Devil's Fruit (21+)

Pengamatan Pada Orang-Orang Berbakat



Pengamatan Pada Orang-Orang Berbakat

2Fruit 863: Pengamatan Pada Orang-Orang Berbakat     
1

Kini, Andrea memfokuskan tatapannya pada lelaki muda yang sedang belajar tari dari 80. Lelaki itu terlihat kuat dan bersemangat. Sangat enerjik. Dia sanggup melakukan gerakan apapun yang diminta oleh 80. Kepala 80 beberapa kali mengangguk-angguk puas dengan gerakan dance dari lelaki itu.      

Andrea langsung saja tau bahwa itu adalah Kaneki Ryuji, pemuda yang harus putus sekolah karena masalah biaya dan kini dia justru sudah tidak berminat meneruskan sekolah karena sudah mengalami dunia kerja yang menghasilkan uang.      

Ia sendiri sebagai orang yang juga putus sekolah, bisa memahami apa yang dirasakan oleh Kaneki Ryuji. Meski alasan Andrea putus sekolah lebih mirip dengan Amarita Rinko, tapi dia juga bisa merasakan yang dirasakan Kaneki Ryuji mengenai mampu menghasilkan uang meski putus sekolah.      

Oke, Andrea memang harus bersyukur bahwa dia memiliki ayah yang super kaya yang bisa menopang kehidupan dia begitu dia lepas dari sekolah dan melahirkan Jovano. Namun, bukan berarti Andrea tidak melakukan apapun untuk mempertahankan kekayaannya. Dia tetap harus berpikir dan berusaha agar semua bisnis dia berjalan dengan baik-baik saja.      

Ketika 80 melihat Andrea, lelaki tampan dan keren itu hanya mengangguk kecil ke Andrea sebagai tanda hormat pada pemilik tempat ini dan yang mempekerjakan dia. 80 bukanlah iblis anggota kerajaan Orbth milik King Zardakh. Dia iblis bebas yang hanya direkrut Andrea karena menyukai tawaran bayaran yang dijanjikan Andrea, uang sungguhan dan juga inti kristal serta buah energi roh.      

Andrea masuk dan berdiri diam di sudut belakang ruangan untuk mengamati Kaneki Ryuji berlatih. Dari segi power dan semangat, lelaki muda itu sangat berbakat dan pasti akan semakin hebat kemampuan tarinya.      

Ketika 80 menyuruh Kaneki Ryuji beristirahat sebentar, karena dia paham Andrea ingin mengobrol dengan Kaneki Ryuji, si pemuda pun mengangguk dan mereka menghentikan latihan.      

Seperti pada Amarita Rinko, Andrea juga menghampiri Kaneki Ryuji yang duduk diam di pinggir ruangan untuk mengelap semua peluh yang ada di kepala, leher, dan lengannya. Selain itu, sang Cambion juga menyodorkan sebotol air mineral tanpa merek ke Kaneki Ryuji.      

Awalnya, Kaneki Ryuji ragu menerimanya, namun 80 berkata: "Ambil saja, tak apa. Nyonya Andrea tidak mungkin meracunimu. Tak ada gunanya meracuni kau."     

Mendengar itu adalah Nyonya Andrea, Kaneki Ryuji segera mengubah sikapnya menjadi lebih sopan dan respek pada sang Cambion. Bagaimana mungkin dia tidak bersikap sopan jika yang di hadapan dia saat ini adalah pemilik Adora?      

"Maaf, saya baru kali ini berjumpa dengan Nyonya Andrea, ternyata Anda sangat cantik! Ha ha ha!" Kaneki Ryuji tanpa ragu memuji Andrea. Sementara itu 80 hanya memutar mata dan berkelebat keluar dari ruangan itu.      

Nyonya Cambion terkekeh santai dan mulai bertanya-tanya ke Kaneki Ryuji. "Maaf, yah. Bukannya aku kurang ajar ingin tau ini itunya kalian, tapi aku hanya ingin dekat dan mengenal kalian saja, karena program Adora ini kan tidak hanya sekedar berlatih saja tapi juga akan diusahakan untuk dipromosikan ke perusahaan besar lainnya yang berkaitan dengan skill kalian."     

Mata Kaneki Ryuji segera membuka lebar tanda dia takjub. "Jadi, kami benar-benar akan bisa disalurkan ke agensi-agensi besar nantinya?"      

Andrea mengangguk. "Tapi hanya yang berbakat bagus di antara yang lain saja, loh! Nanti akan ada seleksinya dan juga akan ada evaluasi dari para pelatih juga."     

