Devil's Fruit (21+)

Kedatangan Tamu Galak



Kedatangan Tamu Galak

1Fruit 864: Kedatangan Tamu Galak     
1

Sang Cambion sudah melangkah ke lantai demi lantai. Kebetulan yang ada di jam ini, yang masuk dalam daftar bakat menonjol ada di divisi suara. Nyonya Cambion pun melangkah dan berbincang dengan mereka satu demi satu.     

Saat ini ada 12 orang yang ditemui Andrea dan mereka semua memang berbakat dalam olah suara. 9 orang berbakat menyanyi dan 3 orang berbakat di bidang pengisian suara.     

Bahkan Andrea takjub hingga merinding ketika mendengarkan mereka bernyanyi. Bagaikan mereka adalah penyanyi profesional yang terbiasa menyanyi di berbagai acara.      

Andrea senang berbincang-bincang dengan para anak muda berprestasi dan mau mengasah skill-nya. Ia ingin bisa memberikan dukungan pada mereka semua.      

Setelah menjelang sore, Andrea selesai berkeliling di Adora. Ia pun mampir sebentar di kantor dia di lantai teratas Adora gedung utama. Biasanya, dia akan berada di sana sejenak untuk mencatat ini dan itu lalu akan memanggil beberapa pelatih untuk bertanya mengenai anak didik hari ini.      

Ketika dia sedang berada di ruangannya, tiba-tiba saja dia mendapatkan telepon dari resepsionis bahwa ada dua orang tamu yang ingin bertemu dengannya.      

"Oke, suruh saja tamunya naik ke ruanganku." Andrea menjawab Megumi dan ia tersenyum. Dia sudah mengetahui siapa si tamu tersebut.      

Dan saat pintu sudah diketuk dan dibuka oleh Megumi untuk mengantar kedua tamu tersebut, senyum Andrea semakin lebar melihat siapa yang datang.      

"Dasar Cambion burik! Bisa-bisanya kau sok sibuk sekarang, heh!" Sudah jelas itu adalah suara Revka. Dia datang bersama sang suami, Pangeran Djanh. Selain dua orang itu, mereka juga membawa bayi mereka, Romanov yang sudah berumur satu tahun.     

"Hi hi hi, Djanh, gini ini nih bini elu kalo lagi kangen gue, ngamuk-ngamuk kayak kucing beranak!" Andrea langsung bangkit dan memeluk Revka.      

"Gak usah peluk-peluk!"bentak Revka sok sengit dan mendorong tubuh Andrea. "Kau itu bau busuk tak terkira, lebih baik jauh-jauh saja daripada aku muntah!"     

Karena Andrea sudah paham karakter tsundere dari Revka, dia malah tertawa. "Lah, bau busuk tapi malah disamperin di sini. Kangen berat ke gue, ya kan ..." Ia malah menggoda Revka.      

"Tidak! Amit-amit kangen ama kamu, burik!" jerit Revka dengan muka sengit. "Aku ke sini hanya karena anakku yang minta untuk menanya ama kamu! Jangan seenaknya nuduh, yah! Kangen? Cih!" Ia segera duduk di sofa ruangan tersebut sambil memangku Romanov.      

Pangeran Djanh hanya bisa tersenyum saja melihat interaksi antara sang istri dan Andrea. Sebenarnya tidak menyangka juga apabila dua orang yang tadinya saling kontra, kini malah bagaikan sahabat meski dalam cara yang unik.      

Apalagi Revka. Dia suka mengikuti apapun yang dilakukan oleh Andrea, dia suka meniru apa yang dipakai Andrea, bahkan akan uring-uringan sendiri jika tidak berjumpa dengan Andrea selama beberapa hari. Tapi itu hanya diketahui Pangeran Djanh saja. Akan fatal akibatnya jika dia memberitahu sang Cambion. Bisa-bisa buwung beswar dia dipotong Revka bila dia berani menceritakan ke Andrea.      

"Ya udah, ya udah, sini kasi tau ke gue, apa yang mau anak lo tanya? Siapa? RomRom?" Andrea ikut duduk di sebelah Revka di sofa.      

"Jangan panggil dia RomRom!" seru Revka memprotes.      

"Iya, deh. Iya. NovNov ingin tanya apa?" Andrea malah tidak menggubris.      

"Bukan NovNov yang ingin tanya!" Revka melengking protes, tapi kemudian dia malah berhenti dan mengoreksi. "Sialan! Kenapa aku malah panggil anakku seperti itu! Cambion sialan! Kau memang virus brengsek!"     

