Devil's Fruit (21+)

Zivena Ikut Cosplay



Zivena Ikut Cosplay

3Fruit 872: Zivena Ikut Cosplay     3

Setelah pergelangan tangan bocah itu sembuh cepat, Andrea lekas menggunakan tenaga pikiran dia untuk menghapus semua memori bocah itu dan kawan-kawannya agar lupa apa yang terjadi, lalu membuka array penghalang, membiarkan mereka pergi.      

"Ayo kita ke bus, semua udah nunggu di sana." Andrea berjalan di depan. "Astaga, kalian ini. Jo, harusnya tadi kau langsung menahan GavGav melukai bocah tadi." Dia menegur putra sulungnya sambil mereka berjalan ke arah bus yang sudah menunggu di halaman depan gedung.     

"Sori, Mom, aku memang telat tadi. Tapi aku buruan nahan Gavin waktu dia mau hajar lebih parah, kok! Malah tadi kan teman-teman si bocah itu udah mo ngeroyok Gavin. Walau aku yakin, sih, Gavin bakalan menang telak walau dikeroyok mereka." Jovano menyahut.      

Sudah pasti mengenai itu. Jangan remehkan penampilan Gavin yang terlihat seperti bocah SMP pada biasanya. Namun, bocah itu sudah pernah turut bertempur di Alam Schnee, di Kutub Selatan, bahkan secara gerilya di Rumania. Jam terbang pertarungan Gavin sudah jauh lebih tinggi dibandingkan anak biasa di Jepang.      

"Aku gak akan takut meski mereka semua maju, Kak!" Gavin masih kesal. Dia paling tidak suka jika ada orang yang memaksa ingin dekat-dekat dengan Ivy dan jadi mengganggu kenyamanan Ivy dan juga Gavin.      

"Iya, iya, Aunty gak akan ragu ama kekuatan kamu, GavGav," ujar Andrea. "Tapi, kamu juga harus ingat, kita ini hidup di mana? Di alam mana? Jangan asal hantam siapapun yang tidak kita suka. Kita ini meski kuat, tapi kita minoritas di sini, GavGav, kamu harus sadar itu. Kamu juga, Ivy darling. Camkan kata-kata Mama barusan." Ia melirik sang putri sulung yang berjalan di sebelahnya.      

Setelah mereka mencapai bus, maka semua rombongan Adora pun keluar dari area gedung tersebut dan kembali ke gedung utama Adora, lalu kedua bus pergi dan akan datang esok hari lagi untuk acara hari terakhir festival cosplay anime di Ikebukuro.      

"Oke, sekarang, kalian hapus make up dan pulanglah. Foto dan rekaman video akan diperlihatkan besok atau lusa." Andrea memberi perintah ke semua anggota cosplayer Adora.      

Keseratus bocah itu pun patuh dan mulai masuk ke beberapa ruang rias untuk menghapus make up mereka. Ada yang merasa sayang karena make up masih terlihat bagus dan tidak ingin menghapusnya. Ada pula yang sudah luntur karena kulitnya jenis berminyak.      

Namun, yang pasti, semua kostum harus dilepas dan dikumpulkan untuk dicuci.      

.     

.     

Di mansion, Andrea bercerita pada orang-orang yang ada di ruang tengah mengenai acara hari ini, termasuk insiden Gavin.      

"Wah, Gav, lain kali kau harus lebih bisa menahan emosi, Nak." Kenzo sebagai ayah langsung menasehati putra sulungnya. Dia jadi tak enak hati karena anaknya sudah merepotkan putri junjungannya.      

Gavin terdiam dan berlagak asik dengan tangannya.      

"Gavin harus belajar kendalikan diri lagi, yah sayank ..." Shelly sang ibu lebih lembut dan mengelus rambut sang anak. Si putra pun mengangguk sambil masih tertunduk.      

Meski mereka semua seakan menyalahkan Gavin, namun dia menerimanya meski sebenarnya dia tidak salah sepenuhnya. Sore itu ketika acara sudah dinyatakan selesai dan banyak peserta yang beranjak pulang, Ivy ngotot masih ingin jalan-jalan di taman belakang. Gavin sudah membujuk Ivy untuk kembali ke bus, namun Ivy menolak tegas dan masih ingin berjalan-jalan sambil ber-swafoto.     

Dan tingkah Ivy itu pun menarik perhatian sekelompok remaja pria yang ada di taman belakang itu dan mulai mendekati Ivy dan menggodanya. Itulah asal mula kejadiannya. Meski begitu, Gavin tidak membuka bahwa semua itu berawal dari keras kepala Ivy yang masih ingin berfoto-foto di taman belakang.      

