Devil's Fruit (21+)

Staf dan Pekerja Adora



Staf dan Pekerja Adora

4Fruit 860: Staf dan Pekerja Adora     
4

Akhirnya, Andrea berhasil mendapatkan toko tersebut. Wanita pemilik toko itu juga menerima banyak uang dari Andrea, dua kali lipat dari harga yang dia minta. Benar-benar bisa digunakan untuk berlibur dan tabungan di hari tua.      

Andrea juga berpesan pada wanita itu agar tidak memberitahu pada anak-anak si wanita berapa nominal uang secara tepatnya yang dia dapatkan dari Andrea.      

Setelah selesai mengurus mengenai toko yang berhasil berpindah tangan menjadi miliknya, Andrea pun membagi-bagikan jajanan tradisional yang dijual di toko itu ke Tropiza dan Schubert sebagai bingkisan jika mencapai pembelian jumlah tertentu.      

Tentu ini membuat pengunjung penasaran dan ingin mendapatkan kue-kue tradisional Jepang yang dikemas menarik oleh tim Andrea.      

Ada berbagai macam Wagashi (kue atau permen tradisional dari Jepang) yang bisa dibawa pulang pengunjung atau boleh juga dinikmati bersama secangkir teh sakura gratis di meja saat itu juga.      

Ada Namagashi, Daifuku, Dango, Dorayaki, Taiyaki, Maju, Yokan, Monaka, Amanatto, Higashi, Uiro, Yatsuhashi, permen Kompeito, Sakuramochi, Chinsuko, Beniimo tart, Sata Andagi, dan banyak lagi lainnya.      

Pengunjung Tropiza dan Schubert berebut ingin mendapatkan kue-kue tradisional tadi hingga rela memesan makanan sejumlah nominal tertentu agar bisa mencicipi kue itu.      

Andrea meringis ketika mengetahui fenomena tersebut dan berkata pada suaminya. "Dan, apakah kita harus juga berjualan kue tradisional, nih?"      

Dante mengerang lirih. "Awrgh, sayank. Bisa-bisa kau jadi penguasa Jepang."      

Sang Cambion menjulurkan lidahnya secara jenaka ke sang suami atas sindiran halus Tuan Nephilim.      

Sesudah adanya Adora kembar, maka orang-orang yang ditolak sebelumnya, mulai dihubungi lagi dan ditanya apakah masih berminat masuk ke Adora lagi.     

"Wah! Ternyata cepat juga adanya gedung baru! Tentu saja aku ikut!" Salah satu remaja berseru senang ketika dihubungi resepsionis Adora.      

Adora mulai beroperasi dan melatih para peserta. Semua peserta boleh datang setiap hari namun hanya dibatasi maksimal 2 jam untuk menggunakan fasilitas agar bisa bergantian dengan yang lain. Jika akan menggunakan lagi, maka harus antre lagi.      

Di Talent House Adora, terdapat staf sebanyak 34 orang dan 4 orang sebagai resepsionis. Serta ada 2 orang teknisi. Jadi, total ada 40 pekerja di sana.      

Para staf itu tersebar di 3 divisi utama.     

Di divisi cosplay ada 2 orang fotografer, 2 orang editor foto, 1 orang graphic designer, 4 orang make-up artist, 2 orang di costume engineer.     

Di divisi suara, ada 4 pelatih seiyuu, 1 orang voice and audio engineer, 2 orang pelatih artikulasi, 4 orang pelatih vokal, 1 record producer, dan 1 orang komposer.      

Dan di divisi dance, ada 7 pelatih dance, 1 costume designer, serta 2 mixing engineer.      

Pekerja sebanyak itu tergolong biasa bagi Andrea, karena sebagian besar adalah iblis, dia bisa membayar mereka menggunakan inti kristal dan buah energi roh. Tak ada iblis yang tidak antusias mendapatkan dua jenis benda tersebut.      

Buah energi roh dan inti kristal elemen lebih berharga dari pada uang di dunia iblis, Damh.      

Andrea hanya berpesan pada para pekerjanya yang iblis untuk menjaga sikap jika tidak ingin dimusnahkan dan terus dapat bayaran yang menggiurkan. Harus bekerja dengan rajin dan benar, tidak membuat masalah. Dan mereka semua menyanggupi.      

Banyak teman Jovano dan bocah Blanche lainnya yang masuk menjadi anggota Adora.      

Adora jika di pagi hari, banyak digunakan para anak kuliahan dan muda mudi yang belum mendapatkan pekerjaan tapi memiliki passion di salah satu divisi di Adora.      