Andrea tertawa terbahak-bahak.      

"Xavea yang menitip pertanyaan, Tuan Putri." Akhirnya Pangeran Djanh yang mengatakan daripada nanti satu jam isinya hanya keributan Andrea dan istrinya saja tanpa ke pokok masalah.      

"Ohh ... XaXa." Andrea mengangguk.      

Revka sudah ingin menjerit protes anak perempuan dia dipanggil seperti itu lagi oleh sang Cambion, namun suaminya sudah mendahului bicara, "Ya, Xavea ingin tau apakah Adora ini bisa dimasuki oleh anak berumur 7 tahun seperti dia."     

"Ouwh! XaXa sudah ingin masuk ke Adora?" Andrea takjub juga. "Apa hobi dia?"     

"Dia suka menyanyi dan menari, tapi dia lebih menonjol di hal menyanyi jika aku mengamati selama ini." Pangeran Djanh menjawab.      

"Ohh, kalo gitu, kapan dia bisa dibawa ke sini? Kalau menurut para pelatih di sini XaXa bisa diasah, pasti akan diperbolehkan, kok!" Andrea terlihat antusias.      

"Berarti Adora ini menerima segala usia?" tanya Revka.      

"Seharusnya sih minimal berumur 10 tahun, tapi kami tidak menolak bakat khusus di bawah umur 10 tahun. Semua juga atas pertimbangan para guru dan staf. Jika menurut mereka bocah itu layak di sini, maka akan diterima meski belum berumur 10 tahun." Andrea menjelaskan.     

"Bagaimana kalau aku datangkan anaknya sekarang?" tawar Pangeran Djanh.      

"No, no, jangan woi! Ha ha ha! Tadi kau kan datang cuma ama satu bocah, kalo sekarang langsung tiba-tiba ada dua bocah waktu keluar ruangan ini, bisa pada heboh para manusia!" Andrea mencegah, karena tau Pangeran Djanh hendak membawa Xavea secara magis. "Lagian, kenapa kagak bawa dari awal aja sih dia ke sini?"     

"Saat ini dia sedang les piano di rumah, tidak bisa ditinggalkan karena dia juga sangat suka piano." Pangeran Djanh memberikan alasan.      

"Ya udah, kalo gitu, coba aja besok dia kalian ajak ke sini. Kalian bisa kasi tau gue jam berapa kalian siap, ntar gue tungguin di sini." Andrea berkata.      

Sepasang suami istri di situ pun mengangguk setuju atas rencana Andrea. Kemudian, mereka saling mengobrol dulu. Dari obrolan tersebut, Andrea bisa memetik asumsi bahwa Revka kesal karena Andrea mendirikan Adora yang dianggap keren. Yah, meski Revka tidak mungkin sudi mengakui itu, sih!      

"Hei, kalian kenapa kagak bikin agensi aja, deh!" Andrea tiba-tiba mencetuskan ide pada Revka dan Pangeran Djanh.      

Dua tamu sang Cambion pun melongo bersama.      

"A-agensi?" Revka sampai tak tau kenapa Andrea bisa berkata demikian pada mereka.      

"Iya!" Andrea mengangguk dan menuturkan idenya lebih jelas. "Jadi, kalian bisa bikin semacam agensi atau perusahaan semacam Production House gitulah! Yah, kayak perusahaan yang menampung bakat-bakat baru untuk dijadikan orang dengan profesi yang lebih profesional."     

"Ini ... seperti agensi besar di Korea yang bisa menghasilkan sebuah grup band idol, gitu?" Revka mengira-ngira.      

"Iya! Semacam itu! Bahkan gue berharapnya sih kalian bikin stasiun televisi juga, jadi kan ntar anak-anak Adora gue bisa gue masukin ke agensi kalian lalu bisa kalian bikin boom terkenal melalui televisi kalian." Andrea tidak menutupi motif dia.      

"Sialan! Kau sama saja memanfaatkan kami, burik!" rutuk Revka.      

"Lah, ini kan win win solution! Memanfaatkan apa? Kalian apa gak tau gimana tajirnya pemilik agensi gede idol di Korea saat ini? Itu duit semua itu! Cuan, woi!" Andrea membujuk.      

"Sepertinya ide Putri Andrea bagus juga, kitty honey." Pangeran Djanh menoleh ke istrinya.      

"Tuh, kitty honey, dengerin lakik elu!" imbuh Andrea.      

"Jangan seenaknya manggil aku kitty honey!" jerit Revka.      

"Ha ha ha, iya, iya, kitty mak lampir, deh!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.