Mana mungkin mister bucin cilik rela pujaannya disalahkan nantinya? Ia rela menjadi terdakwa asalkan sang pujaan aman.      

-0-0-0-0-     

Esok harinya, keadaan di gedung utama Adora, terutama di lantai tempat divisi cosplay berada, mulai riuh dipenuhi oleh bocah-bocah yang sedang didandani oleh para make up artist yang disediakan Adora.      

Kali ini pun Zivena ngotot ingin ikut cosplay. "Aku ingin cosplay jadi malaikat kecil!" seru bocah cilik itu.      

"Memangnya ada yah tokoh malaikat kecil di anime?" tanya Andrea kebingungan.     

Jovano yang berada di sana dan berdiri di sebelah ibunya pun menjawab, "Ada, Mom!"     

"Apaan, tuh? Karakter apa? Coba sini Mama liat gambarnya." Andrea menoleh penuh rasa lega ke Jovano. Bocah itu penyuka anime sejak kecil, maka pasti jika Jovano mengatakan ada, pasti benar-benar ada.     

"Ini, Mom, dari anime Shingeki no Bahamut. Nama tokohnya Mugaro. Dia itu malaikat kecil, unyu persis kayak Zizi. Apalagi waktu Mugaro masih kanak-kanak, mirip ama Zizi, nih!" Jovano memperlihatkan gambar tokoh Mugaro yang masih kecil, berambut pirang dan memiliki sayap kecil di punggungnya.      

"Wuaahh! Unyu banget mirip Zizi!" seru Andrea.      

"Mana? Mana? Aku mau liat!" Zivena berseru antusias ketika dikatakan ada tokoh di anime yang mirip dia dan menggemaskan.      

Andrea memperlihatkan gambar Mugaro di ponsel Jovano ke Zivena. "Nih, mirip Zizi, kan?"     

"Ungh ..." Wajah Zivena terlihat berbinar senang. "Tapi bentuk rambutku tidak mirip dia, Mam." Si bocah agak kecewa.      

"Jangan remehkan Mama, sayank ..." Andrea kedipkan satu mata, lalu setelah membawa Zivena ke sebuah sudut, ia segera menyulap penampilan sang anak menjadi sangat mirip dengan Mugaro versi malaikat kecil. "Nah, bagaimana?"     

Jovano yang melihat perubahan Zivena hanya bisa terkekeh, tidak bisa memungkiri bahwa magis milik ibunya memang hebat. Ia pun acungkan dua ibu jarinya ke Zivena yang terbahak senang sambil berputar-putar karena dia tidak perlu menyembunyikan sayap mungil dia kepada publik.      

"Tidak akan ada yang tau kalau sayap ini asli, he he ..." Andrea terkekeh sambil mengelus sayap putih bersih sang putri bungsu. "Jo, apa kau akan ikut juga nanti?"     

Jovano menggeleng. "Sepertinya tidak, Mom. Aku tidak ikutan cosplay."     

"Kalo ikut bantu-bantu rekam dan dokumentasiin mereka di sana, gimana?" pinta sang ibu.      

"Hmm ... oke, deh. Mumpung klub memanahku sedang libur." Jovano mengangguk.      

Membutuhkan waktu dua jam agar semua anggota divisi cosplay Adora yang kebagian ikut hari ini bisa menyelesaikan semua dandanan mereka dari make up hingga kostum. Dua bus juga sudah datang semenjak setengah jam lalu.      

Andrea dan Myren segera mengatur bocah-bocah yang sudah siap agar mulai didata dan disuruh masuk ke dalam bus.      

"Wah! Zizi ikut juga, yah!" Salah satu peserta cosplay berseru ramah ketika melihat Zivena naik ke dalam bus juga.      

"Iya, Kak. Aku juga ingin memiliki pengalaman dalam acara cosplay." Zivena menjawab dengan suara imutnya.      

"Zizi, sayapmu cantik sekali!" Bocah perempuan lainnya hendak menyentuh sayap Zivena, tapi bocah itu melarang.      

"Eits! Jangan dipegang, ya Kak, nanti rusak, Mam bisa marah ke Zizi," elak Zivena agar sayap aslinya tidak dipegang siapapun.      

"Hi hi, oke." Gadis remaja tadi pun acungkan jempol dan masuk duluan ke dalam bus dan duduk dengan teman-temannya yang lain.      

"Fyuh! Syukurlah ..." Zivena menghela napas lega.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.