan mulutnya sebagai pengganti liang ketat dia.      

"Orrghh! Andrea! Andrea sayank! Sayank ini sangat enak! Terlalu enak!" Dante juga tidak ragu-ragu untuk menguarkan apapun yang memang dia rasakan saat ini. Sensasi yang dia dapatkan sungguh di luar sangka.      

Sangat enak!      

Triple kill untuk kenikmatan dia. Beristrikan Andrea memang sungguh tidak mengecewakan dia. Mendapatkan kehidupan bergelimang nikmat bersama Andrea rasanya sepadan dengan ia merelakan mimpinya menjadi angel dilepas.      

Jika dia mengetahui bahwa Andrea senikmat ini, mungkin sejak awal dia bertemu Andrea, dia akan langsung merayu wanita ini ketimbang menguber untuk dibunuh. Betapa konyol dia dulu.     

Sementara di kamar Jovano dimana Ivy sudah meringkuk dalam pelukan kakaknya yang pulas, dia hanya bisa memutar mata begitu tau apa yang terjadi di kamar orang tuanya. Padahal tadi dia sedang asik menguping pembahasan mengenai sanggar, dan tiba-tiba situasi berubah menjadi penuh bara.      

Ivy pun pejamkan matanya mengikuti Jovano.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.