"Wah! Semakin senang bergabung di sini! Tidak sia-sia!" Kaneki Ryuji terlihat senang mendengar akan adanya promosi ke agensi-agensi besar nantinya. "Aku pasti akan berusaha lebih keras lagi untuk itu!"     

"Bagus! Aku suka pemuda yang bersemangat seperti itu!" Andrea mengangguk puas. "Teruslah berusaha dan hasil baik pasti akan muncul."     

"Benar, Nyonya. Ini sangat menggembirakan dan membuat semangatku naik. Ini jauh lebih baik ketimbang yang itu." Kaneki Ryuji rupanya cukup terbuka.      

"Yang itu? Memangnya kamu pernah bergabung di sanggar tari lainnya?" tanya Andrea.      

"Pernah, Nyonya. Tapi meski aku sudah bergabung dua tahun lebih di sana, mereka tidak menjanjikan apapun dan kami hanya dibiarkan berlatih sendiri tanpa adanya pelatih profesional seperti di sini. Oleh karena itu, ketika ada promosi Adora, aku langsung banting setir ke sini, meski agak ribut sebentar dengan anggota di sana." Secara gamblang, Kaneki Ryuji menceritakan itu.      

"Oh ya? Aduh, aku jadi tak enak sendiri kalau begini. Adora jadi terkesan merebut punya orang lain." Raut Andrea tampak menyesal.      

"Tidak masalah, Nyonya." Kaneki Ryuji menyahut. "Di dunia sanggar, sudah biasa jika hinggap dari satu sanggar ke sanggar lain. Hanya, di sanggar aku yang sebelumnya, mereka sudah menjadikan aku seperti kakak pertama, ha ha ha!"     

"Ough! Kakak pertama, ha ha ha! Salam pada kakak pertama!" gurau Andrea dan ditimpali tawa renyah Kaneki Ryuji.      

Kemudian, Kaneki Ryuji mulai menceritakan kisahnya tanpa ditutup-tutupi. Andrea mendengarkan dan ia kagum akan semangat juang Kaneki Ryuji.      

"Semoga nanti kau akan sukses seperti yang kau impikan, Kaneki-san!" Andrea tersenyum.      

"Terima kasih, Nyonya. Semoga Adora juga semakin berkembang pesat dan bisa menjadi sebuah agensi besar yang berpengaruh di Jepang. Ha ha ha!" Kaneki Ryuji juga ganti mendoakan Adora.      

"Yah, semoga! Tapi aku tidak berani banyak berharap. Karena mendirikan agensi juga sangat tidak mudah. Aku ingin jalani Adora yang begini dulu, sebagai wadah untuk kalian berkreasi dan mengasah skill." Lalu Andrea menyuruh Kaneki Ryuji kembali berlatih, apalagi 80 sudah mulai masuk lagi ke ruangan.      

Sepeninggal Andrea, Kaneki Ryuji meminum dulu air mineral yang diberikan oleh Andrea. Reaksi dia sama seperti yang diperlihatkan Amarita Rinko. Takjub dan heran.      

Andrea pun menuju ke gedung satunya, gedung utama Adora. Pertama-tama, dia ke meja resepsionis dulu dan bertanya seperti biasa, ada berapa yang sudah datang di jam ini.      

"Ada sekitar 49 orang, Nyonya." Megumi, salah satu dari resepsionis menjawab.      

"Apakah ada yang bakatnya menonjol dari mereka?" tanya Andrea sambil melihat buku yang disodorkan oleh Megumi yang biasa dipanggil Gumi.      

"Ada, Ma'am." Resepsionis satunya, Vanya, menjawab. Ia pun segera memberi tanda pada para peserta jam itu yang dianggap lebih menonjol dalam bakat dibanding yang lainnya.      

Andrea memang sudah pernah berunding dengan para pelatih setelah Adora beroperasional selama sebulan lebih dan dia mendapatkan daftar para peserta Adora yang berbakat lebih baik dibandingkan lainnya di sana.      

Kini, dengan berbekal itu, Andrea bisa lebih fokus memperhatikan orang berbakat tersebut dan kali ini dia ingin berbincang-bincang dengan mereka satu demi satu yang ada saat ini.      

Ia sudah melangkah ke lantai demi lantai. Kebetulan yang ada di jam ini, yang masuk dalam daftar bakat menonjol ada di divisi suara. Nyonya Cambion pun melangkah dan berbincang dengan mereka satu demi satu.     

Saat ini ada 12 orang yang ditemui Andrea dan mereka semua memang berbakat dalam olah suara. 9 orang berbakat menyanyi dan 3 orang berbakat di bidang pengisian suara.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.