Jika agak siang hingga sore, maka Adora banyak dijejali bocah sekolah.     

Setelah berjalan selama seminggu, Andrea memutuskan memajukan jam operasional Adora menjadi jam 9 hingga jam 8 malam.      

-0-0-0-0-      

Di malam harinya, Andrea berbicara dengan sang suami di bawah pohon sakura taman belakang. "Dan, mau gak kamu ngelakuin sesuatu buat aku?"      

"Apa itu, sayank?" Tuan Nephilim menoleh ke istrinya yang sedang menyeduh teh sakura.      

"Aku kan kepingin lebih banyak ada di Adora, sambil mendekat ke Ivy. Kamu pasti dukung usaha aku itu, ya kan?" Andrea selesai menyeduh teh dan menyodorkan ke Tuan Nephilim.      

Dante menerima cangkir dari tanah liat berisi teh sakura dan meneguk teh itu perlahan-lahan, menyesap sembari menikmati sensasi pahit manis dari teh. "Katakan saja, sayank."      

Si Cambion mengulum senyumnya terlebih dahulu sebelum akhirnya berkata, "Bisa gak kalo kamu sekarang pegang kantor properti aku?"      

Mata Dante melirik sang istri dan seruput pada air tehnya terhenti sejenak meski bibir masih ada di tepi cangkir. "Aku? Di kantor properti?" Lalu dia menurunkan cangkir itu. "Kau benar-benar tidak bisa membagi fokusmu untuk kantor properti kamu itu, yank?"      

Dengan wajah yang menunjukkan mimik berat hati, Andrea menggeleng. "Kamu kan tau sendiri, Dan. Selain Adora, aku juga harus mengawasi Tropiza. Kalo Schubert biar si babeh yang urus. Kadang aku juga musti ke Joglo Fiesta setiap seminggu sekali untuk ngecek. Aku gak ada waktu tersisa buat ngantor di kantor properti."      

Melihat sang istri menunjukkan wajah memelas, mana mungkin Dante tega mengabaikan keinginan Andrea? Meski Tuan Nephilim tidak memahami dunia properti dan sistem pekerjaannya, tapi dia akan belajar untuk mempelajari semuanya jika memang Andrea sudah tidak mampu menanganinya lagi.      

"Baiklah. Meski aku tak paham dunia properti, aku akan belajar mengenai itu." Begitulah ucapan dari Tuan Nephilim yang menimbulkan senyuman lebar ceria di wajah Andrea.      

"Ouwghh! Makaciiihhh, Dante! You are my best!" Andrea memeluk sang suami saking girangnya.      

Ketika itu juga, Dante mendekat ke wajah istrinya dan berbisik. "Tapi itu tidak murah, loh! Kau harus membayar banyak untuk itu, bocah."      

Seketika, pipi Andrea memerah karena ia paham makna ucapan suaminya. Apalagi memanggil dia dengan sebutan bocah, sebutan yang kerap dipakai Dante ketika dulu mereka terjebak di alam Feroz milik Pangeran Djanh.      

"Ecchi!" Andrea menampar lengan sang Nephilim.      

Dante menangkap tangan itu seraya berkata dengan suara berat dan dalam. "Not ecchi, but hentai ..."      

"Daaannn ..." erang Andrea ketika suaminya sudah langsung menyergap dia di tempat itu juga.      

Tuan Nephilim sudah mengamankan teritori terlebih dahulu sehingga tidak ada yang bisa melihat apa yang dia lakukan ke sang istri.      

Selubung penghalang tidak bisa memunculkan sosok dua orang itu, berikut juga dengan suaranya. Siapapun tak bisa melihat dan mendengar mereka berdua.      

Bahkan ketika Andrea terengah-engah mengerang keras ketika dirinya dihentak-hentak kuat oleh Tuan Nephilim, tak ada yang tau.      

Kecuali Zivena.      

Iya, gadis kecil itu memang unik. Seunik kekuatan yang dia miliki yang belum disadari oleh dua orang tuanya. Mungkin jika Dante dan Andrea tau bahwa putri bungsu mereka bisa melihat apa yang mereka lakukan meski ada selubung penghalang, mereka akan memilih melakukan itu di planet Mars saja.      

"Tsk! Biasa, deh, Mam dan Pap!" keluh Zivena di balkon kamarnya yang menghadap ke taman belakang. "Selalu saja mereka melakukan itu." Ia memutar bola matanya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.